Liputan6.com, Jakarta Indonesia terpilih sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-23 Mei 2024 mendatang. Sebagai perkenalan menuju forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air ini, terlebih dahulu berlangsung Kick-Off Meeting pada 15-16 Februari 2023 di Jakarta Convention Center.
Kick-Off Meeting World Water Forum ke-10 dihadiri oleh lebih dari 1.400 peserta dari berbagai pemangku kepentingan di bidang pengelolaan air. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum (WWF) mendatang, diharapkan semakin membuka peluang kerja sama di bidang pengelolaan sumber daya air di samping memberi dampak ekonomi bagi Indonesia.
Advertisement
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan agenda penting yang harus diprioritaskan dalam penyelenggaraan World Water Forum 2024. Yakni upaya konservasi air, ketersediaan air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam berupa banjir dan kekeringan.
“Agenda-agenda tersebut harus menjadi kerja bersama, partisipasi rakyat dan kerja sama dari berbagai pihak, dialog dan kemitraan antar negara yang dilakukan dalam semangat kebersamaan untuk kesejahteraan rakyat dunia,” terang Presiden Jokowi dalam sambutan melalui video.
Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon mengatakan permasalahan air sangat penting, karena air adalah satu-satunya elemen yang tidak bisa direproduksi oleh manusia. Untuk itu, ia mengajak semua politikus dan petinggi-petinggi di pemerintahan untuk berhenti mengabaikan pentingnya pengelolaan air.
"Untuk level tinggi di organisasi internasional dan pemerintahan, kita ingin mereka menempatkan air sebagai agenda utama. Karena selama ini kami merasa air tidak menjadi agenda utama," kata Fauchon.
Bahan 6 Masalah Utama Sumber Air
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono selaku Wakil Ketua Komite Nasional Penyelenggaraan World Water Forum Ke-10 mengatakan World Water Forum merupakan platform sumber daya air terbesar yang diikuti oleh seluruh lapisan pemangku kepentingan bidang air untuk saling berbagi pengalaman dan inovasi untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan air global.
Melalui Kick-Off Meeting ini, ada enam masalah utama sumber daya air yang akan dibahas melalui proses politik, tematik, dan regional.
“Pada World Water Forum yang ke-10 ini, para pemangku kepentingan di semua tingkat harus memiliki inisiatif dan tanggung jawab untuk segera mengambil tindakan yang berani dan nyata. Kita membutuhkan perubahan sikap, kesadaran di semua tingkat, inisiatif, tanggung jawab, kolaborasi, solidaritas, dan financing yang semuanya mengarah ke tindakan yang nyata," katanya.
Menteri Basuki mengatakan keyword World Water Forum Ke-10 ini yaitu water is politic. Atensi pemerintah terhadap masalah air di setiap negara sangat penting untuk dapat mengatasi semua permasalahan terkait air saat ini, seperti kelangkaan air dan water-related disaster.
"Stop ignoring water. Jangan abaikan persoalan air ini. Sekarang di Eropa juga kesulitan air karena climate change dan mereka tidak punya reservoir. Itu karena politik, mereka punya ahlinya tapi tidak mereka kerjakan. Sedangkan di Indonesia sini, dalam 10 tahun, kita sudah membangun 61 bendungan," kata Menteri Basuki.
Turut hadir Menteri Air dan Sanitasi Senegal Serigne Mbaye Thiam, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Bali I Wayan Koster, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan para Dewan Gubernur World Water Council.
World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut . World Water Forum ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 nanti mengusung tema “Water for Shared Prosperity”. Dengan membawa harapan bahwa World Water Forum menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global.
Pemerintah menargetkan kehadiran kepala negara, menteri, 10.000 delegasi dan 30.000 peserta (termasuk partisipan, pengunjung pameran tentang air dan UMKM) dari 172 negara yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah, parlemen, swasta, akademisi, praktisi, asosiasi, dan masyarakat pada lingkup nasional dan internasional.
(*)
Advertisement