Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak empat Gus di Jatim yang merepresentasi warga Nahdliyin merapat bergabung Partai Amanat Nasional (PAN).
Empat gus tersebut yaitu Gus Syaiful Nuri (Mas Ipung) dari Pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani. Kemudian juga Gus Afif dari Pondok pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, lalu Gus Sakti itu dari Pondok Pesantren Peta.
Advertisement
"Sekarang ada empat gus dari representasi kalangan Nahdliyin ataupun pesantren. Ini artinya PAN berada sudah benar, barada di jalur On The Track," ujar Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig di Surabaya, Senin (20/2/2023).
Rizki mengungkapkan, kekuatan baru kalangan Nahdliyin ini sekaligus menjawab bahwa PAN sebagai rumah bersama memberikan kesempatan bagi semua golongan, tak hanya Muhammadiyah.
"Empat gus itu sudah positif mendaftarkan diri sebagai Bakal Caleg DPR RI dari dapilnya masing-masing," ucap Rizki.
Selain kalangan pesantren, lanjut Rizki, PAN juga ada penambahan dari para purnawirawan TNI, seperti Brigjen Sukron dari daerah pemilihan (dapil) Banyuwangi-Situbondo- Bondowoso, kemudian ada Brigjen Warsono dari dapil Ponorogo-Magetan-Ngawi- Trenggalek-Pacitan.
"Selain itu kita juga punya influencer dan cukup terkenal, crazy rich Surabaya Tom Liwafa yang akan mengambil dapil Jawa Timur satu (Surabaya-Sidoarjo)," ujar Rizki.
"Mudah-mudahan dengan adanya tujuh, ada empat gus dan dua purnawirawan dan satu influencer ataupun crazy rich Surabaya ini bisa memberi ruang bagi yang masih ragu, masih menimbang-nimbang pada tokoh-tokoh muda khususnya, milenial, bangsa dari purnawirawan, TNI/Polri, kemudian dari kalangan pesantren bisa bergabung bersama PAN berjuang melalui jalan politik," imbuh Rizki.
PBNU Tidak Melarang
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebelumnya mempersilakan warga Nahdlatul Ulama (NU) mencoblos partai lain, tak terkecuali PAN. Menurut Gus Yahya, suara NU bukan hanya untuk partai tertentu, tapi untuk semua partai.
"Saya sebagai Ketua Umum PBNU harus saya katakan bahwa warga NU tidak haram mencoblos PAN," kata Gus Yahya di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).
Gus Yahya menyebutkan, PAN identik dengan basis massa dari warfa Muhammadiyah, demikian juga warga NU identik dengan PKB. Namun, Gus Yahya menegaskan bahwa lembaga NU tidak akan ikut terlibat dalam politik pragtis.
"Walaupun PAN tetap sajalah menjadi Partai Amanat Nasional, bukan Partai Akan NU," katanya.
Gus Yahya mengaku dirinya mengetahui kalau Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengadakan Simposium Nasional Satu Abad NU, ini agar orang NU juga bisa memilih PAN. Dia menilai langkah ini menunjukkan transformasi PAN menjadi partai yang lebih rasional.
"Saya kira PAN berhasil mentransformasikan diri sebagai partai yang lebih rasional. Dulu PAN kan dianggap partainya orang Muhammadiyah, tapi sekarang PAN lebih terbuka," ujarnya.
Gus Yahya mnegaskan NU dan Muhammadiyah bisa rukun di Indonesia karena memiliki perasaan saudara sebangsa. Ini berbeda di negara lain, antara Sunni-Syiah dan Wahabi-Non Wahabi yang tidak pernah rukun, padahal sama-sama Islam.
"NU ngotot secara tegas menolak politik identitas. Kita tidak mau masuk kompetisi politik yang hanya melulu membela identitas-identitas. Ini karena mengarah argumen yang irasional," katanya.
Kakak kandung Menteri Agama itu berterima kasih kepada Muhammadiyah, yang telah membantu dalam Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU. "Jangankan Muhammadiyah yang sama-sama Islam, yang kafir saja mau membantu, luar biasa mengharukan," ujarnya.
Advertisement