Liputan6.com, Leipzig- Manajer Manchester City, Josep Guardiola melakukan sesuatu yang unik saat tim asuhannya imbang 1-1 melawan tuan rumah RB Leipzig di leg pertama 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Red Bull Arena, Kamis (23/2/2023). Guardiola sama sekali tak melakukan pergantian pemain selama 90 menit.
Sedangkan tuan rumah RB Leipzig melakukan 5 pergantian pemain. Toh, ini tak mengubah skor imbang di laga krusial ini.
Advertisement
Guardiola pun memberikan penjelasan mengapa tak melakukan pergantian pemain sekalipun. Padahal, dia masih punya banyak pemain bagus seperti Julian Alvarez atau Phil Foden untuk meraih kemenangan.
Man City unggul terlebih dahulu di menit ke-27 lewat gol Riyad Mahrez. Dia manfaatkan umpan terobosan dari Ilkay Gundogan.
Namun Josko Gvardiol menyamakan skor di menit ke-78 usai sundulannya sulit dibendung pemain Manchester City. Skor pun berubah imbang 1-1.
"Saya punya peluang, sesuai aturan, untuk melakukan pergantian pemain sampai lima kali. Tapi saya manajernya dan saya menggunakan opsi saya dan akan ganti pemain kalau saya mau," kata Guardiola.
"Jadi bukan berarti kalau saya punya peluang ganti lima pemain, saya akan mengganti lima pemain. Saya seorang manajer yang hebat untuk menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak."
Puas
Guardiola mengaku puas dengan penampilan 11 starter yang diturunkannya melawan Leipzig. Maka itu, dia tak punya alasan untuk melakukan pergantian pemain.
"Saya sangat puas dengan apa yang syaa lihat. Setelah kebobolan, say sempat berpikir untuk mainkan Phil Foden, tapi kami kembal kontrol permainan," kata Guardiola.
"Mereka main dengan enam pemain di depan, kami main dengan empat pemain, semuanya berlari dengan bagus. Di posisi itu, cara mereka bermain, Anda harus memiliki banyak kontrol."
Advertisement
Strategi Gila
Guardiola mengaku sudah memikirkan rencana gila pada leg 2 melawan RB Leipzig yang akan digelar di kandang Man City.
"Kami butuh pemain seperti Gundogan dan Riyad Mahrez yang menunjukkan kerjasama bagus di leg pertama. Mungkin di leg kedua, saya akan melakukan sesuatu yang gila dan main dengan 9 striker!" katanya.
"Namun di laga seperti ini saya merasa, saya pernah melatih di negara ini, saya menganalisa banyak hal dengan orang-orang saya. Saya butuh kontrol permainan seperti ini, kalau tidak kami akna sangat terbuka."
Bela Klub
Manchester City musim ini masih berjuang di Liga Inggris. Selain punya peluang, Man city juga dapatkan ancaman karena terkait kasus pemalsuan laporan keuangan.
Josep Guardiola cukup jengah dengan hebohnya berita dan percakapan terkait ancaman sanksi yang akan menimpa Manchester City di Liga Inggris. Seperti diketahui, otoritas Liga Inggris atau Premier League melaporkan 100 tuduhan terkait pelanggaran keuangan yang dilakukan Man City.
Man City sudah dituduh sudah melakukan pelanggaran keuangan oleh Premier League. Ada sekitar 115 tuduhan yang berasal dari 14 musim.
Ini bukan kasus pertama. Pada 2020, Manchester City disanksi UEFA karena pelanggaran Financial Fair Play. City dilarang ikut kejuaraan di Eropa dan didenda 25 juta pounds.
Namun sanksi kepada Manchester City dicabut setelah banding yang mereka ajukan diterima. Denda untuk Manchester City juga dikurangi menjadi 10 juta pounds.
Tuduhan dari Premier League lebih ganas dan berbahaya. Salah satu sanksi paling buruk yang diterima Man City yaitu diusir dari Liga Inggris.
Advertisement
Melawan
Guardiola tak terima klub rival terus menekan Manchester City. Dia tetap yakin City tak bersalah dan meyakini tuduhan-tuduhan ini dipicu oleh aduan dari 19 klub Liga Inggris lainnya.
"Mereka (19 klub) sudah melemparkan tuduhan tak berdasar saat ini," kata Guardiola seperti dikutip Metro.
"Hati-hati, karena di masa mendatang banyak klub yang dituduh seperti kami tanpa ada praduga tak bersalah, siapa yang tahu apa yang terjadi di masa mendatang."