Liputan6.com, Riyadh - Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) menuai kritikan karena ingin mendirikan bangunan mirip Ka'bah. Bangunan itu akan menjadi unit hunian, serta lokasi hiburan dan budaya.
Bangunan itu bernama Mukaab yang berarti kubus dalam Bahasa Arab. Mukaab merupakan bagian dari Vision 2030 yang dicetuskan Pangeran MBS.
Advertisement
Berdasarkan laporan The New Arab, Selasa (21/2/2023), tinggi Mukaab tersebut rencananya akan mencapai 400 meter, dan lebarnya cukup untuk menampung 20 Empire State Building.
Empire State Building adalah bangunan tertinggi ketiga di Amerika Serikat (setelah Menara Willis dan Trump International Hotel and Tower di Chicago) dan tertinggi ke-22 di dunia.
Pembangunan Mukaab didanai oleh Public Investment Fund (PIF) di Arab Saudi.
Mukaab rencananya juga akan memiliki 100 ribu unit tempat tinggal, 9.000 ruangan hotel, dan 1,4 juta meter persegi ruang kerja, serta lokasi hiburan dan budaya.
Inspirasi bangunan ini sebetulnya adalah daerah Najd di Arab Saudi, namun ada yang menganggap desainnya mirip Ka'bah.
Pada video promosinya, Mukaab ditampilkan akan menjadi gedung yang sangat tinggi dibandingkan sekitarnya. Sementara, interior gedung itu akan mengambil tema futuristik. Ada juga rencana membangun menara spiral di dalam bangunan tersebut.
Sejumlah netizen lantas mengkritik unggahan di akun Twitter @PIF_en, meski ada yang menolak bahwa Mukaab meniru Ka'bah.
"Apa hanya saya atau bangunan itu memang mirip sebuah Kaaba, (Ka'bah)?" tanya seorang netizen.
"Hanya kamu saja (yang berpikir demikian)," balas netizen lain.
Mega Proyek
Sebelumnya, Arab Saudi berupaya mengubah ibu kotanya menjadi salah satu "kota paling layak huni di Bumi". Kota yang ingin dibangun seperti kota dari film fiksi ilmiah.
Dikutip dari CNN, Selasa (21/2/2023), Arab Saudi sedang membangun pusat kota baru di Riyadh, yang diumumkan oleh Sovereign Wealth Fund pada Jumat, 17 Februari 2023. Dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), proyek Murabba Baru atau alun-alun baru dimaksudkan untuk memperluas ibu kota sekitar 19 kilometer persegi (4.695 hektar) untuk menampung ratusan ribu penduduk.
Inti dari proyek ini adalah “Mukaab” proyek kubus persegi dengan tinggi 400 meter, lebar 400 meter dan panjang 400 meter yang cukup besar untuk memuat 20 bangunan Empire State. Proyek ini menawarkan “pengalaman mendalam” dengan lanskap yang berubah dari luar angkasa menjadi pemandangan hijau, menurut Public Investment Fund (PIF) atau Dana Investasi Publik. Proyek Mukaab ini dijadwalkan selesai pada 2030.
Adapun PIF merupakan dana investasi publik yang memiliki kekayaan negara senilai USD 620 miliar yang dipimpin oleh MBS.
Pada proyek ini menerapkan teknologi holografik yang menawarkan “realitas baru” kepada konsumen saat berbelanja dan makan. Bangunan ini juga mencakup fasilitas rekreasi, hotel dan unit residensial.
Advertisement
Sumbang PDB Non Minyak
Proyek Murabba baru menjanjikan ruang yang unik, ruang untuk kerja dan hiburan, serta dapat menempuh 15 menit berjalan kaki, dan 20 menit ke bandara. Seluruh proyek akan selesai pada 2030.
Mengutip nationalworld.com, pengembang yakin proyek ini akan berkontribusi pada pembangunan Riyadh ke depan dan akan ciptakan 334.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung.
Proyek tersebut juga diperkirakan dapat menyumbang 180 miliar Riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 728,85 triliun (asumsi satu Riyal Arab Saudi 4.049 terhadap rupiah) untuk produk domestik bruto (PDB) non minyak.
Tolak Tuduhan Mirip Ka'bah
Terkait kontroversinya, warganet lain yang terutama dari Arab Saudi menanggapi kritik tersebut dengan sudut pandang lain. "Mengapa Muslim dari negara asing begitu mudah dimanipulasi?" tanya seorang pengguna Twitter dengan akun @far0h8.
"Jika setiap bangunan yang berbentuk kubik adalah 'ka'bah baru', maka Anda akan menemukan jutaan ka'bah di Riyadh karena kami memiliki banyak bangunan berbentuk kubus."
Sementara itu, warga negara Arab Saudi lainnya dengan akun @999saudsalman juga menuduh mereka yang mencemooh proyek tersebut sebagai "Saudiphobes" atau "Anti-Arab Saudi" dan menggambarkan tuduhan itu sebagai "tidak masuk akal".
Sebelumnya, Arab Saudi juga berambisi untuk membangun gedung pencakar langit tertinggi dan terbesar di dunia. Mereka berencana membangun gedung setinggi sekitar 2.000 meter dan akan dibangun di pusat ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
Biaya pembangun gedung itu diperkirakan bisa mencapai 4 miliar pound sterling dan membuka kesempaatan bagi para desainer untuk mengikuti kompetisi desain gedung tersebut dengan hadiah uang sebesar 840 ribu pound sterling atau sekitar Rp 16 miliar.
Advertisement