Roblox Garap AI untuk Bantu Pembuat Game Bikin Dunia Virtual dari Teks

Roblox mengatakan, dengan teknologi AI generatif semacam ini, pengembang pemula bisa membuat game-nya dengan lebih cepat dan mudah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Feb 2023, 10:30 WIB
Demo AI generatif Roblox (YouTube Roblox)

Liputan6.com, Jakarta - Platform game Roblox, mengungkapkan bahwa mereka punya keinginan untuk membuat alat kecerdasan buatan yang memungkinkan orang membuat dunia virtual secara lebih mudah, bahkan hanya berdasarkan deskripsi teks saja.

Menurut Roblox, mereka sedang menguji dua implementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif yang berbeda.

Yang pertama akan membuat materi virtual berdasarkan permintaan bahasa alami, dan satu lagi yang dapat membuat kode berdasarkan input teks. Keduanya akan diluncurkan ke pengembang Roblox Studio dalam beberapa pekan mendatang.

"Beberapa kreator mengetahui cara membuat kode, tetapi mungkin memiliki pengalaman terbatas dalam membuat model 3D fidelitas tinggi," kata CTO Roblox Daniel Sturman, dalam unggahan blog, seperti dilansir Tech Crunch.

"Orang lain mungkin lebih berpengalaman dengan desain model, tetapi kurang berpengalaman dengan kode," ia menambahkan, seperti dikutip Selasa (20/2/2023).

Menurut Sturman, di dua kasus itu, mereka melihat masa depan di mana seorang pemula, bisa memulai dengan lebih cepat karena mereka ingin menghidupkan imajinasinya dalam pengalaman Roblox.

Dikutip dari The Verge, Sturman mengatakan, beberapa pembuat game di Roblox, memang sudah menggunakan teknologi AI generatif.

"Namun, sistem AI siap pakai ini tidak terintegrasi dengan platform kami dan sering kali tidak menghasilkan keluaran 'siap Roblox' yang memerlukan tindak lanjut yang substansial dari pembuatnya," kata Sturman.

Mereka menambahkan, perusahaan berencana menciptakan cara bagi layanan pembuatan AI pihak ketiga, untuk terhubung ke alatnya sendiri, meski belum memiliki jadwal untuk dibagikan.


Moderasi dan Potensi Kritik Terhadap AI

Demo AI generatif Roblox (YouTube Roblox)

Sturman juga menyebut, perusahaan telah memikirkan soal moderasi, mengingat platform Roblox sangat populer di kalangan anak-anak.

"Dalam semua kasus, kami perlu menjaga agar Roblox tetap aman dan sopan," katanya. "Ini berarti kita perlu membangun alur moderasi yang cepat dan dapat diskalakan untuk semua jenis kreasi."

Sementara soal potensi kritik terhadap alat AI bakal mengurangi pekerjaan manusia, Sturman mengatakan, dibutuhkan sistem ekonomi yang mendorong pembuatan AI.

"Roblox berdiri terpisah sebagai platform dengan pasar dan ekonomi yang didukung pencipta yang kuat, dan kami harus memperluasnya untuk mendukung kreator pengguna yang berpengalaman serta pengembang algoritme AI."

Dalam beberapa tahun terakhir, Roblox memang memiliki tujuan untuk menjadi infrastruktur metaverse, bukan hanya tempat orang berkumpul di dunia virtual, tapi juga perangkat yang dipakai untuk membangun dunia tersebut.

Sehingga, teknologi berbasis AI bisa membuat mereka menjadi platform yang lebih menarik bagi pembuat game pemula untuk membangun ruang virtual populer, yang membuat Roblox sangat lekat dengan pengguna muda.


NetEase Bakal Pakai ChatGPT di Justice Online Mobile

Ilustrasi kecerdasan buatan. (Sumber Pixabay/geralt via Creative Commons)

Sebelumnya, NetEase, penerbit dan pengembang game online terbesar di Tiongkok kabarnya bakal pakai ChatGPT ke dalam game baru buatan mereka yang berjudul Justice Online Mobile.

Bila memang benar, Justice Online Mobile akan menjadi gim mobile pertama yang mengimplementasikan teknologi kecerdasan buatan yang sedang trending saat ini.

NetEase mengklaim, teknologi ChatGPT ini bakal membuat pembicaraan dan interaksi karakter utama dengan NPC (Non-player Character) di dalam gim lebih unik.

Mengutip Dexerto, Jumat (17/2/2023), NPC di dalam gim bakal memiliki reaksi berbeda terhadap karakter utama dan kejadian di dalam gim dengan berjalannya waktu.

 


Andalkan Teknologi AI

Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Pejabat China memanggil perusahaan game, termasuk dua yang terbesar yaitu Tencent dan NetEase, untuk membahas pembatasan lebih lanjut pada industri game online. (GREG BAKER/AFP)

Daniel Ahmad, Direktur Penelitian dan Insight di Niko Partner, juga analis game dari Asia dan Timur Tengah ini menyebutkan, ChatGPT di dalam gim dapat membuat konflik antar dua NPC.

Dia juga menyatakan, NetEase berencana mengandalkan teknologi AI untuk membuat misi di dalam gim, kustomisasi karakter, dan pembuatan konten.

Namun, saat ini baru ada satu demo ChatGPT di dalam gim sehingga belum diketahui secara pasti bagaimana integrasi teknologi AI buatan OpenAI ini di masa mendatang.

(Dio/Isk)

INFOGRAFIS JOURNAL_Bagaimana Antisipasi dari Kejahatan Social Engineering? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya