Im Siwan Sempat Menolak Tawaran Bintangi Unlocked, Kini Merasa Filmnya Bermanfaat karena Bikin Ngeri

Meski sudah menolak, Im Siwan mengakui naskah film Korea Unlocked membuatnya sangat terkesan.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 22 Feb 2023, 13:00 WIB
Im Siwan dalam Unlocked. (Twitter/ Netflix_PH)

Liputan6.com, Jakarta Im Siwan kembali sebagai tokoh antagonis dalam proyek terbarunya, film Korea Unlocked. Dalam film yang dirilis Netflix ini, ia berperan sebagai pembunuh berantai yang melakukan aksinya dengan menyisipkan spyware ke ponsel para korban.

Dilansir dari Yonhap News, Selasa (21/2/2023), member ZE:A ini ternyata awalnya sempat menolak tawaran untuk memerankan karakyer Jun Yeong dalam film Korea ini.

“Aku awalnya menolak tawaran (di film ini) karena menurutku aktor harus mempertimbangkan pengaruhnya kepada masyarakat dalam karya-karyanya,” kata dia.

Meski sudah menolak, ia mengakui naskah film ini membuatnya sangat terkesan. “Bahkan setelah menolak, aku terus menerus memikirkannya, dan  akhirnya memutuskan untuk melakukannya,” Im Siwan menambahkan.

 


Dianggap Berkah

Im Siwan dalam Unlocked. (sajinjeon/ Netflix)

Meski awalnya menolak peran ini dengan pertimbangan pengaruh yang ia miliki di masyarakat, Im Siwan akhirnya menganggap peran penjahat ini bisa memperluas jangkauan aktingnya.

“Aku dengar peran penjahat adalah sebuah berkah di dunia akting. Para aktor bisa memberikan performa impresif dan membuka diri mereka pada kemungkinan yang luas,” tuturnya.


Karakter Jun Yeong

Im Siwan dalam Unlocked. (sajinjeon/ Netflix)

Im Siwan juga memberikan perspektifnya mengenai karakter Jun Yeong. “Menurutku dia bakal merasa puas saat bisa memilih beragam cara untuk menghancurkan hidup orang dengan menggunakan informasi pribadi yang ia kumpulkan dari ponsel para korban,” tuturnya.

Karena hal ini pula, pada akhirnya ia merasa bahwa film ini memberi manfaat kepada masyarakat.


Langkah Awal Lindungi Diri

“Menurutku, film ini mengerikan karena memberikan rasa takut yang dekat dengan kehidupan nyata, bahwa peristiwa serupa juga bisa terjadi padaku,” kata pria 34 tahun ini.

Ia menambahkan, “Kurasa munculnya kesadaran atas bahaya peretasan smartphone, adalah langkah awal untuk melindungi diri kita dari risiko seperti ini.”

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya