Liputan6.com, Pyongyang - Korea Selatanpada Rabu (15/2/2023), mengungkapkan dugaan bahwa krisis pangan Korea Utara memburuk. Penilaian itu muncul setelah sebuah surat kabar melaporkan, Korea Utara telah memangkas jatah makan tentaranya untuk pertama kali dalam lebih dari dua dekade.
Hal lainnya yang memperkuat dugaan tersebut adalah laporan kantor berita Korea Utara tentang rencana pertemuan mendesak dalam bulan ini untuk membahas isu pertanian. Kementerian Unifikasi Korea Selatan menilai, Pyongyang secara tidak langsung telah mengakui kekurangan pangan yang serius.
Advertisement
"Situasi pangan Korea Utara tampaknya memburuk," kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (16/2/2023).
Korea Utara selama beberapa dekade terakhir mengalami krisis pangan yang serius, termasuk kelaparan pada 1990-an, yang seringkali merupakan akibat dari bencana alam seperti banjir.
Negara yang terisolasi itu berada di bawah sanksi internasional yang ketat atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya. Dan kondisi tersebut diperparah oleh pandemi COVID-19, yang memicu kebijakan lockdown oleh Korea Utara.
Surat kabar DongA Ilbo pada Rabu melaporkan bahwa Korea Utara telah mengurangi jatah makanan harian untuk tentaranya untuk pertama kalinya sejak tahun 2000. Laporan tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat senior Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, pihaknya belum dapat mengonfirmasi rincian laporan media, namun masih terus memantau situasi.
Di Bawah Batas Minimum
Kantor berita negara Korea Utara, KCNA, melaporkan pada 6 Februari bahwa Partai Buruh Korea mengadakan pertemuan Komite Sentral pada akhir Februari dalam rangka tugas yang sangat penting dan mendesak untuk menetapkan strategi yang tepat dalam pengembangan pertanian.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebutkan, jarang Korea Utara mengadakan pertemuan khusus semacam itu.
Bulan lalu, kelompok pemantau 38 North yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan, "Ketersediaan pangan Korea Utara kemungkinan telah turun di bawah batas minimum sehubungan dengan kebutuhan manusia, dengan kerawanan pangan yang paling buruk sejak kelaparan tahun 1990-an".
Advertisement
Korut Minta Bantuan WFP
Sementara itu, Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young Se mengatakan, laporan media Korea Utara baru-baru ini tentang putri Kim Jong Un yang muncul di acara negara kemungkinan ditujukan untuk mempererat persatuan dan memperkuat kesetiaan kepada keluarga penguasa di tengah kesengsaraan kemanusiaan yang semakin mendalam.
"Situasi pangan Korea Utara tampaknya tidak terlalu baik," kata Kwon kepada parlemen. "Kami melihat sejumlah tanda... meskipun sepertinya belum ada orang yang mati kelaparan."
Kwon juga mengatakan, Korea Utara telah meminta bantuan badan pangan PBB, Program Pangan Dunia (WFP), tetapi pembicaraan tidak mengalami kemajuan karena perbedaan soal pemantauan bantuan apapun.