Normalisasi Ciliwung Tergantung Kemampuan Pemda DKI Bebaskan Lahan

Pada Selasa ini, Presiden Jokowi meninjau normalisasi Ciliwung dengan pekerjaan pembuatan tanggul sepanjang 500 meter.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2023, 17:20 WIB
Pandangan udara proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung di Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur, Senin (20/2/2023). Progres pembangunan sodetan Kali Ciliwung menuju BKT sudah mencapai 62 persen. Proyek yang menelan biaya mencapai Rp1,2 triliun ini ditargetkan berfungsi paling lambat April 2023. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum bisa memberikan target penyelesaian proyek infrastruktur normalisasi Sungai Ciliwung. Alasannya, penyelesaian proyek ini sangat tergantung dengan cepat atau lambatnya pembebasan lahan. 

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan, normalisasi Ciliwung bergantung kecepatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan.

"Target penyelesaian untuk 17 kilometer itu, kami sangat tergantung Pemerintah Provinsi DKI membebaskan lahan, di mana nanti akan ada kolaborasi antara Kementerian ATR/BPN, Pemprov DKI, termasuk kami," katanya dikutip dari Antara, Selasa (21/2/2023).

Jarot mengatakan penyelesaian normalisasi sepanjang 17 kilometer tersebut ditargetkan selesai pada 2024. Karena itu, setiap dilakukan pembebasan lahan di setiap ruas, Kementerian PUPR akan langsung menggarap normalisasinya.

"Kami sangat tergantung dari mana daerah yang sering terkena, mana yang sudah dibebaskan oleh Pemprov DKI kami segera masuk," ujarnya.

Panjang Ciliwung 

Total panjang Sungai Ciliwung yang akan dinormalisasi adalah 33 km. Saat ini, normalisasi telah rampung untuk 16 km. Pekerjaan dilakukan sejak 2014.

Pada Selasa ini, Presiden Jokowi meninjau normalisasi Ciliwung dengan pekerjaan pembuatan tanggul sepanjang 500 meter.

"Dengan dibangunnya tanggul yang 500 meter ini akan mengurangi terjadinya genangan kurang lebih 15 hektare," ujar Jarot.

Pengendalian Banjir

Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Jakarta dari hulu hingga hilir.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal yaitu 35-50 meter.

Lingkup pekerjaan normalisasi ini meliputi perkuatan tebing, pembangunan tanggul, pembangunan jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Sungai Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 m3/dt menjadi 570 m3/dt, serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung.

 


Target Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri kabinet kerja dan PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meninjau pekerjaan normalisasi Sungai Ciliwung di Pengadegan, Jakarta Selatan, Selasa (21/2/2023). (Dok. Kementerian PUPR)

Normalisasi Sungai Ciliwung ini melintasi sejumlah kelurahan di DKI Jakarta yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.

Presiden Jokowi telah memerintahkan Kementerian ATR/BPN dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melanjutkan pembebasan lahan dalam rangka normalisasi Sungai Ciliwung, sehingga nantinya Kementerian PUPR dapat segera masuk pada titik-titik yang sudah dibebaskan untuk memulai konstruksinya.

"Kita harapkan dalam dua tahun hingga akhir 2024 yang 17 km itu insya Allah selesai. Sehingga, normalisasi Sungai Ciliwung betul-betul rampung dan akan sangat mengurangi banjir. Karena air yang dari atas juga ditahan oleh Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi," ujar Presiden Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya