Liputan6.com, Jakarta Sebuah rumah yang pernah ditempati oleh Proklamator Indonesia Sukarno alias Bung Karno selama beberapa bulan di tahun 1942 di Padang, Sumatera Barat, dirobohkan. Hal ini menuai kritik.
Budayawan Sumatera Barat, Edy Utama mengatakan, tempat tersebut sudah menjadi cagar budaya.
Advertisement
"Di Kota Padang, Sumatera Barat, kediaman Sukarno dengan segala sejarah yang pernah melingkupinya, malah dibiarkan runtuh. Salah satu magnet wisata itu kini dibiarkan tak berbekas," kata dia dalam keterangannya, Kamis (16/2/2023).
Menurut Edy ini sebuah tragedi. Pasalnya, rumah singgah Bung Karno itu bisa menjadi daya tarik wisatawan. Terlebih bagi para Soekarnoisme.
Selain itu, itu rumah simbol bahwa persatuan, lantaran sosok Bung Karno kala itu, diterima dengan baik oleh masyarakat Minang.
"Ini sebuah tragedi bagi sebuah daerah yang telah mencanangkan tahun kunjungan wisatawan," jelas Edy.
"Tentunya, mereka (Soekarnoisme) adalah pasar potensial kita dalam konteks industri pariwisata. Sayang, salah satu magnetnya dibuang begitu saja di Sumatera Barat," sambungnya.
Dikecam DPR
Senada, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengecam keras pembongkaran rumah tersebut.
Politikus PDIP ini mengkritisi sikap Pemerintah Kota Padang, yang seolah membiarkan peristiwa pembongkaran rumah bersejarah itu terjadi.
"Saya mengecam akan aksi pembongkaran rumah sejarah Bung Karno dan saya juga mengkritisi sikap Pemerintah kota Padang yang tidak menjalankan tugasnya (pengawasan)," kata Putra.
Advertisement