Makna Hari Rabu Abu serta Aturan Pantang dan Puasa Umat Katolik

Selain penerimaan abu sebagai simbol, umat Katolik juga melakukan puasa dan pantang pada hari Rabu Abu.

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 22 Feb 2023, 11:05 WIB
Ilustrasi perayaan hari Rabu Abu bagi umat Katolik sebagai Penanda Permulaan Masa Prapaskah. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Jakarta - Sebelum merayakan Hari Raya Paskah, umat Katolik memperingati hari Rabu Abu seperti yang jatuh pada hari ini 22 Februari 2023. 

Rabu Abu adalah penanda permulaan masa Prapaskah bagi umat Katolik yang berlangsung selama 40 hari sebelum Hari Paskah. Oleh karena itu, Rabu Abu menjadi tanda dimulainya umat Katolik memasuki tahap baru.

Rabu Abu ditandai dengan penerimaan abu yang dioleskan pada dahi setiap umat Katolik dengan bentuk tanda salib. Adapun pengolesan abu kepada umat Katolik dilakukan oleh imam yang hadir.

Selain penerimaan abu sebagai simbol, umat Katolik juga melakukan puasa dan pantang pada hari Rabu Abu seperti mengutip dari laman Katolisitas. 

 

 


Alasan di Balik Hari Rabu dan Simbol Abu

Umat Katolik melaksanakan misa di Gereja Katedral Jakarta, Minggu (25/12/2022). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Abu menjadi simbol bagi umat Katolik dengan dasar Alkitab. Pada kitab Kejadian di Perjanjian Lama, Allah menciptakan manusia pertama dari debu dan tanah.

Maka dari itu, penerimaan abu ditujukan untuk dapat menjadi pengingat bagi umat Katolik bahwa mereka diciptakan menurut gambaran dan rupa Allah seperti disampaikan Clement Maria dalam akun YouTube Stikas Yohanes Salib.  

"Pada hari Rabu Abu, umat Katolik juga perlu menyadari bahwa manusia tercipta dari kerapuhan, sehingga sesuai ia akan mati dan kembali ke debu tanah suatu saat," kata Clement yang merupakan mahasiswa dari Stikas Yohanes Salib. 

Hal ini menandakan meskipun sudah mati, kematian tidak akan mengalahkannya, sebab telah menerima Yesus Kristus yang disimbolkan berupa salib abu pada dahi. 

Tanda Pertobatan

Selain itu, penerimaan abu juga menandakan pertobatan. Dalam Perjanjian Lama, hari Rabu Abu dirayakan dengan memakai pakaian kasar dan menerima siraman abu. Tradisi ini juga hidup pada umat Kristiani pada Perjanjian Baru hingga hari ini. 

Pertobatan didasari dengan hal yang paling dasar, yaitu pemahaman tentang Yesus Kristus yang telah menderita di kayu salib.

Rabu Abu menandakan umat manusia yang merupakan ciptaan yang fana, tetapi dimuliakan oleh pengorbanan Yesus.


Aturan Pantang dan Puasa bagi Umat Katolik pada 2023

Simak aturan penerimaan abu saat Rabu Abu. (Foto: unsplash.com/Ahna Ziegler)

Simbol pertobatan juga ditandai dengan pantang dan puasa. Pantang dan puasa tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, berikut aturan pantang dan puasa bagi umat Katolik.

1. Pantang dan puasa hanya dilakukan pada Rabu Abu, 22 Februari 2023 dan Jumat Agung, 7 April 2023. Jumat lain selama masa Prapaskah hanya melakukan pantang.

2. Berdasarkan Hukum Gereja, orang yang wajib berpuasa adalah semua orang dewasa sampai usia awal tahun ke 60. Orang dewasa adalah orang yang telah berusia 18 tahun.

3. Puasa artinya makan kenyang satu kali dalam sehari.

4. Berpantang dilakukan bagi semua yang sudah berusia 14 tahun ke atas secara wajib.

5. Pantang berarti tiap keluarga, kelompok/komunitas, individu memilih dan menentukan sendiri hal yang dipantang. Misalnya, pantang rokok, jajan, makan daging, dan lainnya.

Infografis Jejak Ajaran Toleransi Sunan Kudus. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya