Liputan6.com, London - Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa waktu empat hari kerja dalam seminggu akan lebih produktif bagi para staf dan perusahaan itu sendiri. Hasil ini berdasarkan sebuah uji coba terbesar yang dilakukan di Inggris, dan dilaporkan pada Selasa (21/2).
Dikutip Channel News Asia, Rabu (22/2/2023), lebih dari 60 perusahaan di Inggris mengambil bagian dalam uji coba selama enam bulan yang memungkinkan hampir 3.000 karyawan bekerja satu hari lebih sedikit per minggunya, namun dengan gaji yang sama.
Advertisement
Percobaan tersebut dilakukan selama Juni hingga Desember lalu, oleh sebuah kelompok nirlaba 4 Day Week Global bersama lembaga think tank Autonomy, University of Cambridge dan Boston College di Amerika Serikat.
"Studi tersebut menemukan bahwa sembilan dari sepuluh perusahaan akan melanjutkan untuk mempersingkat waktu kerja atau berencana untuk melakukannya," kata pelaksana penelitian.
Sementara itu, hanya empat persen yang tidak akan memperpanjangnya.
"Hasil yang sebagian besar stabil... menunjukkan ini adalah inovasi yang bekerja untuk banyak jenis organisasi," kata peneliti utama dan profesor Boston College Juliet Schor.
Pekerja Lebih Produktif
Hasil dari uji coba tersebut menemukan bahwa produktivitas tidak terpengaruh oleh waktu kerja yang lebih sedikit. Ini terbukti dengan pendapatan perusahaan naik rata-rata 1,4 persen selama uji coba.
Pendapatan tersebut melonjak rata-rata 35 persen, jika dibandingkan dengan periode serupa dari tahun-tahun sebelumnya.
Studi juga menemukan bahwa angka perekrutan meningkat dan angka ketidakhadiran pegawai juga menurun.
Selain itu, para peneliti menyimpulkan bahwa kesehatan dan kesejahteraan karyawan secara keseluruhan telah meningkat.
Peningkatan "signifikan" diamati dalam kesehatan fisik dan mental, waktu yang dihabiskan untuk berolahraga, dan kepuasan hidup dan pekerjaan secara keseluruhan.
Advertisement
Kesehatan Mental Karyawan Membaik
Studi itu juga menemukan bahwa tingkat stres dan kelelahan menurun. Demikian pula permasalahan tidur yang dialami para karyawan.
"Kesehatan mental mereka (karyawan) meningkat, mereka tidur lebih nyenyak, mereka tidak terlalu lelah," kata Profesor Brendan Burchell dari Universitas Cambridge kepada AFP.
"Dan kami mendapatkan banyak orang sangat bahagia - orang-orang benar-benar menikmatinya; mereka merasa sangat senang memiliki akhir pekan sebanyak tiga hari," tambahnya.
Efek Positif
Konsultan lingkungan Inggris Tyler Grange termasuk di antara 18 perusahaan yang mengadopsi permanen penerapan empat hari kerja dalam seminggu.
"Pengalaman saya benar-benar positif - Anda dapat melihatnya pada orang-orang sehari-hari di tempat kerja bahwa mereka lebih bersemangat di tempat kerja," kata Direktur Tyler Grange Nathan Jenkinson kepada AFP.
"Setelah istirahat tiga hari... mereka merasa jauh lebih positif terkait pekerjaan dan mendapatkan lebih banyak energi."
Tyler Grange juga melaporkan bahwa omzet mereka sedikit meningkat meskipun jam kerja dikurangi.
Saat ditanya apakah pemerintah Inggris akan mengadopsi empat hari kerja sebagai kebijakan nasional, juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak menjawab dengan nada hati-hati bahwa tidak ada rencana untuk itu.
Advertisement