Penulis Ini Garap Buku Pakai ChatGPT dan Dijual di Amazon

ChatGPT semakin marak digunakan banyak orang, salah satunya oleh penulis Brett Schickler yang menulis buku dengan AI ini dan menjualnya di Amazon.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 24 Feb 2023, 16:00 WIB
Tampilan ChatGPT. (unsplash/Rolf van Root)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penulis bernama Brett Schickler menggunakan software berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ChatGPT untuk menulis sebuah buku yang kini telah ia jual di Amazon. 

Dianggap sebagai peluang, Schickler membuat e-book anak-anak bergambar setebal 30 halaman dalam hitungan jam dan menawarkannya untuk dijual pada Januari 2023.

Sebagai Informasi, ChatGPT mampu menghasilkan blok teks secara otomatis berdasarkan petunjuk sederhana yang diinput oleh pengguna. 

Dilansir dari New York Post yang mengutip Reuters, Jumat (24/02/2023), buku berjudul “The Wise Little Squirrel: A Tale of Saving and Investing” ini dijual seharga US$ 2,99 dan us$ 9,99 untuk versi cetaknya.

Hingga saat ini, Schickler telah mendapatkan kurang dari US$ 100 dan ia merasa semakin terinspirasi untuk menulis buku lain menggunakan software ini.

“Saya bisa melihat orang-orang membuat seluruh karir dari ini,” ujar Schickler.

Pada pertengahan Februari, diketahui terdapat lebih dari 200 e-book di platform Kindle Amazon yang mencantumkan ChatGPT sebagai penulis atau rekan penulis, dan jumlah ini kian meningkat setiap harinya.


Merangkai Konsep hingga Publikasi Dalam Hitungan Jam

ChatGPT. Dok: OpenAI

Kindle Direct Publishing dari Amazon telah menciptakan industri rumahan bagi novelis yang menerbitkan bukunya secara mandiri. Layanan yang dirilis pada tahun 2007 ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk memasarkan buku tanpa kerumitan melalui penerbit. 

Menurut penulis baru, Kamil Banc, platform ini membantunya menjual buku yang ia ciptakan bersama ChatGPT mulai dari konsepsi hingga publikasi dalam waktu kurang dari satu hari. 

Diterbitkan pada Desember, buku berjudul "Bedtime Stories: Short and Sweet, For a Good Night's Sleep" yang memiliki 27 halaman ini berhasil dibuat dalam waktu sekitar 4 jam menggunakan ChatGPT.

Ia hanya memasukkan perintah untuk menulis cerita pengantar tidur tentang lumba-lumba merah muda yang mengajari anak-anak tentang kejujuran.

Meskipun hanya terjual sekitar 12 eksemplar, banyak pembaca yang menilai buku tersebut layak mendapat lima bintang dan memuji karakter pada buku tersebut berkesan.

Di sisi lain, nampaknya tidak semua orang terpesona dengan kecanggihan software AI ini. Menurut Mark Dawson, dalam email yang ia kirim ke Reuters, novel yang dibantu dengan ChatGPT terbilang membosankan.

Dawson sendiri merupakan seorang penulis yang telah menjual jutaan eksemplar buku asli ciptaannya melalui Kindle Direct Publishing.


ChatGPT menjadi Ancaman bagi Penulis Asli?

Ilustrasi menggunakan ChatGPT OpenAI di smartphone (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Di era ini, ChatGPT diperkirakan mampu mengubah industri buku dengan kehadiran penulis-penulis yang ingin menghasilkan uang dengan cepat tanpa perlu melakukan perancangan karya orisinil. 

Buku anak-anak bergambar merupakan jenis buku yang paling disukai penulis pemula. Ratusan tutorial yang mencontohkan cara pembuatan buku dalam waktu singkat bermunculan di TikTok, Youtube, dan Reddit. 

Menurut Direktur Eksekutif Grup Penulis Authors Guild, Mary Rasenberger, hal ini harus dikhawatirkan karena buku-buku tersebut berpotensi memenuhi pasar sehingga banyak penulis akan kehilangan pekerjaannya.

Ia juga menambahkan bahwa penggunaan otomatisasi AI dapat mengubah penulisan buku dari kerajinan karya menjadi komoditas.

“Harus ada transparansi dari penulis dan platform tentang bagaimana buku-buku ini dibuat, atau Anda akan mendapatkan banyak buku berkualitas rendah,” katanya.

Dalam keterangannya pada Reuters, Amazon sendiri tidak membahas apakah mereka memiliki rencana untuk meninjau kebijakan toko Kindle terkait penggunaan AI oleh penulis. Sementara itu, pihak developer ChatGPT menolak untuk memberikan pernyataan.


Kemunculan ChatGPT yang Menghebohkan Dunia Teknologi

Kreator ChatGPT OpenAI Bikin Alat untuk Deteksi Teks Buatan AI atau Manusia. (Doc: OpenAI)

ChatGPT pada dasarnya adalah chatbot berbasis AI yang mampu memberikan jawaban ketika pengguna mengirimkan pertanyaan. Perangkat lunak yang dikembangkan oleh OpenAI ini juga memberikan layanan otomatisasi untuk menghasilkan tulisan berdasarkan perintah yang diberikan.

Kemunculan ChatGPT ini telah mendorong perusahaan Alphabet dan Microsoft untuk segera meluncurkan fungsi baru di Google dan Bing yang masing-masing juga menggabungkan AI.

ChatGPT telah banyak digunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam pembuatan teks tentang penjelasan cara kerja suatu benda, mendeskripsikan suatu hal, penulisan esai, cerita, buku, dan masih banyak lagi. 

Adopsi konsumen yang cepat dari ChatGPT telah memacu para investor untuk lebih berorientasi pada perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan AI untuk bekerja sama. 

Akan tetapi, timbul kekhawatiran terkait keaslian hasil tulisan karena ChatGPT mempelajari cara menulis dengan memindai jutaan halaman teks yang ada di internet.

Berdasarkan eksperimen dengan AI oleh CNET, terdapat banyak koreksi dan plagiarisme pada hasil tulisan tersebut. 

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya