KLB Difteri di Garut, Kemenkes Imbau Masyarakat Jaga Jarak dan Pakai Masker

Masyarakat diimbau jaga jarak dan pakai masker dengan adanya KLB Difteri di Garut, Jawa Barat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Feb 2023, 09:50 WIB
Ilustrasi KLB Difteri di Garut (unsplash.com/Onder Ortel)

Liputan6.com, Jakarta Merespons KLB Difteri di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga jarak dan memakai masker.

Upaya ini perlu dilakukan demi mencegah penularan infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi turut menyarankan, bagi warga yang sakit sebaiknya membatasi aktivitas di luar.

"Penanganan difterinya, pembatasan aktivitas di luar rumah bagi yang sakit. Tetap melakukan protokol kesehatan terutama di daerah atau lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan menjaga jarak dan penggunaan masker," katanya dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 22 Februari 2023.

Pemerintah Daerah Kabupaten Garut juga diminta untuk mensosialisasikan penyakit difteri dan pentingnya imunisasi difteri kepada masyarakat. Setiap Puskesmas pun dapat membuat Posko KLB Difteri untuk penanganan lebih cepat.

"Penanganan lain, yakni melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri. Sosialisasi tentang penyakit difteri dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat," terang Nadia.

"Kemudian Puskemas membuat posko KLB Difteri di lokasi."


Dua Warga Garut Positif Difteri

Ilustrasi gejala penyakit difteri Credit: pexels.com/Andrea

Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri setelah enam warga Kampung Sukahurip Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan meninggal dunia diduga akibat penyakit itu.

Kemudian pemeriksaan sampel dilakukan kepada warga yang sedang sakit.

"Saat ini, baru dua orang yang hasil pemeriksaan sampelnya sudah keluar dan dinyatakan positif difteri," ujar Wakil Bupati (Wabup) Garut Helmi Budiman dalam keterangan pada Rabu, 22 Februari 2023.

Seperti diketahui, difteri adalah penyakit menular lewat batuk, bensin. Penyakit ini biasanya menyerang sistem pernapasan atas dan tenggorokan hingga menyebabkan pasien mengalami kesulitan bernapas.

Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa menimbulkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Menurut Helmi, terungkapnya dua kasus positif difteri di atas, setelah enam orang warga Kampung Sukahurip meninggal dunia akibat difteri.

"Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sampel orang yang sakit, ternyata positif difteri," lanjutnya.


Isolasi dan Pengobatan Warga yang Kena Difteri

Ilustrasi gejala penyakit difteri Credits: pexels.com by Pavel Danilyuk

Demi menghindari menyebarnya penyakit difteri, Helmi Budiman meminta warga kembali mengenakan masker saat melakukan aktivitas sehari-hari.

"Sedangkan untuk dinas serta instansi terkait lainnya, kami anjurkan untuk meminimalisir mobilisasi warga desa tersebut," pesannya.

Pemda Garut telah membentuk tim khusus yang akan melakukan imunisasi massal terhadap warga Desa Sukahurip serta mengisolasi dan pengobatan warga yang terjangkit difteri di RSUD dr Slamet Garut. 

"Termasuk juga untuk yang terlibat kontak erat yang jumlahnya mencapai 72 orang, kita juga akan berikan pengobatan agar tak terkena," lanjut Helmi, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Kepala Dinas Kesehatan Garut, Maskut mengaku kecolongan hadirnya kasus difteri yang terjadi di Desa Sukahurip, setelah lama menghilang. Kasus itu terungkap, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dua pasien baru dengan gejala difteri.

"Ini temuan baru, kami kecolongan karena pasien berobat ke klinik swasta. Lalu, mereka meninggal pun (diduga difteri) kami tidak mengetahuinya," ujarnya.

Infografis 3 Kelompok Harus Dilindungi Saat Jaga Jarak Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya