Cerita Kenzi Alfaro, Balita Obesitas di Bekasi dengan Berat Badan 27 Kilogram

Selain memberi asupan makanan berupa bubur, Kenzi juga diberi jajanan cemilan yang dibeli dari warung. Berat badannya pun meningkat drastis hingga kini mencapai 27 kilogram.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2023, 07:38 WIB
Ilustrasi balita (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Orang tua balita obesitas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengungkapkan kronologis puteranya yakni Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan) yang kini berbobot hingga 27 kilogram.

Ibu Balita Kenzi, Pitriah (40) menjelaskan awalnya anaknya lahir dengan bobot empat kilogram. Dikarenakan terlalu besar, Kenzi dilahirkan dengan proses persalinan operasi caesar.

"Karena pas USG beratnya sudah besar, saya operasi caesar. Beratnya sudah empat kilogram pas lahir," kata Pitriah di kediamannya, Jalan Manunggal 5, Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa 21 Februari 2023.

Kenaikan berat badan yang tidak normal mulai disadarinya sejak Kenzi berusia enam bulan. Saat itu, dalam sepekan bobot anaknya naik 1-2 kilogram.

Padahal, Pitriah mengaku saat itu tidak ada yang berbeda dari cara pemberian susu formula kepada Kenzi. "Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu. Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," katanya.

Kemudian Kenzi diajarkan mengunyah bubur bayi instan dan cemilan pada usia tujuh bulan. Porsi makanan yang diberikan, dinilainya juga masih normal.

"Dia memang pertumbuhan badannya begitu, makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore," ucapnya.

Selain memberi asupan makanan berupa bubur, Pitriah juga mengaku memberi jajanan berupa cemilan warung kepada Kenzi. Berat badannya pun meningkat drastis hingga kini mencapai 27 kilogram.

"Saya kasih ciki kentang yang seribuan juga di warung, buat iseng-iseng ngemil saja kalau siang. Tapi itu juga dia tidak habis kok sebungkus," katanya.

Pitriah mengaku cemas terhadap pertumbuhan anaknya meski kini Kenzi masih dalam kondisi sehat tanpa ada keluhan sesak napas atau penyakit lain.

"Namanya badannya segini, saya sudah konsultasi ke dokter juga memang dia pertumbuhannya. Tapi Alhamdulillah anak saya juga normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan, dia tidurnya saja juga terlentang," katanya.


Pakai Baju Ayahnya

Balita berjenis kelamin laki-laki  bernama Muhammad Kenzi Alfaro (16 bulan) terpaksa harus mengenakan baju untuk anak berusia 10 tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas yang dideritanya.

"Tidak muat kalau pakai baju bayi. Ini yang dipakai baju anak 10 tahun," kata Ibunda Kenzi, Pitriah (40) di kediamannya, Jalan Manunggal 5, Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa.

Pitriah mengatakan Kenzi yang kini memiliki berat badan mencapai 27 kilogram itu bahkan terkadang mengenakan baju ayahnya, M Sopiyan (41) yang memiliki tubuh ramping.

"Bapaknya kan badannya juga kecil. Baju bapaknya saja muat sama dia, kadang dipakaikan juga ke anak saya," katanya.

Dia menjelaskan persoalan ekonomi turut memaksa orang tua Kenzi tidak bisa terus-menerus membeli popok bayi untuk puteranya.

"Saya kalau popoknya, namanya kalau beli, juga tidak kuat. Jadi pakai kalau mau tidur malam saja," katanya.

Pitriah mengaku tidak banyak produk popok berukuran XXXL yang dijual di berbagai warung maupun mini market. Alhasil, Kenzi terpaksa memakai popok berukuran XXL meski kesempitan.

"Jadinya saya pakaikan yang dobel XL, itu juga beli yang di warung, kalau yang tripel XL di warung kan tidak ada, di mini market juga langka, dia kalau pakai tidur saja," ucapnya.

Kesulitan tidak hanya dialami orang tua Kenzi saat membeli popok saja. Pitriah juga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggendong Kenzi yang belum mampu duduk dan berdiri sendiri.

"Ketika hendak membawa Kenzi jalan-jalan ke luar rumah, saya lebih memilih untuk membawa kereta dorong. Karena tidak kuat untuk menggendong. Kenzi juga kan belum bisa duduk dan berdiri sendiri," kata dia.

Sumber: Antara

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya