Liputan6.com, Jakarta - Surga adalah dambaan tiap umat beragama. Bagi umat Islam, surga adalah impian, yang mesti dicapai dengan perilaku dan amal yang saleh.
Namun, dalam berbagai riwayat dikisahkan, amal saleh saja tak cukup untuk mengantar seseorang ke surga Allah SWT. Rahmat Allah-lah yang membuat seorang mukmin mencapai derajat surga.
Baca Juga
Advertisement
Berikut ini adalah kisah seorang ulama besar Syekh Abu Bakr Asy-Syibli, yang masuk surga, bahkan bukan dari kebaikan-kebaikan atau amal saleh yang dikiranya akan mengantarnya ke surga.
Rahmat Allah justru tercurah karena seekor kucing terlantar. Lantaran kucing kedinginan dan kelaparan itu lah, Imam As-Syibli mendapatkan rahmat Allah dan mencapai surga-Nya.
Berikut kisahnya, dikutip dari nu.or.id.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Imam Asy-Syibli dengan Seekor Kucing
Jasad Syekh Abu Bakr Asy-Syibli memang terkubur dalam tanah sejak tahun 946 silam. Tapi nasihat santri Imam Junaid al-Baghdadi ini seakan terus mengalir kepada generasi-generasi sesudahnya.
alah satunya lewat kisah dalam mimpi, sebagaimana terekam dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani.
Dalam sebuah mimpi seseorang, Imam Asy-Syibli yang telah wafat itu ditanya Allah, “Kamu tahu, apa yang membuat-Ku mengampuni dosa-dosamu?”
“Amal shalihku.”
“Bukan.”
“Ketulusanku dalam beribadah.”
“Bukan.”
“Hajiku, puasaku, shalatku.” “Juga bukan.”
“Perjalananku kepada orang-orang shalih dan untuk menimba ilmu.”
“Bukan.”
“Ya Ilahi, lantas apa?” tanya Imam Asy-Syibli.
Advertisement
Tolong Kucing Terlantar Ganjaran Rahmat
Allah kemudian menjawabnya dengan mengacu pada kisah pertemuan Imam Asy-Syibli dengan seekor kucing di jalanan kota Baghdad.
Kucing kecil itu loyo oleh ganasnya hawa dingin, menyudut ke suatu tempat, berharap kondisi bisa membaik. Imam Asy-Syibli yang tergerak hatinya lantas memungut binatang malang itu, kemudian menghangatkannya di dalam jubah yang ia kenakan.
“Lantaran kasih sayangmu kepada kucing itulah, Aku memberikan rahmat kepadamu.”
Cerita hidup para sufi kerap menyibak hal-hal istimewa dari perkara-perkara yang tampak remeh. Sepele di mata manusia tak selalu rendah menurut Tuhan.
Kisah di atas seolah mengajari kita tentang pentingnya sikap tawaduk atas segenap kesalehan ibadah betapapun hebatnya; juga keutamaan melembutkan hati dan mengulurkan bantuan, termasuk kepada binatang, apalagi manusia. (Sumber:https://islam.nu.or.id/hikmah/kucing-malang-pendatang-rahmat-allah-29Z76)
Tim Rembulan