2,3 Persen Anak-Anak Surabaya Terkena Diabetes Melitus, Orang Tua Diminta Perhatikan Pola Makan

Nanik menjelaskan, penyebab diabetes pada anak dikarenakan pola makan yang tidak sehat atau sering mengkonsumsi makanan siap saji, malas beraktivitas, dan faktor genetik. Yakni keturunan dari orang tua yang mengidap diabetes.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 16 Feb 2023, 06:04 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut sebanyak 184 atau 2,3 persen anak-anak berusia 15-18 tahun di Surabaya terkena diabetes melitus (DM).

"Pada tahun sebelumnya 2021 sebanyak 176 atau 2,2 persen anak-anak terkena diabetes. Sedangkan pada Januari 2023 ini terdapat 4 kasus diabetes pada anak," kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina, Rabu (15/2/2023), dikutip dari Antara.

Menurut dia, hal ini dikarenakan adanya peningkatan skrining kesehatan pada populasi anak, sehingga masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya dan secepatnya bisa diketahui lebih awal adanya diabetes di usia anak.

Nanik menjelaskan, penyebab diabetes pada anak dikarenakan pola makan yang tidak sehat atau sering mengkonsumsi makanan siap saji, malas beraktivitas, dan faktor genetik. Yakni keturunan dari orang tua yang mengidap diabetes.

"Tanda anak-anak yang terjangkit diabetes di antaranya adalah mudah kelelahan, berat badan turun, selalu merasa lapar atau haus, sering buang air kecil terutama malam hari, ada gangguan penglihatan, dan napas terasa berat," kata dia.

Oleh sebab itu, kata dia, Dinkes berupaya meningkatkan sosialisasi makanan seimbang, seperti perbanyak makan sayur dan buah, mengurangi minuman manis, bersoda dan makanan siap saji.

Selain itu, melakukan deteksi dini kepada anak, khususnya anak dengan riwayat genetik diabetes serta meningkatkan kapasitas petugas dengan pelatihan penanganan kasus diabetes pada anak.

"Kalau beli di luar ya makanannya sudah tidak lagi sehat dan higienis, serta kandungan-kandungannya tidak bisa dikontrol. Ini yang penting bagi orang tuanya, karena konsumsi (makanan) mereka itu jadi tanggung jawab orang tua juga," ujar dia.

Lebih lanjut, Nanik meminta para orang tua untuk memperhatikan pola makan anak-anaknya sebagai upaya pencegahan diabetes. Untuk itu, dia juga mengimbau orang tua yang memiliki riwayat diabetes untuk segera memeriksakan anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Menu seimbang sesuai dengan usianya, mengurangi makanan manis, dan diimbangi aktivitas fisik secara teratur," kata dia.


Pola Makan

(c) Shutterstock

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga mengingatkan kepada para orang tua agar mengawasi pola makanan anak-anaknya guna mencegah terkena penyakit diabetes pada anak. Salah satunya, menghindari konsumsi makanan cepat saji atau junk food secara berlebihan.

Untuk itu, Cak Eri meminta orang tua agar anak-anaknya tidak jajan di luar sekolah, melainkan harus di kantin sekolah. Hal itu dikarenakan yang jual di kanton sekolah adalah UMKM atau warga Surabaya yang bergabung di UMKM binaan Pemkot Surabaya.

"Kalau beli di luar ya makanannya sudah tidak lagi sehat dan higienis, serta kandungan-kandungannya tidak bisa dikontrol. Ini yang penting bagi orang tuanya, karena konsumsi (makanan) mereka itu jadi tanggung jawab orang tua juga," ujar dia.

 

Infografis Sejarah Lato-Lato dan Larangan di Beberapa Negara. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya