Perbedaan Nikotin dan TAR pada Rokok, Berikut Penjelasan Akademisi IPB

Peneliti Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib menjelaskan terkait perbedaan nikotin dan TAR pada rokok.

oleh Udin AS diperbarui 22 Feb 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Merokok Credit: pexels.com/Irina

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib menjelaskan terkait perbedaan nikotin dan TAR pada rokok.

Diketahui, nikotin dan TAR merupakan dua bahan kimia yang terdapat dalam kandungan rokok. Banyak orang yang belum memahami perbedaan kedua kandungan tersebut.

Selama ini, nikotin sering dianggap sebagai zat yang paling berbahaya bagi kesehatan dibandingkan dengan TAR. Lantas benarkah pernyataan tersebut?

Mohammad Khotib menjelaskan bahwa nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Selain terdapat pada rokok, nikotin juga dapat ditemukan pada beberapa tanam-tanaman, seperti kentang, terong, dan tomat.

"Secara kimia, nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin kecenderungannya lebih ke arah adiktif sehingga menciptakan ketergantungan," kata Khotib, dilansir dari Antara, Senin (21/2/2023).

Di sisi lain, TAR bukan senyawa alami seperti nikotin, lantaran termasuk ke dalam kumpulan dari berbagai senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.TAR dapat diidentifikasi mengandung senyawa-senyawa karsinogenik, menurut beberapa riset.

"Efek negatif TAR itu yang dominannya adalah karsinogenik. Hal ini yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kalau nikotin kecenderungannya karena efek adiktifnya," katanya.

Sementara itu, menurut data National Cancer Institute (NCI) Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru-paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya.

 


TAR Dapat Menyebabkan Kerusakan pada Gigi

Jika TAR menumpuk pada gigi hingga menyebabkan warnanya berubah kekuningan atau kecoklatan, seiring bertambahnya waktu gigi akan mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik.

Selain itu, ahli toksikologi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat mengatakan bahwa nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok dibandingkan TAR.

Faktanya, justru TAR yang dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat menghidup rokok.

"Jadi nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,"pungkasnya.

Shoim memberikan langkah antisipatif bagi perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR.

"Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil," kata Shoim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya