Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat mengalami penurunan elektabilitas berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas. Elektabilitas Demokrat turun menjadi 8,7 persen dari 14 persen.
Pada survei Litbang Kompas, disebutkan penyebabnya karena NasDem berhasil mengonsolidasikan pemilih Anies Baswedan yang sebelumnya tersebar di sejumlah partai, termasuk Demokrat.
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief meyakini elektabilitas Demokrat akan kembali naik ketika sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Namun, Demokrat masih menunggu waktu deklarasi. Salah satunya untuk memastikan elektabilitas Anies di angka yang baik. Ia memastikan deklarasi Anies sebagai calon presiden sebelum bulan puasa.
Baca Juga
Advertisement
"Soal koalisi ini kami masih menunggu, koalisi kita memastikan bahwa elektabilitas Anies biar betul-betul mantap, stabil, dan kita berharap sebelum puasa akan deklarasi," ujar Andi kepada wartawan, dikutip Rabu (22/2/2023).
"Faktor ini juga yang kami duga akan menaikkan kembali elektabilitas Partai Demokrat," tegasnya.
Sementara itu, Andi menyebut penurunan elektabilitas menjadi catatan Demokrat untuk melangkah ke depan. Pihaknya tidak tergesa-gesa karena posisi Demokrat masih di empat besar.
Demokrat, menurut Andi, sudah punya rencana untuk meningkatkan elektoral. Tetapi terganggu karena gugatan pemilu sistem proporsional terbuka di Mahkamah Konsitusi. Seharusnya Demokrat sudah memasuki tahapan bekerjanya para bakal calon legislatif.
"Sehingga ini menghambat kerja-kerja politik di bawah, karena terus terang kerja para caleg ini hampir menjadi ujung tombak kan menjelang pemilu, di samping struktur partai," ujar Andi Arief.
Survei Litbang Kompas
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas partai terbaru pada Selasa (21/2). Dalam survei ini, terlihat pergeseran suara cukup besar di antara koalisi perubahan yang mendukung Anies Baswedan. Elektabilitas NasDem naik, sementara Demokrat dan PKS turun.
Elektabilitas NasDem pada survei teranyar naik menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 4,3 persen. Sementara, Demokrat turun menjadi 8,7 persen dari 14 persen. Seperti Demokrat, PKS mengalami penurunan menjadi 4,8 persen dari 6,3 persen.
Kenaikan elektabilitas NasDem sampai 3 persen karena faktor Anies Baswedan. NasDem berhasil mengonsolidasikan simpatisan Anies dari sejumlah partai politik.
"Langkah Nasdem yang bergeming dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024 tampaknya cukup berhasil mengonsolidasi simpatisan Anies yang selama ini tersebar di sejumlah parpol," tulis Litbang Kompas pada Selasa (21/2).
NasDem mendapatkan efek ekor jas dari mendukung Anies. Dalam catatan Litbang Kompas, NasDem pertama kalinya mengalami lonjakan elektabilitas sampai 3 persen.
Namun, keberhasilan NasDem mengonsolidasi pendukung Anies ini berdampak kepada penurunan Demokrat dan PKS yang memiliki basis pemilih Anies.
Maka itu terlihat pada survei Januari-Februari ini elektabilitas Demokrat dan PKS mengalami penurunan.
"Hal ini terutama pada parpol dengan profil komposisi pilihan pemilihnya kepada Anies cukup besar, seperti Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)," tulis Litbang Kompas.
Selain faktor Anies, penurunan elektabilitas Demokrat yang cukup tajam ada faktor kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe
"Di luar faktor sosok capres, Demokrat tampaknya juga terpapar dampak penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang juga Ketua DPD Demokrat Papua, oleh KPK pada 10 Januari 2023 karena kasus dugaan korupsi," tulis Litbang Kompas.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement