3 Mitos Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Pulau Sumatra

Gunung Kerinci atau Gunung Gadang ini membentang di Provinsi Jambi dan masih aktif hingga saat ini.

oleh Tifani diperbarui 22 Feb 2023, 03:00 WIB
Gunung Kerinci mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai kurang lebih 150 meter dari atas puncak gunung. (Liputan6.com/ Ist PVMBG)

Liputan6.com, Jambi - Gunung Kerinci tengah menjadi sorotan setelah peristiwa nahas menimpa rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono. Diketahui helikopter yang digunakan jatuh di lereng Gunung Kerinci Minggu (19/2/2023).

Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatra. Gunung Kerinci atau Gunung Gadang ini membentang di Provinsi Jambi dan masih aktif hingga saat ini.

Bagi para pecinta gunung dan pendakian, Gunung Kerinci dikenal memiliki pemandangan alam yang indah. Tak hanya pemandangan indah, Gunung Kerinci juga memiliki sederet mitos yang cukup menyeramkan.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet mitos Gunung Kerinci yang populer.

1. Cindaku atau Manusia Harimau

Mitos Gunun Kerinci yang cukup populer adalah keberadaan cindaku atau manusia harimau. Mereka bukanlah manusia biasa, melainkan berwujud setengah manusia dan setengah harimau.

Legenda ini tak hanya populer di Jambi, tetapi juga sampai Malaysia. Asal-mula Cindaku berawal dari sosok bernama Tingkas.

Ia adalah kelompok orang yang memiliki kedekatan ikatan batin dengan harimau. Dipercaya bahwa Tingkas dulunya telah berjasa membantu masyarakat Kerinci, salah satunya adalah dalam melestarikan hutan.

Orang Kerinci percaya jika Cindaku memiliki kekuatan magis. Kekuatan tersebut berasal dari adat turun-temurun di Desa Kerinci.

Dengan kekuatan itu, mereka menjadi penjaga Gunung Kerinci. Cindaku juga mampu berubah menjadi harimau.

Mereka akan berubah wujud jika marah atau merasa terancam. Akan tetapi, kesaktian itu hanya berlaku di kawasan Gunung Kerinci. Selain itu, tak semua orang Kerinci termasuk Cindaku.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Naga Raksasa

2. Naga Raksasa

Masyarakat setempat juga meyakini bahwa ada sesosok naga raksasa yang mendiami kawasan Gunung Kerinci. Alkisah, hiduplah sepasang saudara kembar yatim piatu bernama Calungga (kakak) dan Calupat (adik).

Suatu hari, Calungga berburu sendiri ke hutan. Dalam perburuannya, ia menemukan sebutir telur besar.

Tanpa memberitahu kembarannya, Calungga memakan telur tersebut. Setelah mengonsumsi telur tersebut, muncul sisik di emas di sekujur tubuh Calungga.

Badannya menjadi memanjang dan dirinya pun berubah menjadi seekor naga raksasa. Menurut cerita rakyat setempat, sisa perputaran badan Calungga yang besar itu menciptakan Danau Bento.

Sementara itu, semburan apinya memunculkan Sungai Muara Angin.

3. Uhang Pandak

Mitos Gunung Kerinci yang satu ini juga tak kalah populer. Cerita tentang keberadaan mereka bukan hanya dikenal di Tanah Air, tetapi juga hingga ke luar negeri

Dalam bahasa Indonesia, Uhang Pandak sendiri berarti 'orang pendek'. Diketahui bahwa sejarah tentang legenda orang pendek ini pertama kali ditemukan dari catatan perjalanan Marco Polo pada 1292 saat ia bertualang ke Asia.

Ada pula yang mengatakan Uhang Pandak juga kerap terlihat membawa peralatan berburu, seperti tombak. Kepopuleran legenda orang pendek ini, membuat beberapa peneliti bahkan sampai melakukan penelitian di tempat. Sebelum mereka, seorang zoologi asal Belanda, Van Heerwarden, pernah melakukan penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat pada 1923 silam. Menurut kesaksiannya, Uhang Pandak memiliki perawakan layaknya anak usia 3-4 tahun, tetapi memiliki wajah tua.

Mereka memiliki rambut hitam sebahu dengan tubuh dipenuhi bulu. Dari pengakuannya, Uhang Pandak bukanlah termasuk spesies primata. Sampai sekarang, masih belum dipastikan makhluk jenis apa orang pendek Gunung Kerinci ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya