Kurs USD Hari Ini 24 Februari 2023, Jual Rp 15.262,93 dan Beli Rp 15.111,07

Menuju akhir pekan, kurs USD atau dolar AS terhadap rupiah masih berada di kisaran Rp 15.000.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2023, 12:50 WIB
Pada 24 Februari 2023 ini, kurs jual USD terhadap rupiah berada di Rp 15.262,93 dengan kurs beli Rp 15.111,07. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menuju akhir pekan, kurs USD atau dolar AS terhadap rupiah masih berada di kisaran Rp 15.000. Pada 24 Februari 2023 ini, kurs jual USD terhadap rupiah berada di Rp 15.262,93 dengan kurs beli Rp 15.111,07

Dikutip dari informasi resmi Bank Indonesia, Jumat (24/2/2023), untuk mata uang lain juga masih di kisaran yang sama. kurs jual Poundsterling Inggris hari ini sebesar Rp 18.405,57 dan kurs belinya Rp 18.216,39 diikuti Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.201,60 dengan kurs beli Rp 16.038,89

Di sisi lain, kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.423,05 dan kurs beli Rp 10.316,33

Nilai tukar mata uang negara di kawasan Asia pun belum mengalami perubahan signifikan dari hari-hari sebelumnya.

Kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.315,93 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.202,51 per 100 Yen, sedangkan kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.214,91 dan kurs belinya sebesar Rp 2.192,68.

Berlanjut ke kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,77 dengan kurs beli Rp 11,65 per Won dan juga dolar Hong Kong hari ini memiliki sebesar Rp 1.945,91 dengan kurs beli sebesar Rp 1.926,50.

Begitu pula, kurs mata uang di Asia Tenggara, seperti dolar Singapura (SGD) yang kurs jualnya berada di Rp 11.383,45 dan kurs beli Rp 11.265,99. Ringgit Malaysia hari ini memiliki kurs jual Rp 3.445,36 dan kurs beli Rp 3.408.

Kurs jual Peso Filipina hari ini dipatok pada Rp 278,11 dan kurs beli Rp 275, diikuti Thailand dengan kurs jualnya Rp 441,76 dan kurs belinya Rp 436,86 per Baht.

Reporter: Jessica Sheridan


Rupiah Hari Ini

Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Jumat ini bergerak menurun. Pelemahan nilai tukar rupiah hari ini seiring berkembangnya spekulasi di pasar tentang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed lebih lanjut.

Pada Jumat (24/2/2023), rupiah pada Jumat pagi melemah 13 poin atau 0,09 persen ke posisi 15.205 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.192 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, nilai tukar rupiah kembali menyentuh di atas 15.150 terhadap dolar AS karena lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

"Terutama setelah dolar AS kembali diminati pasar," kata Reny Eka Putri dikutip dari Antara. 

Indeks dolar AS kembali meningkat ke level 103-104 yang mengindikasikan penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama.

Reny mengatakan perkembangan pasar tenaga kerja AS yang membaik di tengah inflasi AS yang dinilai masih tetap tinggi sebesar 6,4 persen, mendorong The Fed masih tetap menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Angka inflasi itu masih jauh dari target yang disasar The Fed, yakni sebesar dua persen. Perkembangan tersebut juga meningkatkan spekulasi di pasar bahwa The Fed masih akan meningkatkan suku bunga acuannya pada tahun ini sampai ke terminal rate di kisaran 5,25 persen sampai dengan 5,5 persen.

Selain itu, Reny menuturkan menjelang akhir bulan, data-data domestik cenderung minim sehingga faktor eksternal akan lebih mendominasi pasar.

Menurut dia, sejak awal bulan, rilis data domestik sebenarnya cukup kuat dan membaik, namun tekanan eksternal masih tinggi sehingga mendorong keluarnya aliran dana asing.

Ia memperkirakan rupiah hari ini bergerak di kisaran 15.150 per dolar AS hingga 15.245 per dolar AS.

"Sebagai pelaku pasar tentunya kita harus dapat mengantisipasi faktor risiko seperti perubahan policy stance dari The Fed yang akan menimbulkan capital flight dan juga pelemahan perekonomian global," tuturnya.

Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya