Liputan6.com, Jakarta Tengah ramai di media sosial bayi umur 16 bulan asal Tarumajaya, Kabupaten Bekasi bernama Kenzi yang obesitas. Berat badan Kenzi sudah mencapai 26,9 atau nyaris 27 kg.
Banyak kemudian bertanya-tanya mengenai asupan makanan Kenzi yang lahir sudah seberat 4,5 kg dengan panjang badan 48 sentimeter.
Advertisement
Ibunda dari Kenzi, Pitriah (40) mengungkapkan bahwa putranya itu tidak mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI) melainkan susu formula. Meski begitu, ia mengaku merasa tidak memberikan susu formula dalam jumlah amat banyak.
"Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu," kata Pitriah mengutip Antara.
Pitriah merasa ada berat badan mulai tidak normal saat Kenzi sudah enam bulan. Berat badan putranya itu terus naik.
"Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," kata Pitriah.
Selepas enam bulan, seperti bayi kebanyakan Kenzi juga mulai masuk ke fase mengonsumsi makanan padat lewat Makanan Pendamping ASI (MPASI). Tepatnya, pada usia tujuh bulan Kenzi mulai mengonsumsi bubur instan dan camilan.
Menurut pengakuan Pitriah, frekuensi makan dan porsi yang diberikan dirasa normal.
"Makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore," ucapnya.
Beri Camilan Warung
Ia juga mengaku memberikan camilan warung untuk Kenzi.
"Saya kasih ciki kentang yang seribuan juga di warung, buat iseng-iseng ngemil saja kalau siang. Tapi itu juga dia tidak habis kok sebungkus," katanya.
Dengan pola makan seperti itu, berat badan Kenzi melonjak hingga 26,9 kilogram dengan panjang badan 75 cm saat didata petugas kesehatan pada Bulan Desember 2022
Advertisement
Tak Ada Keluhan Sesak Napas
Dengan berat badan di atas rata-rata anak seusianya, ibunda Kenzi mulai cemas. Untungnya, Pitriah merasa anaknya tidak memiliki masalah napas atau lainnya.
"Saya sudah konsultasi ke dokter juga memang dia pertumbuhannya. Tapi alhamdulillah anak saya juga normal, napasnya normal, tidak terlalu ngos-ngosan, dia tidurnya saja juga terlentang," katanya.
Dirujuk ke RS
Melihat pertumbuhan yang tidak seperti anak-anak lainnya, para tenaga kesehatan rutin melakukan kontrol ke rumah Kenzi.
Pada 16 Desember 2022, bidan dari desa mulai rutin melakukan kontrol ke rumah orang tua Kenzi, didampingi oleh petugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG).
Kemudian pada tanggal 20 Desember 2022, petugas TPG bersama kader posyandu menjemput Kenzi dan ibunya untuk dibawa ke UPTD Puskesmas Setiamulya.
"Sesampainya di sana, dilakukan pemeriksaan oleh dokter kemudian dirujuk ke RS Ananda Babelan untuk ditangani lebih lanjut," katanya.
Sejak saat itu, Kenzi diharuskan melakukan rawat jalan dan saat ini balita obesitas itu menjalani pemeriksaan rutin di Rumah Sakit Hermina Bekasi.
Advertisement