Liputan6.com, Jakarta - Dunia K-pop sedang konsolidasi. HYBE, perusahaan di belakang boyband Korea Selatan BTS telah menjadi salah salah satu grup paling populer di dunia, baru-baru ini membeli 15 persen saham di perusahaannya saingannya SM Entertainment.
Selain itu, HYBE juga dikabarkan menawarkan membeli 25 persen tambahan saham SM Entertaiment. Total investasi akan bernilai USD 900 juta atau sekitar Rp 13,66 triliun (asumsi kurs Rp 15.186 per dolar AS) untuk 40 persen saham, dan kontrol dari salah satu perusahaan K-pop paling kuat.
Advertisement
Kesepakatan ini sudah menimbulkan pertanyaan dari regulator antimonopoli Korea Selatan yang kemungkinan meneliti bagaimana hal itu akan pengaruhi konsumen. Demikian dikutip dari Quartz, Minggu (19/2/2023).
SM Entertainment, perusahaan di balik K-pop antara lain Girls Generation, Red Velvet, dan EXO adalah salah satu dari tiga perusahaan industri terbesar bersama dengan JYP dan YG Entertainment sebelumnya naiknya Hybe.
HYBE didirikan sebagai Big Hit Entertainment pada 2005, dan memakai nama saat ini pada 2021. Namun, perusahaan itu tidak menjadi pemimpin pasar industri hingga BTS menjadi fenomena global. BTS adalah selebritas terlaris di dunia pada 2022, berdasarkan the International Federation of the Phonographic Industry, organisasi nirlaba global yang mewakili industri rekaman. Selain itu, HYBE juga mulai grup girlband NewJeans, salah satu artis baru di K-pop.
Sementara itu, pendiri SM Entertainment Lee Soo-man melepas saham di perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai SM Entertainment, situs web music NME melaporkan, aksi jual juga terjadi di tengah pertikaian perusahaan antara Lee dan CEO SM Chris Lee, yang merupakan keponakan Lee Soo Man. Chris Lee tuding pamannya hindari pajak di antara tudingan lainnya.
Jadi Perhatian Komisi Persaingan Usaha Korea Selatan
SM juga melepas 9 persen saham ke Kakao Entertaimen, divisi dari perusahaan teknologi Korea dengan nama yang sama diprediksi melawan tawaran Hybe saat ini untuk tambahan 25 persen saham di SM.
Kakao Entertainment, salah satu pemain kecil di K-pop yang dimulai pada 2021, tetapi sukses dengan artis seperti penyanyi IU dan boyband Monsta X.
Vice President Global Firma Music Data Luminate, Helena Kosinski menuturkan, K-Pop menjadi salah satu genre dengan pertumbuhan tercepat dengan beberapa penggemar musik yang paling berkomitmen dan habiskan banyak uang saat ini.
"Di Amerika Serikat, K-pop telah melampaui total pasar streaming, K-Pop telah meningkatkan jumlah pendengar streaming sebesar 51 persen antara 2019 dan 2021,sementara total pasar Amerika Serikat tumbuh hanya 32 persen,” menurut data Luminate.
Kepada Reuters, The Fair Trade Commission Korea Selatan mengawasi kesepakatan.
"Ketika merger dan akuisisi terjadi, kami melihat berbagai bisnis di bawah perusahaan ini, termasuk manajemen, penjualan rekaman, streaming, tur dan merchandise,” ujar Im Kyeong-hawan, a Fair Trade Commission.
“Meski pun ada kesepakatan akuisisi yang melibatkan agensi hiburan skala kecil dan menengah, kesepakatan dalam skala ini adalah yang pertama bagi kami,” Im menambahkan.
Align Partners, yang memiliki 1 persen saham di SM Entertainment menentang kesepakatan menjual saham dan kendali efektif perusahaan kepada Hybe. Align yakin kesepakatan itu akan memberi Hybe posisi terdepan di industri music Korea Selatan dan merugikan konsumen.
Ini adalah langkah besar Hybe yang habiskan waktu bertahun-tahun dengan nama Big Hit. Namun, waktunya sangat mencolok, perusahaan harus diversifikasi pendapatan dengan cepat karena penghasil uang utamanya BTS sedang dalam masa jeda hingga 2025. Sementara anggota BTS menyelesaikan wajib militer Korea Selatan.
Advertisement
Mengintip Rencana HYBE Usai Caplok 14,8 Persen Saham SM Entertainment
Sebelumnya, HYBE mengumumkan akuisisi 14,8 persen saham SM Entertainment. HYBE membeli 3,5 juta saham dari pendiri SM Entertainment, Lee Soo-man selaku pemegang saham terbesar SM Entertainment.
Dia sebelumnya telah memiliki sekitar 18,5 persen saham beredar SM Entertainment. Setelah penjualan ke HYBE, dia memiliki sekitar 869.000 saham atau setara 3,7 persen saham.
Aksi ini rupanya cukup pelik lantaran manajemen Co-CEO SM Entertainment, Lee Sung Soo dan Tak Young Jun, bersama dengan 25 eksekutif perusahaan merilis pernyataan yang menyatakan bahwa mereka menentang pembelian saham SM Entertainment oleh HYBE.
Di sisi lain, Lee Soo Man sebelumnya juga menentang rencana akuisisi perusahaan teknologi Korea Kakao, pemilik layanan streaming musik Melon. Kakao berencana akuisisi 9,05 persen saham di SM Entertainment, menjadikannya pemegang saham terbesar kedua perusahaan tersebut.
Bakal Dongkrak Daya Saing K-Pop
Sementara itu, bos HYBE, Bang Si Hyuk dan Lee Soo Man telah merilis pengumuman bersama yang mengumumkan visi mereka sendiri untuk masa depan SM Entertainment. Keduanya telah bergandengan tangan sehingga SM Entertainment dan HYBE akan menjadi pengubah permainan dalam musik populer dunia.
"Ini akan meningkatkan daya saing global K-Pop, dan kami telah memutuskan untuk mewujudkan visi bersama kami tentang platform gaya hidup untuk upaya masa depan,” mengutip pernyataan mereka dari laman Koreaboo, Jumat (10/2/2023).
Lee Soo Man telah memutuskan untuk mentransfer saham ke HYBE dan memulai kemitraan dengan HYBE. HYBE berbagi visi dengan SM Entertainment dan Lee Soo Man untuk mengimplementasikan metaverse, membangun sistem multi-label, dan kampanye visi untuk menyelamatkan dunia. sementara HYBE akan menggunakan sumber dayanya sehingga K-Pop akan meningkatkan posisinya di pasar global.
SM Entertainment adalah perusahaan tangguh dan berhasil mengubah industri musik yang memungkinkan musik Korea berkembang. Perusahaan adalah pelopor yang merintis jalan bagi musik Korea untuk go internasional. Sekaligus menjadi pelopor genre baru yang disebut K-Pop oleh orang-orang di seluruh dunia.
Advertisement