Joe Biden Calonkan Mantan Bos Mastercard Ajay Banga jadi Presiden Bank Dunia

Presiden AS Joe Biden mencalonkan mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga untuk memimpin Bank Dunia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Feb 2023, 10:50 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencalonkan mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga sebagai Presiden Bank Dunia.MONEY SHARMA / AFP

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencalonkan mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga sebagai kandidat untuk memimpin Bank Dunia.

Pencalonan ini menyusul David Malpass yang mengundurkan diri sebagai Presiden Bank Dunia sebelum masa jabatannya berakhir.

Banga memiliki "pengalaman kritis memobilisasi sumber daya publik-swasta untuk mengatasi tantangan paling mendesak di zaman kita, termasuk perubahan iklim," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (24/2/2023).

"Di Mastercard dan General Atlantic, Ajay telah menjadikan perang melawan perubahan iklim dan memobilisasi modal swasta untuk membantu memperkuat transisi hijau sebagai prioritas, ujar seorang pejabat senior pemerintah AS. 

Pejabat itu juga mengatakan, pencalonan ini akan menjadi pengalaman dan prioritas yang mendorong pekerjaan Ajay Banga di tahun-tahun mendatang di Bank Dunia.

Bank Dunia baru saja mulai menerima nominasi kandidat pimpinannya dalam proses yang akan berjalan hingga 29 Maret mendatang.

Ajay Banga (63),dikenal sebagai pria keturunan India-Amerika dan saat ini menjabat sebagai wakil ketua di perusahaan ekuitas General Atlantic.

Dia sebelumnya sempat menjabat sebagai kepala eksekutif di Mastercard, dan juga bertugas di dewan Palang Merah Amerika, Kraft Foods dan Dow Inc.

Dalam pernyataan terpisah, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyambut keputusan Biden untuk mencalonkan Ajay Banga sebagai Presiden Bank Dunia.

Yellen mengatakan, Banga "memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen yang tepat, pengalaman hidup dan bekerja di pasar negara berkembang, dan keahlian keuangan untuk memimpin Bank Dunia pada saat kritis dalam sejarahnya".

Dia menambahkan bahwa rekor Ajay Banga dalam menjalin kemitraan antara sektor publik, sektor swasta, dan organisasi nirlaba akan mendukungnya dalam membantu "memobilisasi modal swasta dan menekan reformasi yang diperlukan untuk memenuhi ambisi kita bersama."


Presiden Bank Dunia David Malpass Mengundurkan Diri

Presiden Bank Dunia David Malpass berencana untuk mengundurkan diri setahun sebelum masa jabatannya berakhir. Foto: AP/Patrick Semansky

Presiden Bank Dunia David Malpass berencana untuk mengundurkan diri setahun sebelum masa jabatannya berakhir.

Melansir CNN Business, Kamis (16/2/2023), David Malpass akan meninggalkan posisinya pada 30 Juni mendatang, yang merupakan akhir tahun fiskal Bank Dunia, setelah menjabat selama lebih dari empat tahun.

"Merupakan kehormatan dan keistimewaan yang luar biasa untuk melayani sebagai Presiden lembaga pembangunan utama dunia," ucap Malpass dalam sebuah pernyataan. 

"Dengan negara-negara berkembang yang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, saya bangga Grup Bank Dunia telah merespons dengan kecepatan, skala, inovasi, dan dampak," tuturnya.

Malpass juga mengatakan dia telah "memutuskan untuk mengejar tantangan baru" dan ini adalah kesempatan untuk kelancaran transisi kepemimpinan di Bank Dunia.

Selama memegang jabatan Presiden Bank Dunia, David Malpass telah menanggapi berbagai krisis, termasuk pandemi global dan dampak perang Rusia Ukraina.

Bank Dunia mengatakan Malpass menerapkan rekor lonjakan keuangan sebagai tanggapan atas keduanya. Ia juga fokus pada kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi beban utang pemerintah, dan membantu mengurangi kemiskinan.

Sebagai informasi, Bank Dunia, merupakan sebuah badan keuangan internasional yang terdiri dari 187 negara, meminjamkan uang kepada negara-negara berkembang untuk membantu mengurangi kemiskinan. 

Pada tahun 2019, Mantan Presiden AS Donald Trump menunjuk Malpass sebagai kepala Bank Dunia untuk periode lima tahun.


Presiden World Bank David Malpass Ungkap Tak Menyesal Tinggalkan Bank Dunia

Logo Bank Dunia.

Presiden Bank Dunia David Malpass berencana untuk mengundurkan diri setahun sebelum masa jabatannya berakhir. Malpass akan melepas posisinya pada 30 Juni mendatang yang merupakan akhir tahun fiskal Bank Dunia, setelah menjabat selama lebih dari empat tahun.

Menyusul kabar pengunduran dirinya, melansir CNN Business, Jumat (17/2/2023), Malpass mengaku dia tidak menyesal menjalani masa jabatannya meski hanya selama empat tahun.

"Kita telah mencapai banyak hal yang saya inginkan…Saya pikir sangat penting bagi institusi untuk memiliki energi, energi baru, dan ini saat yang tepat bagi Bank Dunia untuk melakukan itu," ujarnya.

Sebelumnya, dalam pernyataan terkait pengunduran dirinya Malpass menyampaikan bahwa "Merupakan suatu kehormatan dan keistimewaan yang sangat besar untuk melayani sebagai Presiden lembaga pembangunan utama dunia".

"Dengan negara-negara berkembang yang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, saya bangga Grup Bank Dunia telah merespons dengan kecepatan, skala, inovasi, dan dampak," tambahnya.

Dengan negara-negara berkembang yang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, saya bangga Grup Bank Dunia telah merespons dengan kecepatan, skala, inovasi, dan dampak.”

Bank Dunia, sebuah kelompok yang terdiri dari 187 negara, meminjamkan uang kepada negara-negara berkembang untuk membantu mengurangi kemiskinan.

Mantan Presiden AS Donald Trump menunjuk Malpass sebagai kepala Bank Dunia pada tahun 2019 untuk periode lima tahun. Sebagai pemegang saham terbesar, Amerika Serikat secara tradisional menunjuk presiden badan keuangan internasional tersebut.

Selama masa jabatan Malpass, organisasi tersebut menanggapi berbagai krisis, termasuk pandemi global dan perang Rusia Ukraina. Bank Dunia mengatakan Malpass menerapkan rekor lonjakan keuangan sebagai tanggapan atas kedua krisis tersebut.

Di Bank Dunia, David Malpass juga fokus pada kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi beban utang pemerintah, dan membantu mengurangi kemiskinan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya