Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partai yang mengedepankan politik identitas, pasti tidak akan mendapatkan tempat di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Hasto merespons Partai Ummat yang mengaku menggunakan politik identitas untuk kemenangan di Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Advertisement
"Kami yakini mereka yang kedepankan politik identitas tidak akan mendapatkan tempat di bumi Indonesia ini, yang sangat berbhinneka tunggal ika ini," kata Hasto di Lebak, Banten, Minggu (19/2/2023).
Menurut Hasto, Partai Ummat tidak memahami aspek-aspek kebangsaan dan Undang-Undang (UU).
"Apa yang dilakukan Partai Ummat sangat tidak memahami aspek-aspek fundamental di dalam undang-undang partai politik dan dalam sejarah pembentukan bangsa," kata dia.
Hasto mengingatkan, politik identitas hanya akan memecah belah bangsa, dan ia yakin rakyat akan memahami hal tersebut.
"Ketika ada partai yang kelahirannya sudah mengusung politik identitas dengan potensi yang memecah belah bangsa, ya rakyat yang akan jadi wasit terbaik," pungkas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan, partainya mengusung politik identitas. Berpolitik dengan mengusung identitas Islam merupakan salah satu strategi partai besutan Amien Rais itu untuk memenangkan Pemilu 2024.
"Kita akan secara lantang mengatakan, ya kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas," kata Ridho dalam Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin 13 Februari 2023.
Ridho menjelaskan, partainya bersikap demikian karena narasi menentang politik identitas adalah wacana menyesatkan.
Pernyataan Partai Ummat
Menurut Ridho, menentang politik identitas berarti sama saja dengan menghilangkan moralitas agama dalam dunia politik. Akibatnya, kata Ridho, politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional.
"Ini (wacana menentang politik identitas) adalah proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik. Dengan demikian perlu dipahami, bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang pancasilais," ujar Ridho.
"Partai Ummat secara khusus akan melawan, dengan cara yang beradab dan elegan, narasi latah yang kosong dan menyesatkan, yaitu politik identitas," sambung dia.
Ridho mengatakan, dengan semangat politik identitas, partainya akan membangun perjuangan dari masjid, sebagaimana Nabi Muhammad SAW lakukan setelah hijrah.
"Bagi umat Islam, selain tempat ibadah, masjid seharusnya menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keumatan, dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik," jelas Ridho.
Advertisement