Liputan6.com, Jakarta - Kemampuan kognitif otak manusia sering kali mengalami penurunan terutama pada saat mencapai usia pertengahan 50-an. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada ketajaman pikiran seseorang, seperti faktor pendidikan, pendapatan, serta jenis pekerjaan.
Hal ini diungkap beberapa peneliti dari Ohio State University, Amerika Serikat (AS). Menurut data yang mereka ambil, faktor-faktor tersebut memengaruhi perbedaan jumlah kemampuan kognitif yang hilang pada umur 54 tahun.
Advertisement
Disebutkan dalam laporan para peneliti bahwa kemampuan kognitif seperti memori dan fokus dapat cukup dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan.
Adapun analisis data tersebut berdasarkan sumber yang memuat informasi mencakup kemampuan kognitif di antaranya:
- Tingkat depresi
- Riwayat status pernikahan
- Tingkat kesehatan seperti indeks massa tubuh, riwayat merokok, dan lainnya.
Data yang dimuat dalam analisis bersumber dari data 7.068 orang lanjut usia (lansia) berumur 54 sampai 65 tahun pada 1996 dan orang dewasa dengan rentang umur sama pada tahun 2016 atau 20 tahun kemudian.
Peran Pendidikan dan Hobi dalam Mempertahankan Kemampuan Kognitif
Menurut seorang profesor sosiologi yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut, Hui Zheng, orang-orang yang memiliki pengalaman setidaknya sampai jenjang sarjana cenderung lebih baik secara kognitif karena mereka terbiasa 'mengaktifkan' kemampuan otak sepanjang waktu.
"Semakin banyak tantangan mental (pikiran) dalam pekerjaan, semakin baik," kata Hui Zheng.
Namun demikian, penelitian tersebut juga membuktikan tak hanya latar belakang pendidikan yang dapat merangsang otak.
Melatih diri dengan melakukan hobi seperti melukis, menulis, berolahraga, belajar bahasa pada usia 20-an juga merupakan bentuk 'pelindung' otak ketika nantinya mencapai usia pertengahan 50-an.
Meskipun para peneliti berusaha membuktikan berbagai hal yang dapat berperan pada kesehatan otak seiring bertambahnya usia, kekurangan studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah tersebut adalah nihilnya pembahasan tentang faktor genetik.
Berdasarkan seorang ahli saraf dari New York University, Thomas Wisniewski, faktor-faktor yang dapat dikendalikan manusia (apa pun selain genetika) berperan sebanyak 40 persen dalam kekuatan kemampuan kognitif pada usia pertengahan 50-an.
Menurut direktur Pusat Penelitian Penyakit Alzheimer NYU tersebut, hal ini adalah sebuah kabar baik.
Advertisement
Menjaga Kesehatan Fisik Tak Kalah Penting
Studi dari Ohio sebelumnya menunjukkan bahwa faktor gaya hidup tidak terlalu memiliki dampak yang signifikan pada penurunan kemampuan kognitif setelah 54 tahun. Misalnya, rajin berolahraga, tidak merokok, dan menjaga berat badan.
Akan tetapi, Thomas mengungkapkan komentarnya yang tidak yakin bahwa hal tersebut akurat dan merupakan sesuatu yang mutlak, tidak bisa diubah.
"Selama pengalaman saya sebagai dokter, hal itu tidak ditunjukkan dalam penelitian lainnya," katanya.
Bagi Thomas, aktivitas fisik dan diet sehat bisa sangat bermanfaat dalam mempertahankan kemampuan kognitif.
Mengelola kondisi medis menghindari kondisi diabetes, hipertensi, dan kolesterol juga sangat mampu melindungi.
Ia memercayai pentingnya peran kekuatan fisik karena pengalamannya dalam memiliki dua pasien dengan gangguan kognitif yang berpotensi menderita Alzheimer.
Setelah kedua pasien tersebut pensiun, mereka rajin berolahraga berat dan perlahan-lahan terus meningkatkan durasi aktivitas olahraga mereka.
Hasilnya, tidak ada tanda-tanda penurunan kemampuan kognitif setelah bertahun-tahun. Bahkan, salah satu di antaranya membangun kemampuan kognitif yang lebih baik.
Thomas percaya bahwa apa yang baik untuk jantung sejatinya juga baik untuk otak.