Liputan6.com, Malang - Rencana penerapan jalur satu arah Kayutangan Heritage Malang memunculkan ancaman unjuk rasa menolak kebijakan itu. Selain itu, warga menilai selama ini landmark baru di kota itu tak memberi manfaat berarti bagi mereka.
Astufah, seorang warga RW 9 Kayutangan Malang, mengatakan tak setuju dengan rencana penerapan satu arah. Namun ia hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemkot tersebut dan berharap tak merugikan perekonomian warga.
Advertisement
“Kalau mau diuji coba dulu ya silakan, dilihat berhasil atau tidak. Kalau ternyata malah ruwet dan merugikan warga baiknya ya kembalikan seperti semula,” katanya, Kamis (16/2/2023).
Pemilik warung kopi dan gorengan di kawasan koridor III Kayutangan ini menilai penataan kawasan selama ini belum begitu maksimal. Masih semrawut dengan parkir kendaraan di tepi jalan dan di pedestrian. Padahal kawasan itu dibangun demi tujuan wisata.
“Selama ini kan Kayutangan belum terasa manfaatnya ke kami, jangan lupa perhatikan ekonomi warga,” ucap Astufah.
Seorang warga lainnya, Lia Wulandari mengutarakan hal serupa. Menurutnya, terpenting kebijakan satu arah itu tak menimbulkan kemacetan serta dan benar-benar menguntungkan perekonomian warga.
“Silakan saja kalau mau uji coba dulu. Tapi kalau malah merugikan kami ya batalkan saja,” ucapnya.
Yulianto, warga 6 RW 2 Kayutangan Malang, mengaku penataan kawasan Kayutangan tak memengaruhi usaha warung nasinya. Selama ini pembeli di warungnya masih pelanggan lama. Menurutnya, terpenting adalah bagaimana kawasan ini bermanfaat secara ekonomi ke warga.
“Terserah yang punya kebijakan, toh selama ini tidak berdampak ke usaha saya. Tapi kalau disuruh pilih, sebaiknya tetap dua arah lalu parkirnya ditata serta dukung ekonomi warga,” ucapnya.
Uji Coba Satu Arah
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, memastikan Kayutangan satu arah diuji coba pada Senin, 20 Februari 2023 nanti. Ia mengklaim telah mensosialisasikan kebijakan itu pada forum lalu lintas dan angkutan umum.
“Iya, resmi uji coba mulai Senin depan sejak pukul 05.00,” katanya.
Skema satu arah Kayutangan itu yakni dari arah Jalan Jaksa Agung Suprapto menjadi satu arah menuju Rajabali, lalu pecah ke arah Jalan Semeru dan Jalan Kahuripan. Sedangkan dari Alun Alun Merdeka satu arah menuju Rajabali lalu melewati Jalan Kahuripan dan Jalan Semeru.
Terkait penolakan sopir angkutan umum dan sebagian warga terutama di kawasan Jalan Semeru, Widjaja meminta semua pihak untuk melihat uji coba itu lebih dulu. Rencananya, masa uji coba itu bakal berlangsung selama tiga pekan.
“Setelah uji coba akan dilakukan evaluasi, dilihat apa kurangnya dan bagaimana, lalu apakah harus lanjut atau berhenti,” ujarnya.
Advertisement