China Resmikan Aturan Perusahaan yang Jual Saham di Luar Negeri

Komisi Regulasi Sekuritas China umumkan aturan baru mengenai perusahaan di China yang akan catatkan saham perdana di luar negeri. Aturan tersebut berlaku pada 31 Maret 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Feb 2023, 14:24 WIB
Komisi Regulasi Sekuritas China mengumumkan aturan baru yang wajibkan perusahaan domestik untuk mematuhi langkah-langkah keamanan nasional dan undang-undang perlindungan data pribadi sebelum go public di luar negeri. (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang berbasis di China sekarang memiliki kejelasan lebih lanjut mengenai apakah dapat mendaftar di luar negeri, seperti di Amerika Serikat (AS).

Melansir CNBC, Senin (20/2/2023), Komisi Regulasi Sekuritas China mengumumkan aturan baru pada Jumat malam, 17 Februari 2023  yang mewajibkan perusahaan domestik untuk mematuhi langkah-langkah keamanan nasional dan undang-undang perlindungan data pribadi sebelum go public ke luar negeri.

Aturan regulator sekuritas tidak melarang struktur entitas bunga variabel yang biasa digunakan oleh perusahaan China saat listing di AS. Struktur VIE membuat listing melalui perusahaan cangkang, seringkali berbasis di Kepulauan Cayman.

CSRC mengatakan aturannya untuk listing di luar negeri akan berlaku pada 31 Maret 2023. Aturan tersebut mirip dengan draf yang diterbitkan pada akhir 2021, yang tidak memiliki tanggal implementasi.

Aturan baru juga meminta penjamin emisi IPO, biasanya bank investasi internasional, agar setiap tahun melaporkan ke CSRC keterlibatan mereka dengan listing China di luar negeri.

CSRC juga mengatakan perusahaan atau individu dapat didenda hingga 10 juta yuan (USD 1,5 juta atau Rp 22,75 miliar (asumsi kurs Rp 15.172 per dolar AS) karena berbagi informasi yang menyesatkan atau melanggar aturan.

Dalam dua tahun terakhir, berbagai bagian dari pemerintah China telah mengumumkan peraturan baru untuk melindungi keamanan nasional dan data pribadi.

Khususnya, setelah IPO AS besar-besaran Didi pada Juni 2021, regulator keamanan siber China mengatakan operator platform internet dengan data pribadi lebih dari 1 juta pengguna perlu mengajukan peninjauan keamanan siber sebelum mereka dapat mendaftar di luar negeri.

Setelah jeda 18 bulan dalam pencatatan atau listing di luar negeri, lebih banyak perusahaan yang berbasis di China kembali ke pasar IPO AS tahun ini. 

Tahun lalu, inspektur AS juga mengatakan mereka dapat meninjau kertas kerja audit perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS secara signifikan mengurangi risiko penghapusan alias delisting.

 


Bursa Saham Asia Loyo Jelang Rilis Risalah Pertemuan The Fed

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Senin, (20/2/2023) seiring investor bersiap hadapi data ekonomi dan risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Dikutip dari CNBC, Bank Sentral China mempertahankan suku bunga pinjaman utama 1 tahun dan lima tahun, sejalan dengan harapan. Yuan sedikit berubah dan di posisi 6,8717 per dollar AS.

Bursa saham Hong Kong dibuka melemah. Indeks Hang Seng tergelincir 0,38 persen dan indeks Hang Seng teknologi terpangkas 0,39 persen. Di bursa saham China, indeks Shenzhen menguat, dan indeks Shanghai menanjak 0,18 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,1 persen karena risalah dari Reserve Bank of Australia atau Bank Sentral Australia akan rilis pada Selasa, 21 Februari 2023.

Indeks Nikkei 225 melemah 0,19 persen saat pembukaan perdagangan. Indeks Topix merosot. Di Korea Selatan, indeks Kospi tergelincir 0,33 persen. Indeks Kosdaq naik tipis.

Di Asia Tenggara, Malaysia akan merilis data perdagangan pada Januari 2023. Di wall street, bursa saham bervariasi dengan indeks Dow Jones menguat 100 poin. Indeks S&P 500 melemah dan catat koreksi dalam dua minggu berturut-turut. Demikian juga indeks Nasdaq tergelincir. Imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun dan dua tahun sentuh level tertinggi sejak November 2023.

 


Bankir Investasi Top China Bao Fan Menghilang

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik

Sebelumnya,  satu bankir investasi top China dilaporkan menghilang. China Renaissance, bank investasi dan firma ekuitas swasta yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada bursa saham Hong Kong jika perusahaan "belum dapat menghubungi" Bao Fan, ketua dan CEO perusahaan.

Laporan ini membuat saham perusahaan jatuh sebanyak 50 persen di Hong Kong pada hari Jumat menyusul berita tersebut. Saham perusahaan ditutup turun 28 persen.

"Dewan tidak mengetahui informasi apa pun yang menunjukkan bahwa ketidakhadiran Mr. Bao terkait atau mungkin terkait dengan bisnis dan/atau operasi grup," kata perusahaan melansir CNN, Sabtu (18/2/2023).

Bao dikenal sebagai pembuat kesepakatan veteran di industri teknologi China. Dia pernah membantu menengahi penggabungan dua layanan pengiriman makanan terkemuka di negara itu, Meituan dan Dianping pada 2015.

Saat ini, terbukti platform "aplikasi super" perusahaan gabungan tersebut ada di mana-mana di China.

Bao memulai karir perbankan investasinya pada akhir 1990-an di Morgan Stanley dan Credit Suisse dan kemudian menjabat sebagai penasihat bursa saham di Shanghai dan Shenzhen.

Timnya juga telah berinvestasi di pembuat kendaraan listrik China yang terdaftar di AS Nio (NIO) dan Li Auto, dan membantu raksasa internet China Baidu (BIDU) dan JD.com (JD) menyelesaikan listing sekunder mereka di Hong Kong.

Bao tidak segera menanggapi pesan dari CNN di WeChat pada hari Jumat, sementara China Renaissance belum menanggapi permintaan komentar.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya