Liputan6.com, Bogor - David Latumahina, korban penganiayaan anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satrio merupakan anak dari pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Jonathan Latumahina. David diketahui aktif mengajar mengaji dan alumnus Pesantren Inggris Assalam.
Pesantren Inggris Assalam berada di Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Lokasi pesantren dekat dengan makam Raden Aria Baya (Embah Aria).
Pengasuh pesantren Ali Qohar pada 2015 lalu menerangkan bahwa Pesantren Inggris Assalam dibangun hasil sumbangan dari jejaring media sosial Facebook.
Baca Juga
Advertisement
“Update status mau bangun aula. Eh, ada yang nyumbang semen, kayu, keramik, genteng. Alhamdulillah sudah selesai,” kata pria kelahiran Jakarta 1971 dikutip dari NU Online, Jumat (24/2/2023).
Pesantren Inggris Assalam didukung dengan fasilitas yang cukup memadai untuk kegiatan santri, di antaranya aula, saung bambu beratap rumbia, dan New Zealand House. New Zealand House adalah bangunan mewah dua lantai yang terdiri enam kamar dan satu ruang pertemuan tanpa dinding.
Bangunan tersebut merupakan sumbangan dari Kedutaan Besar Selandia baru untuk Indonesia. New Zealand House diresmikan Duta Besar David Taylor 25 September 2015 lalu.
Adapun peletakan batu pertama untuk asrama santri tersebut disaksikan Habib Muhsin Alatas dari Empang, Bogor. Hadir juga kiai dari Jakarta, dari pesantren Gentur Cianjur, juga kiai-kiai pemilik pesantren sekitar Pasir Angin.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dijuluki Pesantren Inggris
Mengutip situs resmi NU, Pesantren Assalam dijuluki sebagai “pesantren Inggris”. Karena itu hingga sekarang dikenalnya dengan nama Pesantren Inggris Assalam. Tidak hanya santri yang menetap, tapi anak-anak sekolah sekitar Pasir Angin juga ikut belajar bahasa Inggris di pesantren itu.
Anak-anak tersebut mengikuti program bahasa Inggris di Assalam sesuai dengan jadwal sekolah masing-masing. Misalnya, yang sekolah siang belajar pagi, sebaliknya yang sekolah pagi belajar siang.
Materi yang dipelajari adalah speaking, pronunciation, dan grammar. Pengajarnya dari santri Assalam. Untuk mempercepat kemampuan, didatangkan bule yang fasih berbahasa Inggris. Intensitas kedatangan mereka ada yang sesekali dan ada yang rutin.
Advertisement
Belajar Agama dan Toleransi
Meski dikenal sebagai “pesantren Inggris”, namun santri-santrinya tidak selalu mempelajari bahasa Inggris. Alumus Pesantren Inggris Assalam Fitria Salwa kepada Liputan6.com menerangkan jika pesantren tersebut tetap mempelajari ilmu agama.
“Tetap ada pelajaran agamanya seperti pesantren lainnya. Kita belajar dari kitab, belajar bahasa Arab meski tak seakurat belajar bahasa Inggris, fikih, akidah, dan banyak lagi,” kata Salwa, Jumat (24/2/2023).
Di samping itu, santri Pesantren Inggris Assalam juga dibebaskan memilih minat keterampilan sesuai keinginan sendiri. Ada musik, menulis, menggambar, melukis, desain grafis, fotografi, dan banyak lagi.
“Itu sesuai yang mereka mau. Pihak pesantren hanya memberikan fasilitas. Selebihnya kita eksplor sendiri,” ujarnya.
Selain itu, Pesantren Inggris Assalam juga sering berkolaborasi dengan orang-orang nonmuslim. Dengan begitu, rasa toleransi antarumat beragama lebih terjalin.