Liputan6.com, Jakarta - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar hari ini di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Agenda utamanya memilih ketua umum dan wakil ketua umum, serta anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2023-2027.
Advertisement
KLB PSSI diikuti 86 pemilik suara (voter). Jumlah ini lebih sedikit dibanding KLB PSSI 2023 pada Januari yang diikuti oleh 87 voter.
Adapun perbedaan jumlah itu lantaran salah satu voter yakni klub Liga 2 PSMS tidak masuk dalam daftar, diduga karena masalah dualisme kepemilikan.
Sementara untuk pemilihan, ada lima calon ketua umum, 16 calon wakil ketua umum dan 55 calon anggota Exco 2023-2027 yang terlibat dalam persaingan memperebutkan kursi.
Yang menarik pertarungan tersebut melibatkan tiga pejabat negara aktif, yakni yakni Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mattalitti.
Erick Thohir dan LaNyalla Mattalitti merupakan calon ketua umum PSSI 2023-2027 bersama dua nama lain yaitu Arif Wicaksono dan Doni Setiabudi.
Sementara Menpora Zainudin Amali berstatus sebagai calon wakil ketua umum PSSI 2023-2027. Dia berkompetisi dengan 14 nama lain, termasuk Sekretaris Jenderal PSSI periode 2017-2020 Ratu Tisha Destria, untuk mengisi dua posisi wakil ketua umum PSSI.
Kemudian, untuk jabatan anggota Exco 2023-2027, tercatat ada 54 calon. Mereka berupaya untuk mendapatkan salah satu dari 12 posisi anggota Exco PSSI.
Total ada 73 nama yang memburu suara di KLB. Jumlah tersebut sejatinya berkurang dari sebelumnya 76 orang. Fary Djemy Francis mengundurkan diri di detik-detik terakhir KLB.
Terkait pemilihan, Ketua Komite Pemilihan (KP) PSSI Amir Burhannudin menyatakan bahwa prosesnya akan menggunakan sistem pemungutan suara secara terpisah. Artinya pemilihan ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Exco PSSI 2023-2027 dilakukan sendiri-sendiri.
Untuk menentukan pemenang, Amir Burhannudin menyebut bahwa calon harus dapat mengantongi suara dengan ketentuan 50 persen plus satu.
PR Ketum PSSI yang Baru
Terlepas dari siapa yang bakal terpilih sebagai Ketua Umum PSSI yang baru, yang pasti masa depan sepak bola Indonesia ada di tangannya. Sejumlah pekerjaan rumah menanti untuk dicarikan solusinya. Bisa dibilang, ketua umum PSSI yang baru haruslah berjiwa setengah dewa. Artinya, bukan orang kaleng-kaleng, lantaran harus mampu mengurai benang kusut katut marut persepakbolaan di tanah air.
Erwin Fitriansyah, pengamat sepak bola tanah air dan komentator bola kepada Liputan6.com, Kamis (16/2/2023) mengatakan, ada dua hal penting dan sangat urgent yang harus segera dibenahi ketua PSSI yang baru terpilih, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah memperbaiki prestasi timnas senior.
"Bikin kompetisi yang teratur," kata Erwin.
Kompetisi yang teratur artinya berjenjang dari segala usia, dan teratur waktu pelaksanaannya. Kompetisi yang teratur tentu akan melahirkan pemain-pemain berkualitas. Pemain inilah yang nantinya menjadi punggawa timnas membawa garuda di dada di kancah internasional. Bintang-bintang sepak bola dunia lahir dari tradisi kompetisi yang teratur.
"Kompetisi yang teratur mencakup juga semua perangkat pendukung, seperti wasit yang berkualitas, teknologi VAR, hingga infrastruktur stadion yang memadai," kata Erwin.
Infrastruktur teknologi VAR di persepakbolaan di Indonesia menjadi langkah awal juga dalam pemberantasan mafia bola. Sementara infrastruktur stadion yang mumpuni tentu akan mempengaruhi pola dan perilaku penonton dan suporter ke arah yang lebih baik.
Erwin mengatakan, siapa pun yang menjadi ketua umum PSSI yang baru, harus membenahi persoalan jangka panjang masalah persepakbolaan di tanah air, yaitu belum rapinya pembinaan usia muda.
"Jangka panjangnya rapikan pembinaan usia muda dan kompetisinya," katanya.
Itulah sederet PR untuk ketua umum PSSI yang baru. Terdengar simpel, tapi bukan berarti semudah membalikan telapak tangan. Perlu kerja ekstra dan bebas dari berbagai kepentingan, apalagi kepentingan politik. Sebab yang diharapkan penonton sepakbola tanah air hanya satu: Indonesia juara!
Advertisement