Erick Thohir: PSSI Bakal Beri Kartu Merah pada Mafia Bola

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengambil langkah serius untuk memberantas mafia bola di Tanah Air. Ia menegaskan bakal memberi hukuman tegas kepada semua pihak yang terlibat dalam praktik pengaturan skor di kancah sepak bola Indonesia.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 19 Feb 2023, 18:37 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) bersama Kapolri Listo Sigit Prabowo (tengah) dan Menpora Zainudin Amali saat melakukan konferensi pers tentang pengaturan skor di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (19/2/2023). (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengambil langkah serius untuk memberantas mafia bola di Tanah Air. Ia menegaskan bakal memberi hukuman tegas kepada semua pihak yang terlibat dalam praktik pengaturan skor di kancah sepak bola Indonesia. 

"Sudah waktunya kita, PSSI, memberikan kartu merah kepada mafia bola. Ini (praktik pengaturan skor) sebuah hal yang sudah berlarut-larut, menjadi benalu, dan membuat kita semua malu," ujar Erick dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (19/2/2023).

"(Praktik tersebut) tidak hanya terjadi di pertandingan liga, tetapi pernah terjadi di pertandingan tim nasional kita yang notabene membawa nama baik negara."

"Pemberantasan pengaturan skor tak cukup bicara-bicara saja. Karena itu, PSSI bersama FIFA terus menjaga momentum bagaimana kita bersepakat untuk mengambil keputusan world wide sanction," tandas dia. 

Erick menjelaskan, world wide sanction merupakan sanksi yang diberlakukan di seluruh negara anggota FIFA bagi para pelaku match fixing.

Artinya, apabila ada oknum yang kedapatan melakukan praktik pengaturan skor di suatu wilayah, sanksi tersebut akan turut diberlakukan di wilayah-wilayah FIFA lainnya.

"Ketika kita menghukum individu yang bermain di Indonesia, ini beraku di seluruh wilayah FIFA," paparnya.

"Hukuman (yang diberikan) seperti apa? Konteksnya kalau kami di PSSI, lebih fokus pada sepak bolanya, yaitu pemain, wasit, pemilik klub, pengurus, pelatih yang jelas-jelas melakukan permainan pengaturan skor, akan dihukun seumur hidup," tandasnya.


Undang Kapolri

Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) bersama Kapolri Listo Sigit Prabowo (tengah) dan Menpora Zainudin Amali saat melakukan konferensi pers tentang pengaturan skor di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (19/2/2023). (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Sebagai informasi, konferensi pers terkait pengaturan skor yang dilakukan Ketum PSSI Erick Thohir di SUGBK juga turut dihadiri oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Zainudin Amali selaku Menpora.

Erick menjelaskan, kehadiran dua tokoh tersebut dimaksudkan agar rancangan aturan terkait match fixing dapat secepatnya diberlakukan dalam kompetisi musim depan. 

"Ini (pemberian sanksi pada pelaku match fixing) adalah tindakan yang sepatutnya sudah harus dilakukan. Saya yakin hal ini akan menjadi perubahan besar untuk sepak bola indonesia," tutur Erick.

"Dan tadi, kenapa saya mengundang Bapak Menpora dan Bapak Kapolri bersama FIFA, ini untuk memastikan bahwa di musim kompetisi berikutnya (aturan) harus sudah berjalan. Itu yang kita tegaskan,"  tambah dia.


Tak Masuk Statuta

Meski bicara cukup tegas soal penindakan match fixing, Erick Thohir menegaskan aturan tersebut tak akan masuk dalam statuta.

Pasalnya, regulasi yang dimaksud sudah dimuat dalam aturan FIFA, sehingga tinggal diimplementasikan di Tanah Air.

"Saya rasa, (aturan ini) tidak perlu masuk statuta PSSI karena sudah ada di aturan FIFA. Tinggal bagaimana kita punya nyali untuk mengimplementasikannya," tandas Erick.

Infografis Janji Erick Thohir Terpilih Ketum PSSI 2023-2027. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya