Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, 2023 merupakan tahun yang spesial. Sebab, Mei tahun ini tepat seperempat abad gerakan reformasi Indonesia.
Erick menilai, reformasi bangsa harus dibayar mahal dengan pengorbanan aktivis angkatan 98. Selama 25 tahun reformasi, ia menyebut hal itu sebagai pasang surut terjadi seiring bangsa mencari jati diri.
Advertisement
"Namun satu yang pasti, perjuangan belum selesai sampai di sini," ujar Erick dalam pertemuan aktivitas di Graha Pena 98, dikutip dari keterangannya, Minggu (19/2/2023).
Erick mengatakan, reformasi telah membawa banyak perubahan positif bagi Indonesia. Menurut dia, pascareformasi, perlahan negara hadir memenuhi amanatnya dengan terus menekan kesenjangan sehingga tidak mudah didikte negara lain untuk sejumlah keputusan strategis.
"Contoh hilirisasi mineral dan SDA, tidak lagi kita kirim bahan mentah. Kita harus bisa mengolah sampai berupa komoditas setengah jadi. Kita bangun NKRI dari pinggiran. Kita buka akses yang setara, bukan cuma Jawa dan Jakarta yang tersentuh pembangunan. Kesejahteraan keluarga korban pelanggaran HAM kini mulai diperhatikan," ucap Erick.
Jangan Ada Saling Benci
Erick menyampaikan, tahun depan merupakan momen ke-6 pesta demokrasi sejak era reformasi. Idealnya, demokrasi Indonesia semakin matang.
Dia mengatakan, perubahan dan dinamika seperti acapkali menciptakan polarisasi. Ia tidak ingin fanatisme membuat sesama anak bangsa saling benci, membuat lupa kalau Indonesia punya jati diri.
"Artinya, perjuangan bangsa Indonesia masih terus berlanjut. Tanggung jawab kita adalah menjaga estafet cita-cita pendiri bangsa dan tatanan politik demi kemajuan demokrasi, kemarin, hari ini, dan nanti," pungkas Erick.
Advertisement