Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuat kejutan dengan "mendadak" mengunjungi Kyiv, Ukraina, pada Senin (20/2/2023).
Pejabat Gedung Putih mendeskripsikan lawatan semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya pada era modern, mengingat zona perang yang dikunjungi Biden berada di bawah serangan reguler. Mereka mengatakan bahwa perjalanan presiden AS sebelumnya ke Irak dan Afghanistan semasa perang, didukung oleh kehadiran militer AS yang masif.
Advertisement
Terlepas dari spekulasi luas di kalangan korps pers bahwa Biden mungkin saja merencanakan kunjungan ke Ukraina saat melawat ke Polandia, tetap saja keberadaannya di Ukraina dinilai mengejutkan.
"Itu berisiko dan tidak boleh ada keraguan dalam benak siapapun bahwa Joe Biden adalah pemimpin yang menganggap serius komitmen," ujar Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield seperti dikutip dari BBC, Selasa (21/2/2023).
Hanya 2 Jurnalis yang Mendampingi Biden
Biden, semula dijadwalkan terbang dari AS ke Warsawa pada Senin malam untuk lawatan selama dua hari. Jadwal tersebut dianggap mencurigakan karena terlalu lama dan banyak yang bertanya-tanya apakah saat itu dia akan mengendap-endap ke Ukraina.
Dalam jumpa pers harian di Gedung Putih, wartawan telah berulang kali menanyakan kemungkinan tersebut.
"Kami diberi tahu bahwa tidak ada jadwal pertemuan dengan Zelensky dan tidak ada perhentian yang direncanakan di luar Warsawa...," ungkap laporan BBC.
Keputusan akhir untuk mengunjungi Kyiv dilaporkan baru diambil pada Jumat, meski sudah direncanakan selama berbulan-bulan.
Adapun pada Minggu (19/2), jadwal resmi Gedung Putih masih menunjukkan bahwa Biden berangkat ke Warsawa pada Senin malam pukul 19.00 waktu setempat. Namun, fakta menunjukkan bahwa Air Force Boeing 757 -pesawat kepresidenan AS yang lebih kecil dibanding Air Force One- lepas landas pada Minggu pukul 04.15 waktu setempat.
Turut serta bersama Biden sebuah tim kecil yang terdiri dari para ajudan terdekatnya, tim medis, dan petugas keamanan.
Hanya dua jurnalis, yaitu satu penulis dari The Wall Street Journal Sabrina Siddiqui dan satu fotografer dari Associated Press Evan Vucci, yang diizinkan bepergian bersama Biden dan mereka disumpah untuk merahasiakan kunjungan ke Ukraina. Ponsel mereka "diamankan".
Kedua jurnalis juga tidak diizinkan melaporkan lawatan Biden sampai sang presiden tiba di Kyiv.
Rombongan Biden terbang sekitar tujuh jam dari Washington ke pangkalan militer AS di Ramstein, Jerman, untuk mengisi bahan bakar dan selanjutnya mendarat di Bandara Rzeszow–Jasionka, Polandia. Sejak perang Ukraina, bandara itu telah menjadi pusat internasional atas upaya yang dipimpin AS untuk mempersenjatai Ukraina. Demikian seperti dikutip dari france24.
Tidak ada sirene atau apa pun yang mengumumkan bahwa presiden AS sedang menuju ke Przemysl Glowny - stasiun kereta Polandia di dekat perbatasan Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menuturkan bahwa Rusia diberitahu soal kunjungan Biden tersebut beberapa jam sebelum Air Force Boeing lepas landas.
"AS melakukannya untuk tujuan mengurangi risiko konflik... Saya tidak akan membahas bagaimana mereka merespons atau apa sebenarnya pesan kami, tetapi saya dapat mengonfirmasi bahwa kami membuat pemberitahuan itu," ujar Sullivan.
Advertisement
Pesan yang Jelas
Biden disebut menghabiskan waktu 10 jam di kereta untuk mencapai Kyiv. Dia bisa saja mengunjungi lokasi lain di Ukraina yang lebih mudah dijangkau, namun Kyiv dinilai simbolis, di mana sejumlah pemimpin dunia juga melakukan hal serupa.
Melalui kunjungannya, Biden dianggap tidak hanya ingin menegaskan ke Rusia soal komitmen pemerintahannya untuk membantu Ukraina, namun juga kepada publik di dalam negeri AS.
Kalangan Republikan selama ini telah mempertanyakan komitmen AS dalam mendukung Ukraina dan seberapa lama sokongan itu akan berlangsung.