Liputan6.com, Jakarta - Selain dijejali dengan kendaraan bermotor, baik roda dua, roda empat atau roda tiga, pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, juga menghadirkan sisi menarik lainnya.
Di Hall B1, selain menyajikan produk aftermarket untuk kebutuhan kendaraan, ada juga dunia lain yang memeriahkan pameran tersebut lewat kehadiran replika beragam kapal laut yang dibuat dengan hand made oleh builder asal Bekasi.
Advertisement
Kai Hendriana, yang tergabung dalam Community Maritim Study Indonesia (CMSI), kerap memamerkan hasil karyanya kepada pengunjung pameran otomotif ini.
Kali ini, tidak hanya sekedar menunjukkan eksistensi semata, tetapi pria pemilik Kai Craft Workshop juga menyajikan demo terkait Remote Control (RC) dari hasil karyanya tersebut.
"Mungkin orang sekali lewat belum ngeh kalau ini Remote Control. Tetapi, setelah beberapa hari, pengunjung baru sadar setelah saya tuliskan bahwa ini adalah RC. Baru ada ketertarikan dari mereka untuk menghampiri booth saya," buka Kai, saat dijumpai tim Liputan6.com.
Bicara ihwal dirinya aktif di IIMS 2023, ia menceritakan bahwa sejak kerjasama antara Dyandra dengan CMSI terjalin pada 2019, ia bersama beberapa rekan sekomunitasnya turut ambil bagian dalam gelaran tersebut.
"Jadi mulai 2019 itu, IIMS bekerjasama dengan CMSI yang merupakan yayasan nirlaba dengan foundernya Pak Sarwono Kusuma Atmadja. Kehadiran kami juga untuk menggairahkan kemaritiman, karena motor itu kan tidak hanya ada di darat, tetapi di laut juga kita menggunakan mesin juga untuk menggerakan perahu," tambah Kai.
Banyak Model RC yang Diboyong
Berbicara model yang ia boyong pada pameran tersebut, ia menjelaskan bahwa ada beberapa jenis yang sengaja ia pamerkan kepada pengunjung. Salah satunya adalah jenis AHTS 200.
"Kapal ini aslinya memiliki panjang 89 meter. Lalu saya buatkan scale modelnya dengan panjang 1 meter. Dan yang saya bawa ini bukan sekedar itu saja, tetapi juga saya membuat ini lengkap dengan fungsi yang ada di kapal tersebut. Semua bisa dioperasikan," bebernya.
Tidak hanya AHTS 200, model lain yang juga diboyong adalah kapal phinisi Malaillo yang ada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Kapal phinisi tersebut ia buatkan lengkap dengan desain interior yang terdiri dari jumlah kamar, kasur, wastafel, dapur, kamar mandi, sampai ada ruang kerja.
"Saya pas membuat ini (phinisi Malaillo) diberikan blueprint oleh mereka. Jadi saya buatkan ini sesuai dengan aslinya, mulai dari penggunaan kayu, saya ukur, panjang kapal saya sesuaikan. Desain interior juga saya ukur dengan ilmu teknik sipil, jadi semua yang ada di kapal asli, ada di sini juga," jelasnya lagi.
Bicara perihal proses yang dibutuhkan, ia mengerjakan satu unit scale model biasanya memakan waktu paling lama 3 bulan. Namun, hal tersebut mengacu pada tingkat kesulitan yang ia kerjakan untuk sebuah scale model.
Advertisement