Penyebab Gurun Tandus Arab Saudi Jadi Ladang Lavender Cantik, Fenomena Langka Terjadi hingga 20 Hari

Mekarnya bunga lavender berwarna ungu di gurun pasir tandus Arab Saudi tengah jadi sorotan. Apa penyebab fenomena tersebut?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Feb 2023, 16:58 WIB
Seorang pria berjalan di ladang yang ditumbuhi bunga lavender di kota Rafha, dekat perbatasan dengan Irak, pada 13 Februari 2023. Hujan musim dingin yang lebih lebat dari biasanya telah membuat gurun pasir di bagian utara Arab Saudi berubah jadi padang bunga lavender, menarik wisatawan dari seluruh semenanjung Arab. (Fayez Nureldine / AFP)

Liputan6.com, Al Jouf - Mekarnya bunga lavender berwarna ungu di gurun pasir tandus Arab Saudi tengah jadi sorotan. Sebab pemandangan yang tercipta begitu indah, orang-orang bahkan berdatangan untuk menikmati momen langka tersebut.

Apa penyebab fenomena tersebut?

Mengutip AFP, Selasa (21/2/2023), berubahnya padang pasir tandus menjadi ladang lavender ungu yang cantik di Arab Saudi disebutkan telah dipicu oleh winter rain. Hujan musim dingin yang lebih lebat dari biasanya itu telah menyelimuti pasir Arab Saudi bagian utara dengan bunga-bunga ungu, menarik para wisatawan dari seluruh Jazirah Arab.

Seseorang bernama Muhammad al-Mutairi bahkan rela berkendara hampir enam jam dari kampung halamannya di tengah negara kerajaan demi melihat semburan warna ungu yang langka di lanskap yang menjemukan: si bunga lavender.

"Tidak ada yang menyangka adegan ini terjadi di Arab Saudi," kata pensiunan guru berusia 50 tahun itu kepada AFP saat dia mengamati 'lautan' ungu yang membentang sejauh mata memandang di padang pasir di sekitar Rafha, dekat perbatasan Irak.

"Aroma dan pemandangannya menyegarkan jiwa," katanya tentang tumbuhan yang dikenal di Arab sebagai lavender liar.

Winter rain atau hujan musim dingin membawa banjir yang mematikan ke bagian barat Arab Saudi akhir tahun lalu, tetapi di wilayah utara membawa kehidupan di padang pasir.

 

 


Pemandangan 15-20 Hari

Dua pria menyiapkan teh di gurun pasir yang ditumbuhi bunga lavender di kota Rafha, dekat perbatasan dengan Irak, pada 13 Februari 2023. Penduduk di daerah itu menjauhkan unta untuk mencegah mereka memakan bunga lavender yang telah menarik perhatian para wisatawan. (Fayez Nureldine / AFP)

Nasser al-Karaani juga rela melakukan perjalanan 770 kilometer (480 mil) dari ibu kota Riyadh untuk melihat bunga berwarna ungu ini sebelum layu.

"Pemandangan ini berlangsung dari 15 hingga 20 hari dalam setahun, dan kami datang ke sini khusus untuk menikmatinya," kata pengusaha Saudi berusia 55 tahun itu.

Dia menurunkan tenda dari kendaraan roda empatnya dan mendirikan tempat istirahat dengan sekelompok teman sebelum berkumpul di sekitar api unggun untuk minum teh panas.

"Suasana ini membuat saya merasa nyaman," kata Karaani yang mengenakan jaket tebal di atas gaun thobe tradisionalnya.

Di seberang padang pasir, para pengunjung mendirikan tenda dan memasak makanan di atas api terbuka.

Penduduk di daerah itu menjauhkan unta untuk mencegah mereka memakan bunga yang telah menarik perhatian para wisatawan.

Hamza al-Mutairi, yang sedang berkemah bersama teman-temannya, mengatakan bahwa dia merasa recharged atau terisi kembali oleh tontonan alam.

"Ini memberi seseorang motivasi baru untuk hidup,” kata pria Saudi berusia 56 tahun itu.

Di dekatnya, Abdul Rahman al-Marri mengatakan dia telah berkendara jauh-jauh dari negara asalnya Qatar untuk melihat sekilas bunga yang semarak itu.

"Pemandangan itu sepadan" dengan perjalanan lebih dari 12 jam, katanya. "Seolah-olah Anda berada di surga."


Penyebab Pegunungan Makkah Arab Saudi Menghijau, Tanda Kiamat?

Pegunungan di Arab Saudi yang menghijau akibat hujan deras. Dok: Twitter @Mal_hothaly

Sebelumnya, kabar pegunungan di wilayah Makkah Arab Saudi yang menghijau juga jadi sorotan. Fenomena tak biasa saat wilayah tersebut berubah warna menjadi hijau subur, karena sebelumnya tandus dan gersang.

Netizen menyorot pemandangan hijau yang tak lazim bagi sebagian orang itu.

Netizen di luar Arab Saudi, seperti Pakistan dan Indonesia, yang mengaitkan fenomena tersebut dengan kiamat. 

"Ini adalah salah satu tanda-tanda qayammat bahwa Makkah dan Madinah akan hijau lagi," ujar seorang netizen Pakistan bernama Saqib seperti dikutip dari The New Arab.

Netizen Indonesia bernama Irfan menyebut "hari akhir sedang datang" dan saat ini adalah "zaman kegelapan."

Beberapa orang menghubungkan penghijauan yang tiba-tiba di Makkah dengan sebuah hadis Nabi Muhammad (SAW) yang mengatakan: "Kiamat tidak akan datang sampai tanah Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai."

Namun, seorang pengguna memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan prematur, menunjukkan bahwa fenomena tersebut bersifat sementara dan telah terjadi sebelumnya.

Hujan deras di negara itu kabarnya terjadi setelah seruan Raja Salman pada November 2022 bagi orang-orang untuk melakukan doa khusus untuk hujan yang dikenal sebagai istisqa


Gunung Arab Saudi Menghijau Efek Hujan Berlebihan

Potret pegunungan tandus di kota Makkah, Arab Saudi berubah jadi penuh rumput. (dok. Twitter @theholymosques/https://twitter.com/theholymosques/status/1611447529169903616)

Lantas apa sebenarnya penyebab pegunungan Makkah Arab Saudi menghijau ?

Mengutip situs Middle East Monitor dari Saudi Press Agency (SPA), Selasa (10/2/2023), disebutkan gunung-gunung di dalam dan sekitar kota suci Makkah di Arab Saudi telah berubah menjadi hijau setelah berminggu-minggu hujan lebat dan banjir bandang bulan lalu.

SPA membagikan klip video di Twitter Kamis lalu yang menunjukkan efek dari curah hujan yang berlebihan.

Beberapa bagian negara kerajaan itu telah melihat lanskap gersang berubah menjadi hijau, khususnya di Arab Saudi bagian barat. Pertumbuhan vegetasi, yang disebabkan oleh cuaca hangat dan juga hujan, terekam dalam citra satelit yang disediakan oleh NASA.

Sementara itu, orang-orang Saudi menanggapi dengan gambar dan video mereka sendiri tentang tanaman hijau yang mengesankan, yang telah menyebar ke daerah lain, termasuk kegubernuran Laith, Taif dan Jeddah.

Banyak yang mengungkapkan kekaguman mereka dan keinginan mereka untuk melestarikan alam baru, dengan salah satu pengguna Twitter mengatakan: "Alhamdulillah dan terima kasih kepada Allah saja, kami meminta Yang Mahakuasa untuk mengabadikan [tanaman hijau] sebagai berkah bagi kami dan melindunginya dari menghilang".

Pengguna lain, Ahmad Al-Assaf, berkata: "Sebuah lembah tanpa budidaya, dan terima kasih kepada Allah pemilik Bumi dan langit, gunung-gunung di sekitarnya menjadi hijau dan gembira, Segala puji bagi Allah."

Penduduk wilayah itu, ditemani oleh keluarga mereka, menyebar di taman dan kamp liar di sekitar wilayah tersebut, termasuk Taman Al-Maghmas, Ain Shams, Al-Barza, Al-Bayda, Tafil, dan Hoda Al-Sham, untuk "menikmati keindahan alam yang menakjubkan dan berlatih berbagai kegiatan, termasuk mengadakan barbekyu dan di luar ruangan hingga dini hari", menurut Saudi Press Agency.

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya