Gempa Turki dan Suriah: Remaja Selamat Pasca Terjebak 248 Jam hingga Percobaan Penculikan Bayi

Korban tewas akibat gempa Turki 6 Februari 2023 telah melampaui 41.000 orang. Sementara itu, masa pencarian dan penyelamatan korban akan segera berakhir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Feb 2023, 20:10 WIB
Penduduk desa berusaha mengeluarkan bahan alas tidur mereka dari rumah yang runtuh di desa Buyuknacar di Kahramanmaras, Turki, Rabu, 15 Februari 2023. Sementara jumlah korban tewas hampir pasti akan meningkat lebih jauh lagi, banyak dari puluhan ribu korban selamat yang kehilangan tempat tinggal masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti mencari perlindungan dari hawa dingin yang menggigit. (AP Photo/Emrah Gurel)

Liputan6.com, Ankara - Seorang remaja perempuan usia 17 tahun bertahan hidup selama 248 jam di bawah reruntuhan di Provinsi Kahramanmaras pasca gempa Turki 6 Februari 2023. Dia diselamatkan pada Kamis (16/2/2023).

Sebelumnya, seorang wanita usia 40-an juga berhasil diselamatkan pada Rabu (15/2), setelah bertahan 222 jam di bawah puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa magnitudo 7,8. Namun, semakin hari harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat semakin memudar.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu mengatakan bahwa kebutuhan kesehatan bagi para penyintas gempa Turki dan Suriah sangat besar.

"Fase pencarian dan penyelamatan sekaran akan berakhir, tetapi bagi WHO, tugas menyelamatkan nyawa baru saja dimulai," kata Ghebreyesus seperti dikutip dari Gulf News.

Al Jazeera yang melansir data otoritas Turki menyebutkan, korban tewas akibat gempa dahsyat di negara itu menjadi 36.187 sekarang. Sementara itu, lebih dari 108.000 orang terluka.

Adapun pemerintah Suriah dan PBB menyatakan, terdapat lebih dari 5.800 kematian di Suriah.


Sejumlah Tim Penyelamat Asing Sudah Pulang

Beberapa anak-anak bermain di sebuah kamp pengungsi Suriah yang didirikan oleh lembaga bantuan Turki AFAD di distrik Islahiye, Gaziantep, Turki, Rabu (15/2/2023). Hingga kini, tim penyelamat terus berjuang melawan waktu untuk menyelamatkan korban yang masih tertimbun reruntuhan. (OZAN KOSE/AFP)

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, hampir 8.000 penyelamat dan pekerja bantuan dari 74 negara masih membantu tim Turki. Sekitar 4.200 personel lainnya dari 15 negara telah pulang.

Salah satu tim yang sudah kembali ke negaranya adalah tim penyelamat dari Yunani, yang beranggotakan 27 orang. Mereka menjalankan misi di Kota Adiyaman, salah satu yang terdampak parah.

Ketua tim penyelamat dari Yunani, Ioannis Papastathis, mengatakan kepada kantor berita Anadolu pada Rabu malam bahwa dia meninggalkan Turki dengan kenangan yang tak terlupakan.

"Di satu sisi ada cinta dan sambutan hangat dari masyarakat, di sisi lain ada penderitaan. Kehancuran itu sangat besar. Cuacanya dingin. Ini sangat memengaruhi saya," ujarnya.

Sebagai wujud terima kasih, kepergian mereka diiringi dengan riuh tepuk tangan di Bandara Internasional Istanbul.


Percobaan Penculikan Bayi

Seorang bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan akibat gempa bumi yang melanda Suriah dan Turki menerima perawatan di dalam inkubator di rumah sakit anak di kota Afrin, provinsi Aleppo, Suriah, Selasa (7/2/2023). Bayi yang masih terikat dengan tali pusar ibunya yang sudah meninggal itu ditemukan oleh salah seorang kerabatnya, Khalil al-Suwadi. (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Di tengah keprihatinan yang begitu mendalam pasca hantaman gempa dahsyat, ada saja pihak yang mencoba mengambil keuntungan.

Polisi Turki dilaporkan menahan seorang pria yang mencoba menculik bayi dari sebuah rumah sakit di Turki selatan.

Anadolu melaporkan pada Rabu, pelaku masuk ke rumah sakit dengan berpura-pura menjadi kepala polisi di Distrik Samandag, Provinsi Hatay. Staf rumah sakit segera menyadari kartu identitas polisi yang digunakan pelaku palsu dan memanggil polisi.

Ketika petugas menahan pria itu, mereka menemukan sejumlah kartu identitas polisi dan militer palsu, emas, uang lira Turki, dolar, dan euro dengan nilai total sekitar US$ 6.500 atau sekitar Rp98,2 juta.

Tidak ada menjelaskan lebih lanjut tentang sang bayi.

Rumor penculikan anak telah memicu keresahan lain di kalangan korban gempa Turki. Menteri Keluarga Turki Derya Yanik pada Senin (13/2) mengatakan, sedikitnya 1.362 anak terpisah dari keluarga mereka akibat gempa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya