Liputan6.com, Jakarta - Istilah episentrum kerap muncul saat gempa bumi terjadi. Biasanya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ketika merilis kejadian gempa akan dibarengi dengan episentrum gempa sebagai informasi pendukung.
Lalu, apa itu episentrum gempa?
Advertisement
Dikutip dari ilmugeografi.com, Jumat (24/2/2023), episentrum mempunyai pengertian gelombang gempa yang dapat dirasakan di permukaan bumi. Episentrum juga dapat diartikan sebagai gelombang yang merupakan hasil perambatan dari hiposentrum.
Hiposentrum sendiri adalah pusat titik gempa di dalam bumi. Hiposentrum diukur melalui gelombang seismik, yaitu gelombang elastik yang memancarkan getaran di dalam dan di permukaan bumi.
Hiposentrum sendiri merupakan titik pusat terjadinya gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi pada hiposentrum yang berada di bawah lapisan tanah, gempa tersebut akan merambatkan gelombang ke permukaan dengan bentuk lingkaran.
Gelombang tersebut semakin lama akan semakin meluas ke luar lalu kemudian menghilang. Titik pusat gempa bumi dalam skala besar yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
Hiposentrum dan episentrum dapat dianalogikan seperti air tenang yang mendapat tetesan air dari atas. Tetesan air tersebut akan mengubah air yang tenang menjadi bergelombang. Gelombang tersebut melingkari tempat pertama kali jatuhnya tetesan air. Gelombang akan terus melebar dan lama kelamaan memudar dan menghilang.
Episentrum ini mempunyai tugas menyebarkan sisa getaran. Selain itu, episentrum juga bisa meneruskan gelombang gempa yang dihasilkan hiposentrum dari bawah tanah menuju ke permukaan bumi.
Perbedaan Episentrum dan Hiposenter
Setelah mengetahui pengertian episentrum dan hiposenter, dipahami bahwa episentrum adalah permukaan titik pusat gempa, sedangkan hiposenter adalah titik gempa yang pertama dimulai dari dalam bumi.
Keduanya memang menunjukkan aktivitas terjadinya getaran gempa. Namun satu fokus yang menjadi perbedaan dari kedua hal ini adalah letak terjadinya guncangan gempa. Di mana hiposenter terjadi di dalam bumi, sedangkan episentrum cenderung merujuk pada tempat pertama di permukaan bumi yang mengalami guncangan.
Meskipun begitu, letak episentrum belum tentu menunjukkan hiposenter gempa, walaupun biasanya episentrum berada di atas fokus hiposenter. Khususnya, jika gempa yang terjadi sangat besar dan menyebar ke daerah yang luas.
Bisa jadi hiposenter awal menyebabkan guncangan energi terjadi ke beberapa wilayah. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan episentrum di wilayah lain yang bukan tepat di atas hiposenter justru mengalami guncangan yang lebih besar dan parah.
Advertisement