Istri Presiden Turki Erdogan Minum Tolak Angin, Bos Sido Muncul Berbagi Kisahnya

Direktur PT Industri dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat mendapatkan cerita kalau Istri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga pernah minum Tolak Angin.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Feb 2023, 06:22 WIB
Produk Sido Muncul telah hadir di luar negeri. Untuk memasarkan hingga ke luar negeri butuh waktu dan kepercayaan. (Foto: Arthur Gideon/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat mengungkapkan, Emine Erdogan, istri Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, minum produk Tolak Angin.

Irwan mengaku, pihaknya terkejut saat ada salah satu warga Indonesia yang menceritakan Istri Presiden Turki pun mengonsumsi Tolak Angin. 

Menurut ia, cerita tersebut datang saat dirinya hendak menemui Wakil Duta Besar Turki Omer Orhun Celikkol saat memberi bantuan gempa bumi di Turki

"Barusan saya pergi menyumbang di Turki, ke Kedutaan Besar Turki. Saya tadi ditemui sama Omer wakil duta besar Turki untuk Indonesia. Dia juga tidak ngerti SIDO. Lalu saya kasih produk kami. Terus dia bilang “loh saya minumnya ini"," ujar dia.

Di sisi lain, Irwan mengaku, tidaklah mudah menjual produk Sido Muncul di luar negeri.

"Nah menjual jamu di negeri orang itu tidak gampang. Kalau jual komoditas minyak itu gampang," kata dia.

Selain itu, regulasinya pun terbilang tidak gampang karena produk yang dijual mayoritas obat herbal.

"Yang dijual ini bukan komoditi seperti minyak dan kelapa sawit. Ini yang dijual obat herbal dan kebanyakan obat herbal itu tidak gampang di jual di luar negeri, karena regulasinya tidak gampang," ujar dia.

Meski demikian, Irwan menjelaskan, penjualan yang baik itu butuh waktu dan juga kepercayaan.

"Kalau penjualan yang baik itu butuh waktu butuh kepercayaan, dan kepercayaan itu butuh waktu dan di luar negeri itu tetap penjualan baik," kata dia.


Kinerja Keuangan 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2022. Sepanjang periode tersebut baik pendapatan maupun laba bersih perseroan mengalami penurunan.

Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (10/2/2023), pendapatan tercatat sebesar Rp 3,86 triliun, turun 3,87 persen dibandingkan pendapatan 2021 sebesar Rp 4,02 triliun.

Sementara dari sisi beban pokok pendapatan tidak mengalami banyak perubahan yakni menjadi Rp 1,7 triliun pada 2022 dari Rp 1,73 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan memperoleh laba bruto Rp 2,16 triliun, turun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.

Hingga Desember 2022, perseroan menciptakan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 565,06 miliar atau naik 1,55 persen yoy, beban umum dan administrasi naik 31,43 persen yoy menjadi Rp 222,85 miliar, dan beban lain-lain turun 99,71 persen yoy menjadi hanya Rp 14 juta. Bersamaan dengan itu, pendapatan lain-lain turun 14,77 persen yoy menjadi Rp 18,38 miliar pada Desember 2022.

 

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Dari rincian tersebut, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 1,39 triliun, turun 11,65 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triliun.

Pada periode yang sama, penghasilan keuangan turun 26,3 persen menjadi Rp 27,57 miliar. Sementara biaya keuangan turun 9,51 persen menjadi Rp 780 juta. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,1 triliun, turun 12,39 persen dibandingkan laba tahun berjalan 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.

Dari sisi aset Sido Muncul hingga Desember 2022 naik tipis menjadi Rp 4,08 triliun dari Rp 1,07 triliun pada akhir 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,89 triliun. Liabilitas hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 575,97 miliar dari Rp 597,79 miliar pada Desember 2021.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 541,05 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 34,92 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 3,51 triliun dari Rp 3,47 triliun pada Desember 2021.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya