Liputan6.com, Jakarta Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas partai terbaru pada Selasa (21/2/2023). Dalam survei ini suara partai Demokrat turun dibanding sebelumnya 14 persen menjadi 8,7 persen.
Sebaliknya, partai NasDem elektabilitasnnya naik menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 4,3 persen.
Advertisement
Terkait hal tersebut, Koordinator Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, Demokrat sejak 2022 sudah konsisten di tiga atau empat besar alias di kelompok parpol papan atas. Sudah kembali ke kelas awalnya.
"Ada istilah, class is permanent, form is temporary. Karena itu, kami meyakini penurunan elektabilitas partainya hanya sementara. Begitu pula pergeseran suara pemilih Anies dari Demokrat ke NasDem," kata Herzaky dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
"Bisa saja pemilih kami berpindah ke NasDem sebagai parpol pertama yang mengusung Anies, tetapi itu hanya sementara hingga kami menentukan sikap. Setelah Demokrat dan Anies kembali bersanding, elektabilitas kami akan naik lagi," sambungnya.
Keyakinan itu disebutnya bakal dibarengi dengan kerja-kerja partai untuk mendekatkan diri dan bergerak selaras dengan aspirasi publik. Di antaranya, meminta bakal calon anggota legislatif dari Demokrat untuk semakin giat turun ke bawah dan membantu kebutuhan masyarakat.
"Aktivitas itu diminta ditingkatkan terutama mendekati masa pendaftaran bakal calon anggota legislatif pada awal Mei mendatang," kata Herzaky.
"Kami sudah lakukan apel siaga nasional kesiapan infrastruktur komunikasi strategis kampanye darat dan udara. Sebab, kekuatan serangan di darat harus diiringi dengan narasi di media sosial dari kader organik Demokrat," pungkasnya.
Elektabilitas Demokrat
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas, suara partai Demokrat turun dibanding sebelumnya 14 persen menjadi 8,7 persen.
"Langkah Nasdem yang bergeming dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024 tampaknya cukup berhasil mengonsolidasi simpatisan Anies yang selama ini tersebar di sejumlah parpol," tulis Litbang Kompas pada Selasa (21/2/2023).
Selain faktor Anies, penurunan elektabilitas Demokrat yang cukup tajam ada faktor kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Di luar faktor sosok capres, Demokrat tampaknya juga terpapar dampak penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang juga Ketua DPD Demokrat Papua, oleh KPK pada 10 Januari 2023 karena kasus dugaan korupsi," tulis Litbang Kompas.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com
Advertisement