Alasan Nilai Transaksi Harian Bursa Merosot Sejak Awal 2023

Analis memaparkan sejumlah faktor pendorong rata-rata nilai transaksi harian bursa turun pada awal 2023. Salah satunya aksi wait and see oleh pelaku pasar.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Feb 2023, 05:33 WIB
Awal 2023, rata-rata nilai transaksi harian saham cenderung lesu. Rata-rata nilai transaksi harian turun 6,45 persen menjadi Rp 9,1 triliun pada 13-17 Februari 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata nilai harian transaksi (RNTH) harian bursa pada 13-17 Februari 2023 mengalami penurunan sebesar menjadi Rp9,09 triliun, dibandingkan akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 triliun. Lantas, apa saja faktor pendorong penurunan rata-rata nilai transaksi harian bursa tersebut? 

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menuturkan, salah satu pendorong penurunan RNTH disebabkan oleh aksi wait and see dari pelaku pasar. Dia bilang, pada awal tahun ini, pelaku pasar masih mencermati prospek ekonomi 2023.

"Pelaku pasar masih mencermati prospek ekonomi 2023, di mana perekonomian baru beranjak dari pandemi, konflik geopolitik yang tak berkesudahan, dan juga mencermati langkah kebijakan moneter bank sentral AS (the Fed) maupun BI," kata Cheril saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 22 Februari 2023.

Selain itu, ia menyebutkan, para investor sedang menunggu petunjuk lebih lanjut soal aksi kenaiikan suku bunga the Fed pada tahun ini.

"Menunggu petunjuk lebih lanjut soal the Fed tentang seberapa besar kenaikan suku bunga pada tahun ini, mungkin Maret awal baru bergelora lagi market-nya," kata dia.

Sejalan dengan Cheril, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengatakan, penurunan transaksi harian disebabkan oleh adanya aksi jual dari investor. 

Menurut ia, kekhawatiran pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga the Fed masih bisa berlanjut. "Penurunan transaksi harian dikarenakan adanya aksi jual dari investor," kata Abdul.

Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono mengatakan, penurunan rata-rata nilai transaksi harian saham ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar.

"Kalau penurunan ini (RNTH) mungkin karena ketidak pastian pasar yang meningkat," kata Agus.

 


Transaksi Harian Saham Lesu, Investor Ketar Ketir Pantau Perkembangan Ekonomi Global

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merah pada perdagangan hari ini, Rabu 22 Februari 2023. IHSG turun 0,92 persen ke posisi 6.809,97. IHSG dibuka pada posisi 6.861,39 dan bergerak pada rentang 6.781,23—6.865,88.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan sebanyak 1,08 juta kali dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 16.004 lembar senilai Rp 8,8 triliun. Bersamaan dengan itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) turun menjadi Rp 9,94 triliun dari sebelumnya Rp 9,97 triliun.

Dari rata-rata frekuensi transaksi harian turun menjadi 1.106.212 kali dari sebelumnya 1.106.870. Rata-rata volume transaksi turun menjadi 18.903 lembar dari sebelumnya 18.983 lembar. Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia, Rudy Utomo menilai, penurunan RNTH ini utamanya terkait s

entimen global. Dia menilai, investor masih mencermati pasar dengan melakukan wait and see di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

"Intinya memang karena pengaruh kondisi global, jadi para investor masih wait and see sambil menunggu kepastian. Harusnya bila kondisi global sdh mereda dan kinerja Emiten menunjukan kinerja yang membaik, pasti investor akan balik lagi melakukan investasi di pasar modal kita,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (22/2/2023).

Dalam beberapa waktu terakhir, RNTH memang dalam tren penurunan. Sepanjang pekan lalu, RNTH turun 6,45 persen menjadi Rp 9,1 triliun dari Rp 9,72 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami perubahan sebesar 3,52 persen menjadi 1.077.079 dari 1.116.417 transaksi pada sepekan sebelumnya. Kemudian volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 1,81 persen menjadi 20,165 miliar saham dari 20,537 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu.

 


Penutupan IHSG 22 Februari 2023

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu, (22/2/2023). Mayoritas sektor saham tertekan sehingga bebani IHSG.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,92 persen ke posisi 6.809,96. Indeks LQ45 merosot 1,1 persen ke posisi 939,99. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.875,39 dan terendah 6.781,22. Sebanyak 353 saham melemah sehingga menekan IHSG. 173 saham menguat dan 190 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.101.545 kali dan volume perdagangan  16,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 15.214.

Mayoritas indeks sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham industri naik 0,10 persen. Sektor saham energi melemah 0,22 persen, sektor saham basic susut 1,11 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,77 persen, dan sektor saham siklikal terpangkas 0,49 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan susut 1,9 persen, sektor saham keuangan melemah 1,19 persen, sektor saham properti merosot 0,38 persen, sektor saham teknologi terpangkas 2,35 persen, sektor saham infrastruktur 1,51 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,27 persen.

Saham-saham yang masuk indeks LQ45 ada yang catat kenaikan 1 persen. Saham SIDO naik 1,73 persen ke posisi Rp 880 per saham, saham ESSA melonjak 1,62 persen ke posisi Rp 940 per saham, dan saham UNTR menanjak 1,35 persen ke posisi Rp 24.325 per saham.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya