Dukung Keketuaan RI di ASEAN, Menlu AS Antony Blinken Sorot Isu Myanmar hingga AOIP

Menlu AS Antony Blinken menghubungi Menlu RI Retno Marsudi melalui sambungan telepon. Keduanya berdiskusi soal isu ASEAN, terutama keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Feb 2023, 17:36 WIB
Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken di KTT Menlu G20 di Nusa Dua, Bali. (Dok Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat kembali menegaskan dukungannya terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dengan Menlu RI Retno Marsudi.

Selain itu, Blinken turut mengapresiasi Indonesia yang menjadi jembatan diskusi antara AS dan ASEAN. 

Lebih jauh lagi, keduanya turut membahas soal isu Myanmar.

"Menlu Blinken dan Menlu Retno membahas prioritas ASEAN Indonesia untuk tahun 2023, termasuk pendekatan ASEAN dalam mengatasi krisis di Burma serta langkah selanjutnya untuk proses aksesi Timor-Leste ke ASEAN," seperti dikutip dari pernyataan pers Kedubes AS.

Sebelumnya, AS juga telah memuji kebijakan ASEAN di Myanmar. Dalam kesempatan berbeda, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memberikan pujian kepada usaha ASEAN dalam membantu situasi di Myanmar. Five-Point Consensus (Konsensus Lima Poin) yang selama ini belum efektif juga diberikan pujian oleh AS. 

Menlu Blinken juga menekankan peran ASEAN dalam membentuk Indo-Pacific yang bebas dan terbuka dan menyoroti kerja sama dengan ASEAN sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran dan keamanan.

Hal ini tercakup dalam ASEAN Outlook Indo-Pacific, yang kini juga menjadi prioritas Indonesia dalam keketuaan Indonesia di ASEAN. 


Kemitraan Strategis AS-Indonesia

Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu AS Antony Blinken di KTT Menlu G20 di Nusa Dua, Bali. (Dok YouTube MOFA RI)

Menlu Blinken dan Menlu Retno juga membahas Kemitraan Strategis AS-Indonesia. Ini termasuk sejumlah inisiatif baru di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment, atau PGII), dan partisipasi Indonesia dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity, atau IPEF).

Dilansir laman Kedutaan AS di Indonesia, Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) merupakan kesepakatan dimiliki oleh negara anggota G7. 

Pada tanggal 15 November, Indonesia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menjadi tuan rumah bersama Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) yang diadakan di sela-sela KTT G20. Ketiga pemimpin negara tersebut menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk memperkuat kemitraan global untuk investasi berstandar tinggi di sektor infrastruktur yang berkelanjutan, transparan, dan berkualitas, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sementara itu, Amerika Serikat sendiri meluncurkan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) dengan Australia, Brunei Darussalam, Fiji India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Kerangka kerja ini akan memajukan ketahanan, keberlanjutan, inklusivitas, pertumbuhan ekonomi, keadilan, dan daya saing ekonomi. Melalui inisiatif ini, para mitra IPEF bertujuan untuk berkontribusi pada kerja sama, stabilitas, kemakmuran, pembangunan, dan perdamaian di kawasan.

INFOGRAFIS: Perbandingan Kapasitas Testing Covid-19 Negara ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya