Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Erick Thohir berserta wakil dan jajaran Exco PSSI melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (20/2/2023). Dalam pertemuan itu banyak hal yang dibahas antara PSSI dan pemerintah.
Erick Thohir memaparkan salah satu hasil pertemuan. Dikatakannya, pemerintah sangat mendukung kompetisi sepak bola di Indonesia baik Liga 1, Liga 2 dan Liga 3.
Advertisement
"Pemerintah juga mendukung bagaimana perizinan bila memungkinkan, sudah keluar sebelum 3 bulan sebelum kompetisi digelar," kata Erick Thohir di konfrensi pers yang disiarkan Youtube Channel sekretariat presiden.
"Bapak presiden sangat peduli dengan sepak bola IndonesiaBeliau memberi masukan kepada kami bagmaina pemrintah siap mendukung transformasi sepak bola Indonesia."
Erick Thohir seperti diketahui sudah terpilih menjadi ketua umum pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang berlangsung 16 Februari lalu. Dia langsung menggelar pertemuan dan mengambil beberapa keputusan termasuk soal kembali Badan Tim Nasional.
Berantas Mafia
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir berniat mengambil langkah serius untuk memberantas mafia bola di Tanah Air. Ia telah menyiapkan skema khusus yang berkenaan dengan penggunaan teknologi dan pengaturan jadwal liga, demi mendeteksi praktik pengaturan skor.
Dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (19/2/2023), Erick menjelaskan pihaknya bakal membantu kinerja satgas antimafia bola bentukan Polri dengan teknologi yang didukung oleh FIFA.
"Pemerintah juga ingin perbaikan sistem pemberantasan pengaturan skor," kata Erick Thohir.
Advertisement
Jadwal Liga
Lebih lanjut Erick menjelaskan, pengaturan jadwal liga juga menjadi aspek krusial dalam memberantas praktik madia bola. Menurutnya, penjadwalan yang tidak tumpang tindih bakal memudahkan kepolisian dalam menemukan indikasi praktik pengaturan skor.
"Untuk jadwal pertandingan, kenapa kita akan mulai sarasehan sepak bola dua minggu lagi bersama Liga 1 dan Liga 2, kita ingin memastikan jadwal kompetisi seperti apa tanpa menganaktirikan Liga 2," tutur Erick
"Kita akan mengusulkan liga yang tidak tumpang tindih. Misalnya Liga 1 mulai duluan, atau Liga 2 mulai duluan, masing-masing punya hari Sabtu-Minggunya. Kalau pun tumpang tindih, hanya satu atau dua bulan saja."
"Ini memudahkan kita agar kepolisian bisa memprediksi simpul-simpul pemainan sepak bola dengan suporter yang ada indikasi (melakukan match fixing," tandasnya.