5 Tantangan Bangun Hunian di IKN Nusantara

Ada lima tantangan yang dihadapi Kementerian PUPR dalam pelaksanaan penyediaan hunian di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Feb 2023, 18:31 WIB
Banyak tantangan yang menghadang Kementerian PUPR untuk mewujudkan hunian layak di IKN Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata membangun hunian di Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN Nusantara tidak murah. Banyak tantangan yang menghadang untuk mewujudkan hunian layak di IKN ini.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto menjelaskan, ada lima tantangan yang dihadapi Kementerian PUPR dalam pelaksanaan penyediaan hunian di Ibu Kota Negara.

"Terdapat sejumlah tantangan yang kami hadapi dalam pelaksanaan penyediaan hunian di IKN dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah yang sangat besar," kata Iwan dikutip dari Antara, Jumat (17/2/2023).

Pertama

Tantangan pertama, perihal teknologi konstruksi, yakni kebutuhan teknologi ramah lingkungan untuk memastikan pemenuhan "key performance indicator" (KPI) IKN dan "clean construction".

"Tantangan untuk pengembangan teknologi konstruksi. Jadi, bagaimana menciptakan teknologi konstruksi menjawab kebutuhan teknologi yang ramah lingkungan tentunya dengan menggunakan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) yang optimal," ujar Iwan.

Lalu, kebutuhan teknologi yang mempercepat proses konstruksi untuk memastikan ketersediaan hunian dalam jumlah masif sesuai target waktu. Saat ini, pembangunan rusun menggunakan teknologi modular.

"Karena itu, saya juga menantang rekan-rekan insinyur seluruh Indonesia untuk bisa mengembangkan teknologi-teknologi pracetak modular bahkan modular juga bisa yang bersifat volumetrik terutama untuk gedung bisa terus dikembangkan," tuturnya.

Kedua 

Tantangan kedua ialah dukungan "supply chain". "Tentunya kami membutuhkan dukungan 'supply chain' ini yang efektif dalam rangka pemanfaatan 'resources' yang ada di Kalimantan serta memaksimalkan TKDN itu sendiri," ujar Iwan.

Ketiga 

Berikutnya, tantangan ketiga soal pendanaan non-APBN. "Yang tak kalah penting dengan sumber daya terutama anggaran yang terbatas karena pemerintah sebenarnya diberikan amanat hanya 20 persen dari penganggaran pembangunan IKN itu sendiri sehingga kami membutuhkan 'creative financing' (pembiayaan kreatif) untuk mendanai pembangunan IKN," ungkap Iwan.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah juga memberikan ruang bagi investor untuk dapat terlibat pembangunan di sana. "Jadi, tidak hanya mengandalkan kapasitas pembangunan dari pemerintah tetapi kami memberikan ruang yang besar bagi investor untuk terlibat di dalam pembangunan di sana, tidak hanya di sektor perumahan tetapi juga di sektor-sektor yang lain," kata dia.

keempat

Lalu, tantangan keempat terkait dengan integrasi pembangunan. "Kami juga membutuhkan integrasi pembangunan, mengingat pembangunan ini juga multisektor besar-besaran yang dilaksanakan secara paralel juga. Jadi, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan sebagainya juga sangat kami harapkan," kata Iwan.

Kelima 

Tantangan terakhir ialah perlu adanya "dashboard" pemantauan pembangunan perumahan dan infrastruktur dasar permukiman di IKN. "Terakhir, kami juga terdapat kebutuhan untuk menyediakan 'dashboard' pemantauan pembangunan perumahan dan infrastruktur dasar permukiman di IKN," ujarnya.

Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) perlu menyusun satu peta yang memuat pentahapan pembangunan dan progres konstruksi semua sektor secara "real time" sebagai "dashboard" integrasi pembangunan IKN dan sumber informasi bagi investor.

"Jadi, dengan teknologi 4.0 yang menuju 5.0 saat ini pembangunan infrastruktur di Indonesia perlu kami pastikan integrasi pembangunannya, pemantauan progres secara 'real time' serta memberikan informasi dasar bagi investor," ucap Iwan.


SpaceX Elon Musk Investasi di IKN Nusantara

Setelah menguasai sebagian saham, bos Tesla dan SpaceX Elon Musk ingin mengakuisisi seluruh saham Twitter. (Instagram/elonrmuskk).

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia akhirnya buka suara terkait investor asing yang bakal menanamkan modalnya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.  Salah satunya Space Exploration Technologies Corporation atau SpaceX.

Anak perusahaan teknologi milik Bos Tesla, Elon Musk tersebut memastikan menanamkan modalnya di IKN. Bahlil mengatakan, saat ini perusahaan asal Amerika Serikat tersebut sedang dalam tahap proses administrasi. 

“SpaceX, mereka melakukan investasi di IKN dan proses administrasi sedang berjalan sebagaimana mestinya,” kata Bahlil di Gedung Kementerian Investasi, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023). 

Selama proses berlangsung, Bahlil mengungkap tidak ada kendala yang berarti. Namun memang masih ada beberapa permohonan dari perusahaan teknologi tersebut yang perlu didiskusikan dengan pemerintah. 

“Tidak ada juga kendala prinsip. Cuma ada beberapa persyaratan yang harus mereka penuhi,” kata dia. 

Meski begitu dia memastikan semua proses diskusi antara Pemerintah RI dan SpaceX tetap berjalan sesuai dengan prosedur. “Kita jalan ini semua sudah on the track,” sambung Bahlil. 


Ingin Jadikan Kota Pintar

Diberitakan sebelumnya, salah satu perwakilan US-ASEAN Business Council, Taufiqurrahman memberikan bocoran kalau SpaceX akan berinvestasi di IKN Nusantara. Perusahaan teknologi ini ingin mewujudkan ibukota baru RI menjadi kota pintar (smart city). 

SpaceX akan menjalankan bisnis internet dengan teknologi terbarunya, tanpa menggunakan satelit. Hanya saja, saat ini proses tersebut masih terkendala masalah teknis di Kementerian Investasi. 

“Ini mungkin akan banyak membantu teknologi untuk IKN dan juga untuk Indonesia secara keseluruhan,” kata dia. 

Untuk itu dia meminta, Bahlil sebagai menteri Investasi agar bisa mempercepat proses lisensinya. 

Infografis Tony Blair Duta Promosi IKN Nusantara (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya