Liputan6.com, Jakarta PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals (CPM) berhasil menemukan tambahan cadangan mineral baru sebesar 8 juta ton bijih di Blok 1 (Poboya), Palu, Sulawesi Tengah.
Penemuan tersebut berhasil menambah jumlah cadangan mineral dari sebelumnya 14 juta ton bijih menjadi 22 juta ton bijih.
Advertisement
Jumlah cadangan mineral tersebut merupakan bagian dari sumberdaya mineral sebesar 28 juta ton bijih. Rata-rata kadar kandungan emas dalam cadangan dan sumberdaya mineral yang dioperasikan oleh CPM tersebut adalah sekitar 2,4 g/t.
Direktur Utama PT Bumi Resources Minerals Tbk, Agus Projosasmito mengatakan, tambahan cadangan dan sumberdaya mineral tersebut akan meningkatkan umur produksi dari tambang emas kami di Poboya, Palu.
”Kami berharap untuk dapat meningkatkan produksi emas di tahun 2023 dari pabrik emas ke–2 kami di Palu yang baru saja diselesaikan di akhir tahun lalu. Kenaikan produksi emas tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan kami di tahun ini,” ujar Agus dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (17/2/2023).
Sampai dengan September tahun lalu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD 8,32 juta, naik 1,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 8,23 juta.
Sayangnya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk malah turun sebesar 6,67 persen menjadi USD 6,46 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 6,89 juta. Sehingga laba per saham menjadi USD 0,05 dari sebelumnya USD 0,08 per saham.
S&P Global Revisi Peringkat Bumi Resources Jadi b-, Bagaimana Laju Saham BUMI?
Lembaga pemeringkat global S&P mencabut peringkat utang CCC PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi b-. Dengan demikian perubahan peringkat utang ini berdampak terhadap status CreditWatch dengan implikasi positif.
Pada saat pencabutan, profil kredit atau stand-alone credit profile (SCAP) Bumi Resources sudah membaik setelah melunasi utang USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 25,41 triliun (asumsi kurs Rp 14.950 per dolar AS) dengan menggunakan hasil dari penerbitan non-preemptive pada pertengahan Oktober 2022 sebesar USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 23,92 triliun.
S&P menilai, pelunasan utang dapat menghilangkan kontrol apapun dari kreditur atau pemberi pinjaman kepada perusahaan. Selain itu, Bumi Resources dinilai dapat menerima dan mempertahankan dividen dari anak perusahaan secara signifikan meningkatkan arus kas bebas dan likuiditasnya.
"Dengan tidak ada risiko refinancing jangka pendek, ditambah dengan penguatan profil keuangan dan likuiditas perusahaan, kami merevisi ke atas pandangan kami tentang SCAP Bumi Resources menjadi b- mengikuti pelunasan utang perusahaan yang belum terbayar,” berdasarkan keterangan tertulis, dikutip Senin (30/1/2023).
Adapun penerbitan non-preemptive rights telah membawa kontrol baru entitas pemegang saham yaitu Mach Energy (Hong Kong) Ltd (MEL).
"Peringkat Bumi Resources di Creditwatch dengan implikasi positif saat dicabut mencerminkan potensi untuk menaikkan perusahaan hingga dua tingkat,”
Akan tetapi, hal tersebut bergantung kepada kelayakan kredit MEL. “Apakah kelayakan kredit MEL membatasi peringkat di bawah pandangan kami tentang SACP b- Bumi Resources,” tulis S&P.
Seiring sentimen perbaikan peringkat terhadap peringkat utang Bumi Resources dari S&P Global, bagaimana laju saham BUMI?
Pada penutupan perdagangan Jumat, 27 Januari 2023, saham BUMI stagnan di posisi Rp 155 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 158 dan terendah Rp 155 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.250 kali dengan volume perdagangan 4.710.536. Nilai transaksi Rp 73,3 miliar.
Advertisement
Bumi Resources Prediksi Harga Batu Bara Masih Tinggi pada 2023
Sebelumnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) perkirakan harga batu bara masih tinggi hingga 2023. Hal ini seiring peningkatan permintaan batu bara.
Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastama menuturkan saat ini masalah pasar batu bara dibayangi permintaan dan persediaan, di tengah tidak ada peningkatan kapasitas. Hal itu terjadi di tengah harga gas masih tinggi dan energi baru terbarukan belum dapat diandalkan.
"Dengan alasan itu, harga batu bara akan tetap tinggi pada 2023. Harga batu bara akan sentuh USD 300 pada 2023, dan dalam jangka menengah USD 200-USD 250. Harga batu bara akan tergantung bagaimana China dan India operasikan permintaan dan persediaan, keduanya meningkatkan kapasitas batu bara kalori rendah." ujar dia.
Terkait perkembangan utang perseroan, Vice President Investor Relations & Chief Economist PT Bumi Resources Tbk Achmad Reza Widjaja menuturkan, perseroan mencatat utang USD 4,3 miliar di BUMI pada 2017. Kemudian perseroan restrukturisasi utang USD 2 miliar menjadi saham konversi dan mandatory convertibel bond (MCB) masing-masing USD 1,6 miliar dan USD 200 juta.
"Pada 2022, tranche A, B, C sudah dilunasi, ada OWK USD 166 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2024," kata Achmad.PT Bumi Resources Tbk juga menggelar private placement atau non preempetive rights (NPR)sebesar USD 1,6 miliar pada 18 Oktober 2022.
"200 miliar saham yang diset pada harga Rp 120. Kemudian pengendali PT Bumi Resources Tbk, grup Bakrie, grup Salim (masuk-red). Kemudian pembayaranutang PKPU sehari setelahnya," tutur Achmad.
Tanggapan Mengenai Dividen
Saat ditanya mengenai pembagian dividen, Direktur PT Bumi Resources Tbk Andrew Beckham menuturkan, pihaknya dapat bagikan dividen jika sudah membukukan kinerja positif.
"Berdasarkan peraturan OJK, kami belum dapat membayar hingga kinerja positif. Namun, kalau kita lihat berada di jalur positif, dan juga tahun depan. Kami melakukan yang terbaik," kata dia