Pemprov DKI Buka Opsi Sewa Tanah Kampung Susun Bayam Jika Pengalihan Aset Gagal

Rindu mengatakan bahwa proses inbreng Kampung Susun Bayam dari Dispora DKI Jakarta ke Jakpro tidak disetujui anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 21 Feb 2023, 12:08 WIB
Warga bertahan di tenda pengungsian saat berunjuk rasa di depan gerbang Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara, Senin (21/11/2022). Aksi tersebut dilakukan untuk menagih janji PT Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta agar warga bisa segera menempati Kampung Susun Bayam secepatnya. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemprov DKI Jakarta membuka opsi untuk menyewa tanah dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) jika proses pengalihan aset lahan Kampung Susun Bayam (KSB) di Jakarta Utara gagal.

“Umpamanya inbreng gagal atau ditolak, ini kan bisa dilarikan ke dalam pemanfaatan jadi sewa tanah, ada alternatif yang dibolehkan,” kata Kepala BPAD DKI Reza Pahlevi di Jakarta, Senin, (21/2/2023).

Namun, jika opsi menyewa tanah tersebut dilakukan, maka penentuan tarif sewa hunian di Kampung Susun Bayam dilakukan oleh Jakpro.

Sebelumnya, Kepala Seksi (Kasi) Manajemen Aset Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Rindu Manalu menyebut proses inbreng atau transaksi non tunai penyertaan modal dalam bentuk aset tanah Kampung Susun Bayam (KSB) kepada Badan Pembina (BP) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) gagal.

Rindu mengatakan bahwa proses inbreng dari Dispora DKI Jakarta ke Jakpro tidak disetujui anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

"Jadi terakhir rapatnya, sepertinya untuk inbreng itu, tidak ada bahasa inbreng karena dulu itu untuk inbreng tidak disetujui sama DPRD," kata Rindu kepada wartawan, Senin (20/2/2023).

Rindu menyampaikan bahwa penyertaan modal dengan aset KSB dari Pemprov DKI ke Jakpro harus melalui persetujuan anggota dewan agar pemanfaatan bisa segera ditentukan. Sehingga, gagalnya proses inbreng menyebabkan terkatungnya ihwal pemanfaatan KSB bagi warga terdampak penggusuran Jakarta Internasional Stadium (JIS).

"Karena tidak jadi inbreng, karena masih di tanah dispora, kan di SK (Surat Keputusan) penggunaannya pada saat itu ada bahasa bentuknya sewa terhadap lahan tersebut," jelas dia.

"Makanya dibahas kembali karena itu menyangkut untuk nanti penggunaannya seperti apa. Apakah dengan Jakpro, tapi dengan catatan nanti akan seperti bentuknya bisnis, mana yang bisnis, mana yang tidak," lanjutnya.

Pasalnya, kata Rindu, lahan Kampung Bayam dan Kampung Susun Bayam (KSB) berbeda kepemilikan. Dimana lahan Kampung Bayam dimiliki Dispora dan KSB dikelola Jakpro.

"Iya betul, karena mungkin nanti enggak mungkin juga kan bangunannya di atas Dispora, bangunannya kan punya Jakpro. Jadi nanti bentuknya mungkin penggunaan bersama kali ya," ucap dia.


Jakpro Kunci Tarif Sewa Kampung Susun Bayam Sesuai Pergub Era Anies Baswedan

Warga memasak untuk makan bersama saat menggelar aksi di depan Balai Kota, Jakarta, Senin (5/12/2022). Warga Kampung Susun Bayam belum merasakan janji manis dari Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mulanya, mereka dijanjikan akan direlokasi di Kampung Susun Bayam setelah rumahnya digusur untuk pembangunan JIS, namun sampai saat ini warga masih terlantar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

VP Corporate Secretary PT Jakarta (Jakpro) Propertindo Syachrial Syarif mengatakan pihaknya mengunci besaran tarif sewa Kampung Susun Bayam (KSB) bagi warga terdampak penggusuran Jakarta Internasional Stadium (JIS).

Syachrial menyebut harga sewa mentok sesuai Pergub Nomor 55 Tahun 2018 yang diteken Gubernur 2017-2022 DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam Pergub tersebut, tercatat bahwa rumah susun sewa dengan bangunan blok memiliki tarif yang bervariasi.

"Bukan besaran tarif, kalau besaran tarif kita sudah kunci kita tawarkan sesuai dengan peraturan gubernur yang bervariasi dari Rp600rb-Rp700rb sekian," kata Syachrial kepada wartawan, Senin (20/2/2023).

Besaran tarif itu, lanjut Syachrial, telah melalui rangkaian diskusi dengan mempertimbangkan mendalam sebelum akhirnya dikunci mengikuti Pergub era kepemimpinan Anies Baswedan. Dimana Jakpro menawarkan harga tertinggi di angka Rp750 ribu.

"Ya sebetulnya kalau diskusi tarif kita sudah berkali-kali sampaikan ya kalau sampai sebesar itu untuk kami kesulitan untuk mensubsidi karena kita kan sebetulnya entitas ya," jelas Syachrial.

Sumber: Antara

Infografis Ragam Tanggapan Nama Nusantara dan Pembangunan Ibu Kota Negara. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya