Rilis Kinerja Emiten Bayangi IHSG, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 20 Februari 2023

Analis mengatakan, saat ini belum terlihat aliran dana investor asing signifikan sehingga berpotensi bikin IHSG tertekan di tengah rilis data kinerja keuangan emiten 2022 pada Senin, 20 Februari 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Feb 2023, 07:15 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi konsolidasi pada perdagangan saham, Senin, (20/2/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi pada perdagangan saham Senin (20/2/2023). Laju IHSG masih akan dibayangi rilis data kinerja keuangan emiten 2022.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pola gerak IHSG hingga kini masih menunjukkan pola sideways yang masih dibayangi oleh potensi tekanan di tengah rilis data kinerja emiten 2022. Namun, William melihat hingga saat ini belum terlihat ada capital inflow atau aliran dana yang mengalir deras masuk ke pasar modal Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp 276,7 miliar pada Jumat, 18 Februari 2023. Dengan demikian, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 140,45 miliar sepanjang 2023.

"Sehingga peluang terjadinya tekanan jangka pendek juga masih terbuka, namun momentum koreksi dapat terus dimanfaatkan untuk melakukan pembelian dengan target investasi jangka panjang,” ujar William dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG berpotensi konsolidasi dengan kisaran 6.852-6.988 pada Senin, 20 Februari 2023.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup menguat tipis ke 6.895 pada perdagangan akhir pekan, 17 Februari 2023 dan masih bergerak di atas MA20.

“Cermati pergerakan IHSG, apabila belum mampu break resistance di 6.961, maka posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C dimana IHSG akan menuju ke 6.712-6.800, terlebih bila break 6.803,” tutur dia.

Ia mengatakan, scenario terbaik apabila mampu break resistance maka label merah akan berlaku dan IHSG akan menguat ke 7.064-7.184. Herditya prediksi, IHSG berada di level support 6.803,6.767 dan resistance 6.961,7.053.     

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK).

Sedangkan William memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kemudian PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Rekomendasi Teknikal Saham

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut rekomendasi teknikal saham dari MNC Sekuritas:

1.PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) - Buy on Weakness

Saham AUTO ditutup flat di 1.415 pada perdagangan Jumat, 17 Februari 2023 disertai dengan munculnya volume penjualan.

"Kami perkirakan, posisi AUTO saat ini sedang berada di awal wave 5 dari wave (C) sehingga AUTO masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar dia.

Buy on Weakness: 1.380-1.405

Target Price: 1.470, 1.555

Stoploss: below 1.350

 

2.PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) - Buy on Weakness

Saham BEST ditutup terkoreksi 2,1 persen ke 143 pada perdagangan Jumat, 17 Februari 2023. Posisi BEST saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave 2 dari wave (3), sehingga BEST masih rawan untuk melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.

Buy on Weakness: 135-140

Target Price: 150, 160

Stoploss: below 128

 

3.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Spec Buy

Saham INDY ditutup menguat 0,4 persen ke 2.270 dan masih didominasi oleh munculnya volume pembelian.

"Selama INDY masih bergerak di atas 2.200 sebagai stoplossnya, maka posisi INDY saat ini sedang berada di awal wave (B) dari wave [B]," ujar dia.

Spec Buy: 2.230-2.270

Target Price: 2.490, 2.670

Stoploss: below 2.200

 

4.PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) - Spec Buy

Saham MARK ditutup menguat 0,8 persen ke 595, pergerakan MARK pun masih disertai oleh volume pembelian tetapi posisi MARK masih konsolidasi. Selama MARK masih mampu bertahan di atas 560 sebagai stoplossnya, maka posisi MARK saat ini sedang berada pada awal dari wave [iii] dari wave C.

Spec Buy: 580-595

Target Price: 640, 690

Stoploss: below 560

 

 

 


Penutupan IHSG pada 17 Februari2023

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Jumat, (17/2/2023). Namun, IHSG stagnan dan mayoritas sektor saham tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,05 poin ke posisi 6.895,71. Indeks LQ45 menanjak 0,09 persen ke posisi 954,38. Sebagian indeks acuan bervariasi. Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.919,09 dan terendah 6.868,28. Sebanyak 290 saham melemah dan 213 saham menguat. 225 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.027.984 kali dengan volume perdagangan saham 25,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,8 triliun.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.200.

Pada Jumat, 17 Februari 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 276,70 miliar. Dengan demikian, investor asing melakukan aksi jual tercatat Rp 140,45 miliar sepanjang 2023.

Secara indeks sektoral, mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) tertekan. Sektor saham energi terpangkas 0,76 persen, sektor saham basic melemah 0,78 persen, sektor saham industri susut 0,22 persen, dan sektor saham siklikal merosot 0,6 persen. Kemudian sektor saham properti tergelincir 0,97 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,21 persen dan sektor saham transportasi turun 0,28 persen.

Sementara itu, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,51 persen, sektor saham kesehatan mengiat 0,64 persen, sektor saham keuangan naik 0,32 persen, dan sektor saham teknologi menanjak 0,49 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan dan sentimen bursa global. Pada Jumat, 17 Februari 2023, bursa saham Asia juga bergerak melemah. Dari Amerika Serikat juga terdapat sentimen data ekonomi AS yang membaik.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 17 Februari 2023

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Jumat, 17 Februari 2023 seiring investor mencerna data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan komentar hawkish dari pejabat bank sentral AS.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,86 persen ke posisi 7.346,8 seiring Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe memperingatkan mengenai risiko inflasi dan kemungkinan kenaikan inflasi.

Di Korea Selatan, indeks Kospi terpangkas 0,98 persen ke posisi 2.451,21 dan indeks Kosdaq susut 1,16 persen ke posisi 775,62. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,66 persen ke posisi 27.513,13 dan indeks Topix merosot 0,46 persen ke posisi 1.991,93. Demikian mengutip dari CNBC, Jumat pekan ini.

Bursa saham China juga tertekan. Indeks Shenzhen terpangkas 1,6 persen ke posisi 11.715,77. Indeks Shanghai susut 0,77 persen ke posisi 3.224,02. Indeks Hang Seng melemah 1,25 persen dan indeks Hang Seng teknologi susut 2,42 persen. Koreksi bursa saham Hong Kong terjadi usai rilis data sensus 2022 dan tingkat penganggutan pada Kamis, 16 Februari 2023.

Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand tumbuh 2,6 persen pada 2022, lebih tinggi 1,6 persen pada 2021. Pada kuartal IV 2022, PDB Thailand naik 1,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya 4,5 persen.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya