Catat! Rusia Tidak Mundur dari Perjanjian Kontrol Nuklir dengan AS

Rusia menegaskan, pihaknya tetap menghormati New START dan akan terus mematuhi batasan senjata nuklir yang dimaksud dalam perjanjian tersebut.

oleh Khairisa FeridaTommy K. Rony diperbarui 23 Feb 2023, 11:09 WIB
Foto yang diambil pada 10 Maret 2011 antara Joe Biden yang waktu itu menjabat sebagai Wapres AS dan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia. (AP Photo)

Liputan6.com, Warsawa - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (23/2/2023), menuturkan adalah kesalahan besar bagi Rusia menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian kontrol senjata nuklir New START.

"Itu adalah sebuah kesalahan besar. Sangat tidak bertanggung jawab... Tapi saya tidak melihat bahwa dia berpikir untuk menggunakan senjata nuklir atau semacamnya," ungkap Biden dalam wawancaranya dengan ABC News di Polandia pada Rabu, sebelum dia bertolak ke Washington.

Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengumumkan penangguhan atas perjanjian kontrol nuklir tersebut dalam pidato kenegaraannya pada Selasa (22/2).

Putin mengungkapkan, dia menangguhkan sementara partisipasi Rusia karena keterlibatan AS dan NATO dalam perang Ukraina.

"Mereka ingin menimbulkan 'kekalahan strategis' pada kami dan pada saat yang sama mencoba mencapai fasilitas nuklir kami," kata Putin dalam pidato kenegaraannya.

Lebih lanjut, Putin menggarisbawahi bahwa Rusia tidak menarik diri dari perjanjian kontrol nuklir tersebut.

Pernyataan Putin itu kemudian ditegaskan kembali oleh Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengatakan, pihaknya tetap menghormati perjanjian tersebut dan akan terus mematuhi batasan senjata ofensif yang diberlakukan oleh perjanjian New START serta terus bertukar informasi dengan AS tentang uji coba rudal balistik untuk mempertahankan tingkat prediktabilitas dan stabilitas. Demikian seperti dilansir CBS News.


AS: Sangat Disayangkan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) bersama Presiden AS Joe Biden (tengah) saat setelah tiba di Kyiv, Ukraina pada 20 Februari 2023. Keduanya mengunjungi Wall of Remembrance of the Fallen for Ukraine di Kyiv. Kunjungan Biden dilakukan jelang peringatan satu tahun invasi Rusia. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Bagaimanapun, keputusan Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian New START tetap membuat Washington waswa. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa mengatakan, keputusan itu sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab.

"Saya pikir penting bagi kami untuk terus bertindak secara bertanggung jawab di bidang ini," kata Blinken seperti dilansir ABC News. "Itu juga sesuatu yang diharapkan oleh seluruh dunia."

Perjanjian New START diteken pada tahun 2010 oleh Barack Obama dan Dmitry Medvedev -presiden AS dan Rusia saat itu. Pakta tersebut membatasi kedua negara untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir serta 700 rudal balistik antarbenua dan pengebom berat.

Kesepakatan New START juga mencakup sejumlah langkah verifikasi, termasuk 18 inspeksi setiap tahunnya bagi kedua negara.

Semula, New START berakhir pada Februari 2021. Namun, AS dan Rusia sepakat memperpanjangnya hingga Februari 2026.

Adapun pidato kenegaraan Putin berlangsung sehari setelah kunjungan mengejutkan Biden ke Ukraina, di mana dia bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky dan kembali menegaskan dukungan yang teguh kepada Ukraina.

 

Infografis Pidato Joe Biden Tandai Peringatan 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya