Rekonstruksi Wajah pada Zuzu, Pria yang Hidup 9.600 Tahun Lalu di Brasil

Rekonstruksi wajah dilakukan pada Zuzu, seorang pria yang hidup 9.600 tahun yang lalu di Brasil.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 19 Feb 2023, 20:10 WIB
Rekonstruksi wajah Zuzu, seorang pria yang hidup 9.600 tahun yang lalu di Brasil. (Moacir Elias Santos dan Cícero Moraes)

Liputan6.com, Brasilia - Tahun lalu, para peneliti mengambil puluhan foto dari berbagai sudut sebuah tengkorak yang dipajang di Museum Alam di Piauí, Brasil.

Menggunakan fotogrametri, para peneliti menggabungkan 57 foto secara digital untuk membuat model tengkorak 3D virtual untuk mengungkap wajah sosok yang begitu misterius dan sangat penting bagi sejarah Brasil.

Pada 1997, para arkeolog menggali kerangka yang terkubur di Toca dos Coqueiros, sebuah situs arkeologi di Taman Nasional Serra da Capivara di Brasil.

Berdasarkan ukuran dan bentuk tengkorak, mereka mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai perempuan dan menamai kerangka tersebut Zuzu. Namun, klasifikasi itu penuh kontroversi dengan banyak peneliti mengklaim jenazah itu sebenarnya laki-laki.

Sekarang, perkiraan wajah baru dari tengkorak berusia 9.600 tahun ini dapat membantu mengakhiri perdebatan tersebut.

"Mencoba memulihkan penampilan seseorang dalam kehidupan ribuan tahun yang lalu adalah cara untuk membawa mereka ke masa kini, membawa mereka lebih dekat ke publik," tulis Moacir Elias Santos, seorang arkeolog dari Museum Arkeologi Ciro Flamarion Cardoso di Brasil, dikutip dari Live Science, Jumat (17/2/2023).

"Ketertarikan utamanya adalah untuk dapat melihat sekilas wajah Zuzu, yang kerangkanya merupakan salah satu temuan terpenting di kawasan Taman Nasional Serra da Capivara," sambungnya.

Cícero Moraes, seorang ahli grafis Brasil, menjelaskan bahwa para peneliti menggunakan computerized tomography (CT scan) dari donor virtual hidup dan menerapkan informasi tersebut untuk menyesuaikan struktur tengkorak dengan menyertakan penanda ketebalan jaringan.

"Kami menyesuaikan struktur tengkorak untuk mengubah tengkorak donor menjadi volume yang hampir sama dengan tengkorak Zuzu," kata Moraes.

"Saat kami melakukan ini, jaringan lunak mengikuti deformasi atau adaptasi ini dan menghasilkan wajah yang diharapkan, dan kompatibel dengan Zuzu dalam kehidupan."


Hasil dari CT Scan

Ilustrasi scan. (Unsplash/shapecharge)

Para peneliti mendapatkan dua hasil dari CT Scan, keduanya menggambarkan seorang pria muda dengan hidung dan bibir yang lebar.

Salah satu perkiraannya termasuk rambut dan alis berdasarkan informasi yang diberikan oleh donor virtual, dan yang lainnya menampilkan Zuzu dengan mata tertutup dan tanpa rambut.

Lantaran wajah digital "sedikit kurus", para peneliti menarik kembali rahang bawah untuk mencocokkan celah yang berasal dari beberapa gigi yang hilang, menurut penelitian tersebut.

"Meskipun tengkorak memiliki kemiripan dengan populasi Asia, di antara individu-individu dari keturunan tersebut terdapat sejumlah besar perbedaan struktural, yang dielakkan dengan menutup kelopak mata," tulis para peneliti.

Hasil gambar itu juga ditampilkan dalam skala abu-abu atau hitam dan putih. Sebab, tidak ada informasi akurat tentang warna kulit.

"Hal yang paling menarik ketika melihat tengkorak Zuzu adalah membayangkan seperti apa dia dalam hidup," kata Santos.

"Ini adalah reuni dengan salah satu leluhur tertua di negara kita."


Biosains Mencoba Bangkitkan Burung Punah

Ilustrasi burung dodo. (Unsplash/Beeldbewerking)

Teknologi dan sains tidak hanya mencoba untuk merekonstruksi wajah manusia yang hidup 9.600 tahun lalu, tetapi mereka juga mencoba untuk bangkitkan burung yang sudah punah, yakni burung dodo.

Burung dodo atau dikenal dengan Raphus cucullatus merupakan spesies asli Pulau Mauritius yang telah punah pada 1600-an. 

Burung yang tidak bisa terbang ini punah karena perburuan oleh para pelaut dan perusakan habitatnya oleh spesies invasif yang dibawa menyeberang ke pulau Samudra Hindia dengan kapal mereka.

Perusahaan Colossal Biosciences yang berbasis di Dallas, Amerika Serikat (AS) ingin mencoba mengembalikan burung dodo.

Perusahaan biosains tersebut telah mengumpulkan tambahan 150 juta dolar AS (2 triliun rupiah) untuk mendukung proyek tersebut. 

Perusahaan Colossal Biosciences berharap dapat membuat ulang dodo melalui DNA dengan cara mengambil DNA dari kerabat terdekat dodo, yakni merpati Nicobar. Setelahnya, mereka mengeditnya agar menyerupai sel dodo.

Baca selebihnya di sini...


Otak Berusia 319 Juta Tahun Ditemukan di Fosil Ikan

Ilustrasi tentang ikan Coccocephalus wildi bersirip ray berusia 319 juta tahun, punah, yang diperkirakan memiliki panjang 6 hingga 8 inci dan merupakan karnivora. (CNN/Márcio L. Castro).

CT Scan juga pernah dilakukan pada tengkorak fosil ikan berusia 319 juta tahun. Ini pun mengarah pada penemuan tentang contoh tertua dari otak vertebrata yang terawetkan dengan baik.

Fosil tengkorak milik ikan Coccocephalus wildi yang telah punah ditemukan di sebuah tambang batu bara di Inggris lebih dari seabad yang lalu.

Fosil itu adalah satu-satunya spesimen spesies ikan yang diketahui, sehingga para ilmuwan dari Universitas Michigan di Amerika Serikat (AS) dan Universitas Birmingham di Inggris menggunakan teknik pencitraan nondestruktif dari pemindaian CT Scan untuk melihat ke dalam tengkoraknya dan memeriksa bagian dalam struktur tubuh.

Setelah melakukannya, muncul kejutan. Gambar CT menunjukkan "gumpalan yang tidak dikenal," kata siaran pers Universitas Michigan.

Objek 3D yang berbeda memiliki struktur yang jelas dengan fitur yang ditemukan pada otak vertebrata: berbentuk simetris, berisi ruang berongga yang mirip dengan ventrikel dan memiliki filamen yang memanjang dan menyerupai saraf kranial.

Baca selebihnya di sini... 

Infografis sejarah keberadaan Taliban 20 tahun yang lalu dan kembalinya Taliban menguasai Afghanistan pada 2021 (Cindy Damara).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya