Liputan6.com, Jakarta Yunus Nusi buka suara terkait dugaan kecurangan dalam proses pemilihan wakil ketua umum PSSI saat Kongres Luar Biasa (KLB) 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Kamis (16/2/2023).
Menurut dia, konfirmasi mengenai benar atau tidaknya dugaan tersebut merupakan kewenangan Komite Pemilihan (KP). Walau begitu, ia sebagai kandidat merasa demokrasi dalam proses pemilihan ketum, waketum, dan exco sudah berjalan dengan baik.
Baca Juga
Advertisement
“Tentang itu (dugaan adanya kecurangan), saya serahkan kepada KP. Saya sebagai kandidat yang ikut bersama-sama, bertarung di posisi tersebut, melihat pesta demokrasi ini berjalan baik,” ujarnya kepada awak media selepas KLB PSSI.
“Kongres demi kongres di organisasi ini, saya merasa semua berjalan dengan baik, (hingga) terpilih ketua umum PSSI Pak Erick Thohir, serta Pak Zainudin Amali dan Ibu Ratu Tisha (sebagai wakil ketua umum),” tambah dia.
Sebagai informasi, kekhawatiran terkait adanya kecurangan dalam proses pemilihan wakil ketua umum PSSI mencuat ketika nama Menpora Zainudin Amali dan Yunus Nusi keluar sebagai duo kandidat dengan suara terbanyak.
Zainudin Amali mengantongi 66 suara dari total 86 voters yang bisa memberikan hak pilihnya. Yunus Nusi dipilih oleh 63 pemilik suara, sementara Ratu Tisha menjadi kandidat ketiga dengan vote terbanyak setelah dipilih oleh 41 perwakilan.
Namun, beberapa voters justru melancarkan aksi protes tak lama berselang. Dalam video suasana ruang kongres yang beredar di media, delegasi Perserang nampak mengeluhkan hasil yang dinilai tidak transparan.
Penjelasan dari Voters
Direktur Keuangan sekaligus perwakilan Persiba Balikpapan Togar Simanjuntak sempat memberi penjelasan terkait situasi tersebut.
Menurutnya, sejumlah pemilik suara menduga ada kecurangan dalam proses pemilihan lantaran nama-nama yang mereka pilih tak masuk dalam penghitungan suara.
“Banyak yang tulis (nama) Ratu Tisha, (tetapi) hilang. Ada yang nulis namanya Syauqi, hilang. Ada yang nulis namanya Riyadh, hilang. Sehingga usul dari teman-teman itu ganti KP, tetapi mantan Ketua Umum Pak Ibul (mengusulkan) hitung ulang,” terangnya kepada awak media.
“Kami, para voters itu (marah karena) exco-exco yang lama mengkhianati Ibul. Sekarang, mau dikhianati pula ini semua peserta kongres. Itu yang bikin kami marah. Nah, diduga nama-nama Tisha itu dihilangkan, kira-kira begitulah,” tambah dia.
Advertisement
Pemilihan Ulang
Situasi tersebut lantas berbuntut pada dilakukannya pemilihan ulang untuk menunjuk kandidat yang berhak menduduki kursi tertinggi kedua federasi.
Kali ini, nama Ratu Tisha dan Yunus Nusi yang muncul sebagai pemilik suara terbanyak. Ratu Tisha tercatat mengantongi 54 suara, Yunus Nusi dipilih oleh 53 voters, sementara Menpora Zainudin Amali hanya mengoleksi 44 vote.
Ratu Tisha dan Yunus Nusi sempat diumumkan sebagai wakil ketua umum baru PSSI. Namun, drama kembali terjadi tak lama setelahnya. Yunus Nusi memilih mundur dari jabatan lantaran merasa tidak lebih layak dibanding Menpora.
Pernyataan Yunus Nusi
“Sesaat setelah saya terpilih, saya langsung komunikasi dengan kawan-kawan exco, saya langsung menyampaikan bahwa saya tidak pantas berada menjadi wakil ketua umum, kecuali Bapak Zainudin Amali yang sangat layak. Saya sangat ikhlas, sekali lagi ini demi kepentingan sepak bola Indonesia,” ujar Yunus Nusi selepas Kongres.
Sekjen PSSI periode 2019-2023 itu mengaku belum bisa memberi jawaban soal kegiatan apa yang bakal dilakukannya usai menuntaskan masa kepengurusan di federasi sepak bola Tanah Air. Ia juga mengaku ingin menyerahkan keputusan pada ketum terpilih, terkait potensi dirinya kembali duduk di kursi sekjen.
“Tentang apa yang akan saya lakukan di kemudian hari, saya belum bisa menjawabnya, semua saya serahkan kepada ketua umum dan sekali lagi saya yakin ketua umum akan mencari bibit-bibit terbaik untuk mengisi jabatan yang ada di PSSI,” tambahnya.
Advertisement