Liputan6.com, Jakarta - CEO baru Twitter, Elon Musk, terus memberhentikan sejumlah karyawan Twitter setelah sebelumnya menyatakan bahwa lini pemutusan hubungan kerja (PHK) telah berakhir.
Keterangan tersebut diungkapkannya pada 21 November 2022 di kantor pusatnya di San Francisco kepada karyawan yang tersisa, setelah memecat dua pertiga pekerjanya dalam hitungan minggu.
Advertisement
Mengutip The Verge, Kamis (23/02/2023), Elon Musk telah melakukan setidaknya tiga putaran PHK sejak janjinya untuk berhenti melakukan pemecatan.
Belasan karyawan di seluruh departemen penjualan dan teknik terkena imbas pemberhentian pada minggu lalu, termasuk seorang bawahan langsung Elon Musk yang bekerja pada pengelolaan teknik untuk bisnis iklan Twitter.
Berdasarkan laporan, Elon Musk telah memberikan arahan secara internal untuk mengubah cara iklan ditargetkan di halaman utama Twitter dalam waktu seminggu, dan berencana untuk memperbaiki apa yang ia sebut di publik sebagai "relevansi iklan terburuk di Bumi".
Tenggat waktu (deadline) tersebut terbilang berat dan agresif bagi para karyawan, mengingat rencananya untuk membenahi cara kerja penargetan iklan termasuk dalam perubahan yang besar.
Hal ini didukung oleh keterangan beberapa mantan pekerja Twitter yang menyinggung sistem penargetan iklan seperti Google.
Elon Musk Ingin Iklan di Twitter Ditargetkan Seperti pada Google Search
Diketahui, Elon Musk memiliki rencana untuk mengubah fungsi iklan Twitter agar ditargetkan berdasarkan kata kunci yang dicari, bukan aktivitas pengguna dan data profil. Cara ini bekerja seperti penargetan iklan pada pencarian Google.
Cara tersebut merupakan pendekatan yang bekerja dengan baik untuk sebuah mesin pencarian, di mana orang-orang memberikan informasi tentang apa yang sedang mereka cari dan ingin ketahui.
Dengan fungsi iklan ini, Google berhasil menjadi salah satu bisnis paling menguntungkan sepanjang masa. Meskipun demikian, hingga saat ini Google belum berhasil memasuki bisnis media sosial.
Diketahui sebelumnya, Elon Musk telah mengungkapkan rencananya melalui kicauan yang ia unggah, Jumat (11/02/2023).
"Maaf telah menampilkan begitu banyak iklan yang tidak relevan dan mengganggu di Twitter! Kami mengambil tindakan korektif dengan mengikat iklan ke kata kunci dan topik di tweet, seperti yang dilakukan Google dengan pencarian. Ini akan meningkatkan relevansi kontekstual secara dramatis," tulis Musk.
Advertisement
Deadline Target yang Membebankan Karyawan Twitter
Dalam kicauannya yang diunggah di Twitter pada Sabtu (18/02/2023) lalu, Marcin Kadluczka, mantan manajer teknik yang diberhentikan untuk monetisasi yang melaporkan hasil kerjanya secara langsung ke Musk, ia mengisyaratkan ketidaklayakan tenggat waktu satu minggu.
“Saya percaya Twitter dapat benar-benar meningkatkan iklan dalam 2-3 bulan” tulis Kadluczka.
The Verge menyatakan, Elon Musk telah memberikan deadline kerja yang agresif dan membebankan tepat sebelum Kadluczka dan karyawan lainnya di bagian iklan, konsumen, dan penjualan diberhentikan pada Jumat lalu.
Diketahui pula, Musk memberikan tenggat waktu yang sama untuk Twitter Blue ketika ia pertama kali membeli perusahaan ini.
Sejak membeli perusahaan ini, Elon Musk kerap menyatakan bahwa iklan Twitter kurang efektif dibandingkan dengan kompetitornya. Akan tetapi, rencananya untuk mengubah cara kerja penargetan iklan belum dapat dipastikan mampu meningkatkan kualitas iklan Twitter.
Chief Strategy Officer Global di R/GA, Tom Morton dalam tweet-nya mengungkapkan bahwa mesin pencarian dan jejaring sosial memiliki perbedaan penting.
“Anda mencari hal-hal yang Anda cari, yang membuat kata kunci sangat efektif untuk Google. Anda memposting tentang hal-hal yang Anda minati,” tulisnya.
Selain itu, mantan petinggi senior yang memimpin Twitter Ads, Bruce Falck juga mengomentari Elon Musk bahwa Musk sebenarnya tidak paham dengan apa yang ia katakan.
Jumlah Karyawan Twitter yang Tersisa
Dalam kicauan yang diunggahnya di Twitter pada Sabtu (21/01/2023), Musk membocorkan jumlah karyawannya setelah melakukan pemecatan besar-besaran. Berdasarkan keterangannya, per tanggal tersebut Twitter memiliki 2.300 karyawan aktif.
Unggahan tersebut dibuat Elon Musk untuk menanggapi kesalahan laporan CNBC Internasional yang mencatat bahwa karyawan Twitter berkisar 1.800 orang dengan rincian 1.300 karyawan full-time dan 550 lebih insinyur yang bekerja pada bidang masing-masing.
Miliarder ini juga menambahkan, masih terdapat ratusan karyawan yang mengerjakan kepercayaan dan keselamatan bersama ribuan kontraktor lainnya. Selain itu, terdapat kurang dari sepuluh orang dari perusahaan Musk lainnya yang turut bekerja di Twitter.
Advertisement