Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menghadiri pencatatan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 24 Februari 2023.
Dalam sambutannya, Arifin berharap agar PGE berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong kemanfaatan energi panas bumi ini untuk bisa mendukung ketersediaan energi bersih di Indonesia.
Advertisement
"Kita sangat memerlukan para pelaku usaha di bidang EBT (energi baru terbarukan). Kalau dibilang kapasitasnya PGE cuma 680 megawatt (MW), saya bilang ini cuma, tapi kesempatannya masih ada puluhan gigawatt yang ada di dalam negeri," kata Arifin dalam konferensi pers, Jumat (24/2/2023).
Dia bilang, industri di Tanah Air sangat membutuhkan energi bersih agar mampu bersaing di pasar internasional. Dengan demikian, ia meminta Pertamina Geothermal Energy ini tidak hanya melihat energi bersih panas bumi saja, akan tetapi bisa memanfaatkan energi bersih lainnya.
"Tahun 2060 Indonesia diperkirakan akan membutuhkan lebih dari 500 gigawatt semuanya EBT, 50 persennya antara lain dari matahari, kemudian air, angin, dan panas bumi. Jadikanlah semua ini sebagai modal dasar geothermal pekerjaannya rumit, tapi kalau sudah bisa mengerjakan yang rumit, yang lainnya enggak rumit lagi," kata dia.
Ia melihat, Indonesia masih membutuhkan perusahaan-perusahaan yang ingin terjun ke dalam bidang EBT. Menurut dia, masih sangat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.
"Untuk itu, PGE harus tetap yakin dan kembangkanlah kemampuan manajemen supaya perusahaan bisa berkembang dan bisa menjadi role model," ujarnya.
Soal Harga Saham PGEO, Wamen BUMN I Pahala Harap Pasar Modal Lihat Kinerja Fundamental
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai kesuksesan penawaran umum perdana saham (initial public offering) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk tidak hanya dilihat dari harga sahamnya.
"Saya rasa kalau dibilang tidak sukses tidak juga, kita harus melihat bagaimana IPO itu dari sisi fundamental. Hasil dana yang dihimpun Rp 9 triliun, itu kalau menurut saya dari jumlah yang ditawarkan dengan kebutuhan dana kita ternyata oversubscribe dengan angka yang cukup baik," kata Wakil Menteri BUMN (Wamen BUMN) I Pahala Nugraha Mansury dalam konferensi pers, Jumat (24/3/2023).
Dengan demikian, Pahala mengaku kurang setuju jika IPO Pertamina Geothermal Energy disebut tidak sukses. Dia bilang, masyarakat maupun investor harus melihat kinerja secara menyeluruh. Ia juga berharap dengan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), investor akan melihat dari sisi kinerja fundamental serta kinerja perusahaan dalam jangka menengah atau jangka panjang.
"Dilihat saja kinerja perusahaan ke depan, karena harapan kami pasar modal melihat bagaimana fundamental," kata dia.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Februari 2023 sesi pertama, saham PGEO melemah 6,86 persen ke posisi Rp 815 per saham. Saham PGEO dibuka naik ke posisi Rp 925 per saham. Saham PGEO berada di level tertinggi Rp 925 dan terendah Rp 815 per saham. Total frekuensi perdagangan 38.093 kali dengan volume perdagangan 4.502.049 saham. Nilai transaksi Rp 374,9 miliar.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk resmi tercatat dengan kode emiten PGEO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat, 24 Februari 2023.
Mengutip data RTI, saham PGEO dibuka naik Rp 50 ke posisi Rp 925 per saham dari harga awal Rp 875. Harga saham PGEO berada di posisi Rp 815 atau turun 6,86 persen pada pukul 11.40 WIB.
Saham PGEO berada di level tertinggi Rp 925 dan terendah Rp 815 per saham. Total frekuensi perdagangan 38.032 kali dengan volume perdagangan 448,56 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 373,12 miliar.
Tak hanya itu, penawaran umum IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat cerah bagi Perseroan dan sebagai indikator positif tingkat kepercayaan investor kepada PGE.
Advertisement
Saham PGEO Masuk Indeks Syariah
Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk mencatatkan saham perdana di papan utama pada perdagangan saham, Jumat (24/2/2023).
Perseroan mencatatkan saham perdana dengan kode saham PGEO. Jumlah saham yang akan dicatatkan sebesar 41,49 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri sebesar 31,04 miliar saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 10,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Harga penawaran Rp 875 per saham sehingga Pertamina Geothermal Energy meraup dana Rp 9,09 triliun dari IPO.
Selain itu, BEI juga telah memasukkan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hal tersebut berlaku efektif mulai 24 Februari 2023 hingga review daftar efek syariah (DES) berikutnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BEI memasukkan saham Pertamina Geothermal Energy dalam indeks syariah dengan menunjuk pada Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor Kep-16/D.04/2023 tentang Penetapan Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. sebagai Efek Syariah yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2023. Selain itu juga Pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No. Peng-00097/BEI.PSH/05-2011 tanggal 11 Mei 2011 tentang “Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”.
Wamen BUMN Harap IPO Pertamina Geothermal Energy Kerek Pendapatan
Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk optimistis pertumbuhan kinerja akan lebih baik lagi usai penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, pihaknya akan mempertahankan kinerja yang baik pada masa yang akan datang.
"Manajemen Direksi PGE akan terus fokus dalam melakukan kegiatan safety, operasional excellence. Kita juga berharap kinerja baik terjaga selama ini akan kita teruskan di masa-masa mendatang dan akan lebih baik lagi," kata Ahmad dalam konferensi pers, Jumat (24/2/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, secara historis total dari pendapatan PGE setiap tahun meningkat 5-10 persen.
"Kami harap upaya IPO bisa terus tingkatkan kinerja dari PGE, selama ini total dari pendapatan PGE setiap tahun meningkat 5-10 persen," kata Pahala.
Pertamina Geothermal Energy memiliki rekam jejak kinerja keuangan yang solid. Pendapatan PGE mencapai USD 287 juta hingga akhir kuartal III 2022 atau tumbuh 3,9 persen year-on-year (yoy) atau hampir 4 persen.
Rapor pertumbuhan pendapatan ini melanjutkan tren positif kinerja top line PGE dalam tiga tahun terakhir atau pada rentang 2019-2021. Tercatat, pendapatan tiap tahunnya yakni USD 328 juta pada 2019, USD 354 juta pada 2020, dan USD 369 juta pada 2021.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, PGE membukukan kenaikan laba bersih signifikan 67,8 persen secara tahunan menjadi USD 111 juta pada September 2022. Net profit margin (NPM) juga melesat dari 24 persen pada kuartal III 2021 menjadi 38,8 persen per akhir kuartal III 2022.
Advertisement